29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tekan Angka Stunting, Warga Medan Utara Diminta Manfaatkan Layanan Posyandu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengaku akan terus berfokus dalam menekan angka stunting pada anak di Kota Medan, khususnya di daerah Medan Utara yang menjadi kawasan angka stunting paling tinggi di Kota Medan. Di tahun 2024 mendatang, angka stunting di Kota Medan diharapkan dapat semakin teratasi.

Hal itu terungkap saat Anggota Komisi II DPRD Medan, T. Edriansyah Rendy SH M.Kn menggelar Sosialisasi Produk Hukum Daerah Kota Medan No.4 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota Medan di Jalan Young Panah Hijau Gg Tambak Lingkungan 9, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Minggu (24/12/2023) sore.

“Alhamdulillah berkat perhatian yang serius dari Pemko Medan dan semua pihak yang mendukung, saat ini angka stunting di Kota Medan semakin berkurang. Kedepan di tahun 2024, kita akan terus berfokus untuk menekan angka stunting di Kota Medan,” ucap perwakilan Puskesmas Terjun Medan Marelan, Rosnani Purba dalam kegiatan itu.

Oleh sebab itu, dalam kegiatan yang turut dihadiri perwakilan BPJS Kesehatan Julianus Dedy Pranata, koordinator PKH Kota Medan Dedy Irwanto Pardede, dan Sekretaris Lurah Labuhan Deli Eliana Siba tersebut, Rosnani meminta masyarakat agar mendukung upaya-upaya yang dilakukan Pemko Medan dalam terus menekan angka stunting.

Diantaranya, dengan memanfaatkan layanan pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang digelar secara rutin setiap bulannya.

“Kami minta tolong, ibu-ibu tolong yang punya bayi atau balita agar membawa anaknya ke posyandu. Sebab dengan membawa anak-anak kita ke posyandu, kita akan bisa melihat tumbuh kembang anak-anak kita. Bila masih ada yang mengalami stunting, tentunya akan ada perhatian yang akan diberikan,” ujarnya.

Kemudian, Rosnani pun mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Mengingat, kebersihan lingkungan sangat berkaitan erat dengan kondisi kesehatan warga di lingkungan tersebut.

“Mulailah dari menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar kita, apalagi kebersihan adalah sebagian dari iman. Bila kebersihan bisa kita jaga, mudah-mudahan kesehatan kita juga akan terjaga,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Edriansyah Rendy yang merupakan Anggota DPRD Medan dari Fraksi NasDem tersebut tampak memberikan kesempatan kepada ratusan warga yang hadir untuk menyampaikan aspirasi atau keluhannya.

Mendapatkan kesempatan, sejumlah warga pun memanfaatkannya dengan menyampaikan berbagai keluhan. Diantaranya soal pelayanan sejumlah rumah sakit yang kerap menolak pasien BPJS Kesehatan dengan alasan penuhnya kamar rawat inap.

“RS sering menolak pasien (BPJS Kesehatan) dengan alasan bilang nggak ada ruangan, padahal kalau pasien umum pasti ada ruangannya,” keluh salah seorang warga, Sri Hartini.

Kemudian salah seorang warga lainnya, Asmiati, mengaku heran atas kondisi kakaknya yang bernama Masnah karena tidak pernah mendapatkan bantuan sosial lansia. Padahal tak hanya berstatus sebagai lansia, namun Masnah juga merupakan seorang warga miskin yang berstatus janda.

“Kakak saya yang namanya Masnah itu sudah lansia, dia janda, kerjanya pun cari-cari botot, tapi nggak ada dia dapat bantuan untuk lansia-lansia itu. Tolong dibantu lah kakak saya itu,” tuturnya.

Mendapatkan berbagai keluhan dari warga, Edriansyah Rendy pun meminta sejumlah pihak yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk menjawab sekaligus memberikan solusi atas keluhan-keluhan warga tersebut.

Tak hanya itu, Rendy pun mengaku akan menindaklanjuti keluhan-keluhan warga tersebut kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengaku akan terus berfokus dalam menekan angka stunting pada anak di Kota Medan, khususnya di daerah Medan Utara yang menjadi kawasan angka stunting paling tinggi di Kota Medan. Di tahun 2024 mendatang, angka stunting di Kota Medan diharapkan dapat semakin teratasi.

Hal itu terungkap saat Anggota Komisi II DPRD Medan, T. Edriansyah Rendy SH M.Kn menggelar Sosialisasi Produk Hukum Daerah Kota Medan No.4 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota Medan di Jalan Young Panah Hijau Gg Tambak Lingkungan 9, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Minggu (24/12/2023) sore.

“Alhamdulillah berkat perhatian yang serius dari Pemko Medan dan semua pihak yang mendukung, saat ini angka stunting di Kota Medan semakin berkurang. Kedepan di tahun 2024, kita akan terus berfokus untuk menekan angka stunting di Kota Medan,” ucap perwakilan Puskesmas Terjun Medan Marelan, Rosnani Purba dalam kegiatan itu.

Oleh sebab itu, dalam kegiatan yang turut dihadiri perwakilan BPJS Kesehatan Julianus Dedy Pranata, koordinator PKH Kota Medan Dedy Irwanto Pardede, dan Sekretaris Lurah Labuhan Deli Eliana Siba tersebut, Rosnani meminta masyarakat agar mendukung upaya-upaya yang dilakukan Pemko Medan dalam terus menekan angka stunting.

Diantaranya, dengan memanfaatkan layanan pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang digelar secara rutin setiap bulannya.

“Kami minta tolong, ibu-ibu tolong yang punya bayi atau balita agar membawa anaknya ke posyandu. Sebab dengan membawa anak-anak kita ke posyandu, kita akan bisa melihat tumbuh kembang anak-anak kita. Bila masih ada yang mengalami stunting, tentunya akan ada perhatian yang akan diberikan,” ujarnya.

Kemudian, Rosnani pun mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Mengingat, kebersihan lingkungan sangat berkaitan erat dengan kondisi kesehatan warga di lingkungan tersebut.

“Mulailah dari menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar kita, apalagi kebersihan adalah sebagian dari iman. Bila kebersihan bisa kita jaga, mudah-mudahan kesehatan kita juga akan terjaga,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Edriansyah Rendy yang merupakan Anggota DPRD Medan dari Fraksi NasDem tersebut tampak memberikan kesempatan kepada ratusan warga yang hadir untuk menyampaikan aspirasi atau keluhannya.

Mendapatkan kesempatan, sejumlah warga pun memanfaatkannya dengan menyampaikan berbagai keluhan. Diantaranya soal pelayanan sejumlah rumah sakit yang kerap menolak pasien BPJS Kesehatan dengan alasan penuhnya kamar rawat inap.

“RS sering menolak pasien (BPJS Kesehatan) dengan alasan bilang nggak ada ruangan, padahal kalau pasien umum pasti ada ruangannya,” keluh salah seorang warga, Sri Hartini.

Kemudian salah seorang warga lainnya, Asmiati, mengaku heran atas kondisi kakaknya yang bernama Masnah karena tidak pernah mendapatkan bantuan sosial lansia. Padahal tak hanya berstatus sebagai lansia, namun Masnah juga merupakan seorang warga miskin yang berstatus janda.

“Kakak saya yang namanya Masnah itu sudah lansia, dia janda, kerjanya pun cari-cari botot, tapi nggak ada dia dapat bantuan untuk lansia-lansia itu. Tolong dibantu lah kakak saya itu,” tuturnya.

Mendapatkan berbagai keluhan dari warga, Edriansyah Rendy pun meminta sejumlah pihak yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk menjawab sekaligus memberikan solusi atas keluhan-keluhan warga tersebut.

Tak hanya itu, Rendy pun mengaku akan menindaklanjuti keluhan-keluhan warga tersebut kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti. (map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/