MEDAN, SUMUTPOS.CO – DAlam dua pekan terakhir, kasus baru Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) mengalami tren peningkatan. Menurut data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, hingga Senin (25/1), kasus baru positif bertambah 92 orang dan pasien sembuh hanya bertambah 85 orang.
“Akumulasi kasus virus corona 20.313 setelah bertambah 92 orang, Sementara pasien sembuh 17.565 orang setelah bertambah 85 orang,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah.
Aris menerangkan, jumlah terbanyak kasus baru positif didapatkan dari Medan 31 orang, Deliserdang 15 orang, Pematangsiantar 12 orang, Langkat 11 orang, Tapanuli Tengah dan Dairi masing-masing 4 orang, Binjai, Simalungun dan Batubara masing-masing 2 orang. Kemudian, Tebingtinggi, Karo, Asahan, Tapanuli Utara, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Samosir, Serdangbedagai, dan Padang Lawas masing-masing menyumbangkan 1 orang.
Sedangkan penambahan angka sembuh dari Serdangbedagai 28 orang, Langkat 21 orang, Medan dan Pakpak Bharat masing-masing 10 orang, Tebingtinggi dan Deliserdang masing-masing 4 orang. Selanjutnya, Pematangsiantar dan Toba masing-masing 2 orang, Karo, Simalungun, Labuhanbatu, dan Samosir masing-masing 1 orang.
“Angka kematian Covid-19 juga bertambah, kali ini 4 orang dari Sedangbedagai 3 orang dan Langkat 1 orang. Dengan penambahan tersebut, akumulasinya menjadi 730 orang. Selain itu, angka suspek bertambah 22 orang sehingga akumulasinya menjadi 929 orang,” tandasnya.
RS Hampir Penuh
Peningkatan kasus Covid-19 di Sumut dinilai sebagai dampak dari berkurangnya kedisiplinan protokol kesehatan (prokes) pada akhir tahun lalu hingga awal tahun 2021. Rata-rata jumlah penambahan konfirmasi positif Covid-19 pada 14 hari terakhir sebesar 85,3 kasus per hari.
Walau sempat menurun di pertengahan Januari, penambahan kasus positif terus meningkat 88 kasus pada 24 Januari 2021. Karena itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta kabupaten/kota kembali perkuat prokes dan fasilitas kesehatan.
“Kondisi saat ini sangat memprihatinkan, bukan hanya di Sumut, tetapi juga Indonesia. Bayangkan, di Jakarta ada pasien Covid-19 yang harus dirawat di kursi roda, tidak di tempat tidur lagi karena tempat tidur perawatan sudah habis. Di Medan, rumah sakit juga sudah hampir penuh. Jadi kabupaten/kota perlu tingkatkan prokes dan kemampuan merawat pasien. Ttidak semua dikirim ke Medan,” kata Edy Rahmayadi pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 di Provinsi Sumut secara virtual di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Senin (25/1).
Pada rakor virtual yang dihadiri kepala daerah kabupaten/kota se-Sumut tersebut, Edy Rahmayadi juga meminta setiap kepala daerah membuat langkah yang nyata dalam pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19. Menurutnya, beberapa bulan terakhir berbagai daerah di Sumut telah menurun kedisiplinannya mencegah penyebaran Covid-19.
“Saya harap kepala daerah memahami kondisi saat ini. Kita perlu ambil langkah yang konkret. Lakukan kembali hal-hal seperti saat pertama kita terkena wabah ini, jangan kendur. Saya yakin, bila bersama kita bisa melewati ini,” jelas Edy.
Per tanggal 24 Januari, kasus di Kota Medan sudah mencapai 9.927 dengan pertambahan kasus baru 56 orang, sedangkan Deliserdang 2.527 kasus dengan pertambahan kasus 15 orang. Ini membuat Edy Rahmayadi cukup prihatin, karena Medan lebih sering dijadikan muara bagi daerah untuk perawatan penanganan pasien Covid-19.
“Lakukanlah penyekatan, lakukan perawatan di daerah. Bisa dikirim ke sini (Medan) bila kondisinya berat, kita akan siapkan perawatannya. Bayangkan di Medan ada pasien dari seluruh kabupaten/kota di Sumut, bahkan dari Aceh, Riau, Kalimantan, kita khawatir RS di Medan tidak cukup kapasitasnya karena melihat pertambahan kasus yang cukup signifikan 14 hari terakhir,” kata Edy Rahmayadi, yang di dampingi Kadis Kesehatan Pemprov Sumut Alwi Mujahit.
Selain peningkatan Prokes 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilisasi, Edy Rahmayadi berpesan agar memperhatikan Bed Occupancy Rate (tingkat kemanfaatan tempat tidur) dengan meningkatkan kapasistas tempat tidur di RS rerata 30-40%.
Menurunkan angka kematian dengan cara tidak terlambat dalam melakukan test PCR dan tes PCR bagi seluruh tenaga kesehatan (nakes) dua minggu sekali.
Edy Rahmayadi juga berpesan agar kabupaten/kota laksanakan program vaksinasi termasuk pendataan, sosialisasi dan menyiapkan dana. “Diminta kepada Bupati/Walikota memastikan ketersediaan dana untuk proses vaksinasi masing-masing sebesar 4% dan dana DAU (Dana Alokasi Umum) dan bagi hasil yang diterima dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Selain Kepala Daerah se-Sumut Rakor virtual ini juga dihadiri Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Arsyad Lubis, Koordinator Medis dan Paramedis Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Hidayani Saragih dan LO BNPN untus Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Dahlan Harahap. Selain itu Rakor virtual ini juga dihadiri Kadis Kesehatan kabupaten/kota se-Sumut dan OPD terkait. (ris/prn)