31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Cut Dian Pilih Jadi Single Parent

Menjenguk Istri Direktur DPD Partai Demokrat Pasca Melahirkan

“Saya hanya wanita biasa. Rasa sakit dalam hati pasti ada. Namun saya nggak mau menyesali yang sudah terjadi. Semuanya adalah kehendak Allah. Rumah tangga saya memang tidak bisa dipertahankan lagi karena sudah tidak ada kejujuran dan kepercayaan diantara kami. Dalam kondisi seperti ini saya berusaha untuk tetap sabar”

Farida Noris Ritonga, Medan

Kata-kata itu, begitu saja meluncur dibibir Cut Dian Satriani (34). Tanpa ekspresi sama sekali. Namun beberapa saat kemudian, mimik wajahnya berubah. Jelas terlihat kesedihan diraut wajahnya yang lelah. Meski istri dari Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sumut, Borkat Hasibuan ini berusaha untuk tegar atas kekisruhan yang terjadi dalam rumah tangganya.

Saat ditemui Sumut Pos, Sabtu (25/2) dikediamannya di Jalan Damar 3 No 23, Kelurahan Pulo Brayan Darat 2, Kecamatan Medan Timur, para kerabat dekat Cut Dian terlihat silih berganti datang ke rumah besar ber-cat kuning itu untuk menjenguknya. Maklum, Cut Dian baru saja melahirkan putri semata wayangnya di RSIA Rosiva Medan. Namun dalam pemulihan, Cut Dian memutuskan untuk pulang dan menjalani rawat jalan meski bekas operasi caesar itu belum juga pulih.

“Bosan di rumah sakit. Hanya dinding putih saja yang bisa saya lihat. Memang selama di sana, banyak juga kerabat yang datang menghibur dan melihat kondisi saya setelah melahirkan. Tanggal 24 Februari kemarin, saya minta rawat jalan aja. Sebenarnya saya ingin segera bekerja lagi. Jenuh kalau terlalu lama di rumah. Tapi ibu mengharuskan saya supaya selama 40 hari tetap di rumah untuk pemulihan,” terangnya.

Pada 21 Februari lalu, dengan menjalani operasi caesar, Cut Dian telah melahirkan bayi perempuan dengan berat 3,55 kg dan panjang 49 cm yang diberi nama “Dian Cahaya Salsabila” yang berarti Cahaya mata a air di surga yang merupakan sumber kehidupan. Nama itu dipilihnya karena memiliki makna serta segudang harapan untuk putrinya kelak.

“Nama itu diambil dari nama awal saya yaitu Dian. Saya ingin nantinya anak saya bisa tegar seperti saya. Sedangkan kata Cahaya diambil dari nama opung karena saya sangat menyayangi beliau dan Salsabila berarti mata air surga. Kondisinya sehat-sehat aja, tadi saya baru saja menyusukan dia, setelah itu menidurkannya,” ujarnya lagi.

Setelah melahirkan, pada 21 Februari sore, Borkat Hasibuan pernah menjenguknya. Ditemani tiga orang temannya, sang suami melihat putri semata wayang mereka. “Sorenya setelah saya operasi, dia datang. Saya nggak melarang, karena itu juga darah dagingnya. Meski kedatangannya hanya untuk melihat bayi kami, itu tidak menjadi masalah. Hanya satu jam dia dirumah sakit, kita juga nggak banyak bicara, setelah itu, dia pergi,” jelas Cut.

April 2012 mendatang, kata Cut Dian, genap 6 tahun pernikahan mereka. “Lima tahun lalu, rumah tangga kami aman-aman saja. Nggak pernah terjadi cekcok. Seperti biasa dia juga pulang kerumah meski pulangnya larut malam. Saya nggak pernah mempermasalahkan. Walaupun dia hampir tidak pernah punya waktu untuk saya, nggak pernah saya protes. Karena dulunya saya sangat percaya dia. Tapi belakangan ini, puncaknya Mei 2011 lalu, rumah tangga kami mulai goyang. Sekali curiga saya mencari kebenarannya,” ungkap Cut Dian berusaha kembali mengingat kejadian itu.

Sejak itu, tambahnya lagi, perhatian sang suami terhadap dirinya sudah hilang. Bahkan Borkat yang disebut-sebut selingkuh dengan Megalia Agustina, anggota Fraksi Demokrat DPRD Sumut itu tidak pernah menelponnya selama diluar. Perubahan itu sangat jelas terasa. Karena sudah tidak adanya kejujuran dan kepercayaan, mereka putuskan untuk pisah ranjang. Sejak 5 Februari 2012, Borkat tidak pernah menginjakkan kaki kerumah itu lagi, meski pada saat itu, Cut Dian sedang hamil tua.

“Kecurigaan saya terbukti. Ternyata dia selingkuh dengan wanita lain. Saya pernah menggugat cerai dia, tapi karena kehamilan saya sudah waktunya, maka gugatan itu ditarik kembali. Nantinya setelah proses penyembuhan, dia akan saya gugat cerai lagi. Didalam rumah tangga harusnya ada sakinah, mawaddah, warrahmah. Tapi kalau salah satunya tidak ada, sebaiknya hubungan itu tidak usah diteruskan. Karena akan menyakiti salah satu pihak,” tegas Cut Dian.

Saat ini, dirinya hanya menunggu proses dari DPRD Sumut atas aduannya. “Saya ini juga wakil rakyat. Saya mengadu kepada anggota dewan yang menjadi wakil saya. Kita akan tunggu bagaimana kelanjutannya. Saya ingin pengaduan saya ke DPRD Sumut beberapa waktu lalu diproses sesuai janji mereka,” harapnya lagi.

Kini, menjadi “single parent” adalah pilihan satu-satunya bagi Cut Dian dalam merawat dan membesarkan putrinya. Baginya tidak ada yang perlu disesali atas keretakan rumah tangga mereka. Semua ketentuan sudah digaris tangankan oleh Allah. Tidak ada yang bisa menolak takdir dari-Nya termasuk jodoh.
“Mungkin kami memang nggak jodoh. Saya nggak mau larut dalam kesedihan. Single parent dalam membesarkan anak bukan berarti kegagalan. Itu semua tergantung didikan orangtua. Saya hanya berharap, anak saya menjadi putri yang berbakti dan selalu menyayangi saya,” bebernya mengakhiri pembicaraan siang itu. (*)

Menjenguk Istri Direktur DPD Partai Demokrat Pasca Melahirkan

“Saya hanya wanita biasa. Rasa sakit dalam hati pasti ada. Namun saya nggak mau menyesali yang sudah terjadi. Semuanya adalah kehendak Allah. Rumah tangga saya memang tidak bisa dipertahankan lagi karena sudah tidak ada kejujuran dan kepercayaan diantara kami. Dalam kondisi seperti ini saya berusaha untuk tetap sabar”

Farida Noris Ritonga, Medan

Kata-kata itu, begitu saja meluncur dibibir Cut Dian Satriani (34). Tanpa ekspresi sama sekali. Namun beberapa saat kemudian, mimik wajahnya berubah. Jelas terlihat kesedihan diraut wajahnya yang lelah. Meski istri dari Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sumut, Borkat Hasibuan ini berusaha untuk tegar atas kekisruhan yang terjadi dalam rumah tangganya.

Saat ditemui Sumut Pos, Sabtu (25/2) dikediamannya di Jalan Damar 3 No 23, Kelurahan Pulo Brayan Darat 2, Kecamatan Medan Timur, para kerabat dekat Cut Dian terlihat silih berganti datang ke rumah besar ber-cat kuning itu untuk menjenguknya. Maklum, Cut Dian baru saja melahirkan putri semata wayangnya di RSIA Rosiva Medan. Namun dalam pemulihan, Cut Dian memutuskan untuk pulang dan menjalani rawat jalan meski bekas operasi caesar itu belum juga pulih.

“Bosan di rumah sakit. Hanya dinding putih saja yang bisa saya lihat. Memang selama di sana, banyak juga kerabat yang datang menghibur dan melihat kondisi saya setelah melahirkan. Tanggal 24 Februari kemarin, saya minta rawat jalan aja. Sebenarnya saya ingin segera bekerja lagi. Jenuh kalau terlalu lama di rumah. Tapi ibu mengharuskan saya supaya selama 40 hari tetap di rumah untuk pemulihan,” terangnya.

Pada 21 Februari lalu, dengan menjalani operasi caesar, Cut Dian telah melahirkan bayi perempuan dengan berat 3,55 kg dan panjang 49 cm yang diberi nama “Dian Cahaya Salsabila” yang berarti Cahaya mata a air di surga yang merupakan sumber kehidupan. Nama itu dipilihnya karena memiliki makna serta segudang harapan untuk putrinya kelak.

“Nama itu diambil dari nama awal saya yaitu Dian. Saya ingin nantinya anak saya bisa tegar seperti saya. Sedangkan kata Cahaya diambil dari nama opung karena saya sangat menyayangi beliau dan Salsabila berarti mata air surga. Kondisinya sehat-sehat aja, tadi saya baru saja menyusukan dia, setelah itu menidurkannya,” ujarnya lagi.

Setelah melahirkan, pada 21 Februari sore, Borkat Hasibuan pernah menjenguknya. Ditemani tiga orang temannya, sang suami melihat putri semata wayang mereka. “Sorenya setelah saya operasi, dia datang. Saya nggak melarang, karena itu juga darah dagingnya. Meski kedatangannya hanya untuk melihat bayi kami, itu tidak menjadi masalah. Hanya satu jam dia dirumah sakit, kita juga nggak banyak bicara, setelah itu, dia pergi,” jelas Cut.

April 2012 mendatang, kata Cut Dian, genap 6 tahun pernikahan mereka. “Lima tahun lalu, rumah tangga kami aman-aman saja. Nggak pernah terjadi cekcok. Seperti biasa dia juga pulang kerumah meski pulangnya larut malam. Saya nggak pernah mempermasalahkan. Walaupun dia hampir tidak pernah punya waktu untuk saya, nggak pernah saya protes. Karena dulunya saya sangat percaya dia. Tapi belakangan ini, puncaknya Mei 2011 lalu, rumah tangga kami mulai goyang. Sekali curiga saya mencari kebenarannya,” ungkap Cut Dian berusaha kembali mengingat kejadian itu.

Sejak itu, tambahnya lagi, perhatian sang suami terhadap dirinya sudah hilang. Bahkan Borkat yang disebut-sebut selingkuh dengan Megalia Agustina, anggota Fraksi Demokrat DPRD Sumut itu tidak pernah menelponnya selama diluar. Perubahan itu sangat jelas terasa. Karena sudah tidak adanya kejujuran dan kepercayaan, mereka putuskan untuk pisah ranjang. Sejak 5 Februari 2012, Borkat tidak pernah menginjakkan kaki kerumah itu lagi, meski pada saat itu, Cut Dian sedang hamil tua.

“Kecurigaan saya terbukti. Ternyata dia selingkuh dengan wanita lain. Saya pernah menggugat cerai dia, tapi karena kehamilan saya sudah waktunya, maka gugatan itu ditarik kembali. Nantinya setelah proses penyembuhan, dia akan saya gugat cerai lagi. Didalam rumah tangga harusnya ada sakinah, mawaddah, warrahmah. Tapi kalau salah satunya tidak ada, sebaiknya hubungan itu tidak usah diteruskan. Karena akan menyakiti salah satu pihak,” tegas Cut Dian.

Saat ini, dirinya hanya menunggu proses dari DPRD Sumut atas aduannya. “Saya ini juga wakil rakyat. Saya mengadu kepada anggota dewan yang menjadi wakil saya. Kita akan tunggu bagaimana kelanjutannya. Saya ingin pengaduan saya ke DPRD Sumut beberapa waktu lalu diproses sesuai janji mereka,” harapnya lagi.

Kini, menjadi “single parent” adalah pilihan satu-satunya bagi Cut Dian dalam merawat dan membesarkan putrinya. Baginya tidak ada yang perlu disesali atas keretakan rumah tangga mereka. Semua ketentuan sudah digaris tangankan oleh Allah. Tidak ada yang bisa menolak takdir dari-Nya termasuk jodoh.
“Mungkin kami memang nggak jodoh. Saya nggak mau larut dalam kesedihan. Single parent dalam membesarkan anak bukan berarti kegagalan. Itu semua tergantung didikan orangtua. Saya hanya berharap, anak saya menjadi putri yang berbakti dan selalu menyayangi saya,” bebernya mengakhiri pembicaraan siang itu. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/