32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bayi Tanpa Batok Kepala Dirujuk ke Pirngadi

Entah Kenapa Saya Takut USG…

Bayi pasangan Sari Rianti (17) dan Rudi Kusmawanti (27), warga Jalan Kemiri, Gang Sederhana, Suka Dono, Deli Serdang, harus mendapat perawatan intensif di Ruang Perinatologi Lantai IV RSU Pirngadi Medan. Pasalnya, bayi yang baru dilahirkan ini tidak memiliki batok kepala
atau An Enchepali.

Dengan menumpang becak bermotor (betor), bidan dari Klinik Ekasari Jalan Gaperta Ujung Medan membawa bayi yang belum sempat diberi nama tersebut ke RSU dr Pirngadi Medan, Kamis (24/3) malam pukul 20.50 WIB. Dia terburu-buru memasuki ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Selanjutnya, bayi tersebut dibawa ke Ruang Perinatologi Lantai IV RSU Pirngadi Medan.

Untuk mengetahui latar belakang bayin tersebut, wartawan koran ini mendatangi rumah ibu bayi malang tersebut, Jumat (25/3). Namun, wartawan koran ini tidak bertemu dengan orangtua bayi malang itu. “Sari masih menjalani perawatan di Klinik Ekasari, coba cek ke sana saja,” saran kakak ipar Sari Rianti.

Kemudian waratawan koran ini mendatangi klinik dimaksud. Terlihat Sari terbaring lemas pasca persalinan anak pertamanya itu. Saat itu, Sari ditemani ibu kandungnya.

“Saya sudah tahu kondisi anak saya dari bidan. Saya sangat terkejut saat mengetahui kondisi anak saya. Anak saya lahir dengan berat badan 2,1 Kg. Tapi langsung dirujuk ke Pirngadi karena kondisinya yang nggak wajar,” kata Sari membuka cerita.

Menurutnya, selama masa kehamilan, dia selalu memeriksakan kandungannya ke Klinik Mariana. “Memang saat saya memeriksakan kehamilan saya, bukan langsung bidannya yang menangani, tapi perawatnya,” kata Sari.

Namun, pemeriksaan tersebut hanya berlanjut hingga tiga bulan. “Saya melakukan pemeriksaan di klinik. Tapi untuk pemeriksaan USG, saya nggak berani, entah kenapa saya takut. Setelah usia kandungan tujuh bulan, saya nggak pernah periksa kehamilan lagi,” urainya.

Selama mengandung, dirinya selalu mengkonsumsi susu dan jamu-jamuan. “Tiap periksa kehamilan ke klinik, saya sering juga dikasih minum vitamin. Selain itu, bawaan hamil saya juga bagus. Saya nggak pernah jatuh dan nggak pernah kerja yang berat,” katanya.

Sari mengungkapkan, dirinya sudah dua tahun menikah dengan suaminya yang bekerja sebagai buruh bangunan di daerah Aek Kanopan. “Suami saya belum tahu kondisi anak kami. Yang dia tahu saya sudah melahirkan dengan selamat,” katanya lagi.

Disebutkannya, untuk biaya persalinan, dirinya harus menyicil dengan pihak klinik. Pasalnya, dirinya tidak terdaftar dalam peserta Jamkesmas.

“Saya sangat berharap putri saya bisa sehat seperti bayi yang lain. Untuk biaya selama di rumah sakit, saya juga mengharapkan bantuan dari dermawan,” bebernya lagi.

Saat dikonfirmasi melalui telepon, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dr Masdulhaq SpOG mengaku sudah mendapat kabar kasus yang dialami bayi tersebut. “Saya dapat kabar dari Kepala Puskesmas,” ungkapnya.

Menurutnya, karena keluarga Sari tidak terdaftar di Jamkesmas, maka bisa ditanggulangi dengan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Pemkab Deli Serdang. Jamkesda tersebut merupakan bantuan sosial dari Pemkab yang mengcover pembiayaan kesehatan warga miskin yang tidak tercover di Jamkesmas.

Teknisnya pihak keluarga mengurus administrasinya di Dinas Sosial Deli Serdang. Kemudian, surat tersebut dibawa ke rumah sakit umum daerah Deli Serdang. Kalau rumah sakit tidak mampu merawatnya, maka rumah sakit bisa merujuk ke rumah sakit pemerintah yang ada.
“Biasanya kasus seperti ini hanya dirawat-rawat saja, tidak dilakukan operasi,” tambah Masdulhaq.(mag-7)

Entah Kenapa Saya Takut USG…

Bayi pasangan Sari Rianti (17) dan Rudi Kusmawanti (27), warga Jalan Kemiri, Gang Sederhana, Suka Dono, Deli Serdang, harus mendapat perawatan intensif di Ruang Perinatologi Lantai IV RSU Pirngadi Medan. Pasalnya, bayi yang baru dilahirkan ini tidak memiliki batok kepala
atau An Enchepali.

Dengan menumpang becak bermotor (betor), bidan dari Klinik Ekasari Jalan Gaperta Ujung Medan membawa bayi yang belum sempat diberi nama tersebut ke RSU dr Pirngadi Medan, Kamis (24/3) malam pukul 20.50 WIB. Dia terburu-buru memasuki ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Selanjutnya, bayi tersebut dibawa ke Ruang Perinatologi Lantai IV RSU Pirngadi Medan.

Untuk mengetahui latar belakang bayin tersebut, wartawan koran ini mendatangi rumah ibu bayi malang tersebut, Jumat (25/3). Namun, wartawan koran ini tidak bertemu dengan orangtua bayi malang itu. “Sari masih menjalani perawatan di Klinik Ekasari, coba cek ke sana saja,” saran kakak ipar Sari Rianti.

Kemudian waratawan koran ini mendatangi klinik dimaksud. Terlihat Sari terbaring lemas pasca persalinan anak pertamanya itu. Saat itu, Sari ditemani ibu kandungnya.

“Saya sudah tahu kondisi anak saya dari bidan. Saya sangat terkejut saat mengetahui kondisi anak saya. Anak saya lahir dengan berat badan 2,1 Kg. Tapi langsung dirujuk ke Pirngadi karena kondisinya yang nggak wajar,” kata Sari membuka cerita.

Menurutnya, selama masa kehamilan, dia selalu memeriksakan kandungannya ke Klinik Mariana. “Memang saat saya memeriksakan kehamilan saya, bukan langsung bidannya yang menangani, tapi perawatnya,” kata Sari.

Namun, pemeriksaan tersebut hanya berlanjut hingga tiga bulan. “Saya melakukan pemeriksaan di klinik. Tapi untuk pemeriksaan USG, saya nggak berani, entah kenapa saya takut. Setelah usia kandungan tujuh bulan, saya nggak pernah periksa kehamilan lagi,” urainya.

Selama mengandung, dirinya selalu mengkonsumsi susu dan jamu-jamuan. “Tiap periksa kehamilan ke klinik, saya sering juga dikasih minum vitamin. Selain itu, bawaan hamil saya juga bagus. Saya nggak pernah jatuh dan nggak pernah kerja yang berat,” katanya.

Sari mengungkapkan, dirinya sudah dua tahun menikah dengan suaminya yang bekerja sebagai buruh bangunan di daerah Aek Kanopan. “Suami saya belum tahu kondisi anak kami. Yang dia tahu saya sudah melahirkan dengan selamat,” katanya lagi.

Disebutkannya, untuk biaya persalinan, dirinya harus menyicil dengan pihak klinik. Pasalnya, dirinya tidak terdaftar dalam peserta Jamkesmas.

“Saya sangat berharap putri saya bisa sehat seperti bayi yang lain. Untuk biaya selama di rumah sakit, saya juga mengharapkan bantuan dari dermawan,” bebernya lagi.

Saat dikonfirmasi melalui telepon, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dr Masdulhaq SpOG mengaku sudah mendapat kabar kasus yang dialami bayi tersebut. “Saya dapat kabar dari Kepala Puskesmas,” ungkapnya.

Menurutnya, karena keluarga Sari tidak terdaftar di Jamkesmas, maka bisa ditanggulangi dengan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Pemkab Deli Serdang. Jamkesda tersebut merupakan bantuan sosial dari Pemkab yang mengcover pembiayaan kesehatan warga miskin yang tidak tercover di Jamkesmas.

Teknisnya pihak keluarga mengurus administrasinya di Dinas Sosial Deli Serdang. Kemudian, surat tersebut dibawa ke rumah sakit umum daerah Deli Serdang. Kalau rumah sakit tidak mampu merawatnya, maka rumah sakit bisa merujuk ke rumah sakit pemerintah yang ada.
“Biasanya kasus seperti ini hanya dirawat-rawat saja, tidak dilakukan operasi,” tambah Masdulhaq.(mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/