MEDAN, SUMUTPOS.CO – Panitia Seleksi Anggota Direksi BUMD Provinsi Sumatera Utara sudah mengumumkan hasil seleksi administrasi calon direksi di lima BUMD dan calon Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa (AIJ) Pemprovsu. Hasilnya, untuk direksi PDAM Tirtanadi terbanyak yang lulus pada tahapan itu dengan jumlah 40 orang.
Hasil seleksi berkas administrasi itu diumumkan pada Jumat (22/3). Dimana ada lima BUMD Sumut yang sekarang ini sedang dilakukan rekrutmen direksi baru. Antara lain PDAM Tirtanadi, PT Perkebunan, PT Dhirga Surya, PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU), dan PD AIJ. Khusus PD AIJ, juga sedang dalam tahapan rekrutmen Dewan Pengawas.
Dari website Pemprovsu yang diamati wartawan, Senin (25/3), sesuai surat pengumuman No.018/Pansel-BUMD/2019 tentang Hasil Seleksi Berkas Calon Direksi BUMD/Dewan Pengawas PD AIJ Provinsi Sumut 2019, paling banyak peserta yang lulus tahapan administrasi dari PDAM Tirtanadi yakni 40 orang. Untuk PT Perkebunan terdapat 21 peserta, PT Dhirga Surya terdapat 16 orang, PT PPSU 14 orang, dan PD AIJ yang lulus hanya tujuh orang. Sedangkan untuk seleksi Dewas PD AIJ, terdapat 10 peserta yang lulus tahapan administrasi.
Ketua Pansel Anggota Direksi BUMD Provinsi Sumut, R Sabrina melalui Sekretaris Pansel Ernita Bangun mengatakan, penerimaan seleksi direksi dan anggota Dewas BUMD Sumut selain karena masa bakti direksi yang lama sudah berakhir, juga untuk penyegaran dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemprovsu.
“Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumut 2018-2023, bahwa Gubsu ingin agar seluruh BUMD Sumut berkontribusi maksimal menyumbangkan PAD. Hal ini mengingat Gubsu ingin proyeksi APBD Sumut pada 2023 mendatang mencapai Rp 18 triliun,” katanya menjawab Sumut Pos, Senin (25/3).
Karenanya, sebut dia, minimal dalam satu tahun anggaran Pemprovsu harus mampu menghimpun Rp600 miliar pendapatan, supaya proyeksi tersebut terpenuhi. Dan salah satunya diharapkan bersumber dari PAD seluruh BUMD Sumut.
“Gubsu juga mengharapkan sekaligus menekankan, bahwa melalui seleksi direksi, Dewas dan Dewan Komisaris BUMD baru nantinya menghasilkan sumber daya manusia profesional dan mampu bekerja maksimal mencari PAD sebagai sumbangsih atas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sumut, sesuai visi misi beliau dan wakil gubernur menjadikan Sumut maju, aman dan bermartabat,” terangnya.
Ernita juga menegaskan, tidak ada masalah jika bekas direksi periode lama kembali ikut dalam seleksi kali ini. Dimana terdapat tiga nama bekas direksi PDAM Tirtanadi periode 2014-2018, seperti Sutedi Raharjo, Arif Haryadian dan Delviyandri. “Sesuai Permendagri 37/2018 tidak ada masalah. Mereka boleh-boleh saja ikut lagi dalam seleksi,” kata Kabiro Bina Perekonomian Setdaprovsu ini.
Pihaknya akan memaksimalkan waktu tahapan seleksi ini sebagaimana yang sudah diumumkan sebelumnya. Yakni paling lama pada 4 April 2019 sudah diketahui direksi dan Dewas BUMD yang baru. “Untuk ujian tertulis akan dilakukan besok (hari ini, Red) di Gedung Bina Graha. Tahapan-tahapan ini kami sesuaikan dengan waktu yang sudah ditetapkan, semoga tidak ada kendala apapun selama pelaksanaannya,” pungkasnya.
Niat Gubsu Edy Rahmayadi membuka seleksi calon direksi, Dewas dan Dekom BUMD tersebut juga sejalan dengan PAD yang dihasilkan semua BUMD Sumut sejauh ini. Berdasarkan data yang diperoleh wartawan dari BPPRD Sumut, sejak tahun anggaran 2016 sampai 2018, realisasi PAD BUMD Sumut tidak signifikan dari target yang ditetapkan. PT Perkebunan misalnya, hanya mampu menghasilkan PAD senilai Rp 15 miliar (2016), Rp 18 miliar (2017) dan cuma Rp 6,5 M pada 2018. PT Dhirga Surya hanya mampu memeroleh deviden atau laba Rp 393 juta (2016), Rp 190 juta (2017) dan Rp 150 juta pada 2018. Selanjutnya realisasi deviden PT PPSU Rp 921 miliar (2016), Rp 1,7 triliun (2017) dan Rp 244 juta lebih pada 2018.
Parahnya, pada dua BUMD seperti PDAM Tirtanadi dan PD AIJ di TA 2016 dan 2017 sama sekali tidak memberi sumbangan PAD untuk Pemprovsu. Hanya di TA 2018 saja PDAM Tirtanadi menyumbangkan Rp10.600.000. 000 devidennya, sedangkan PD AIJ belum memberi kontribusi satu rupiah pun.
Meski begitu, BUMD lain seperti PT Bank Sumut, Kawasan Industri Medan (KIM) dan PT Asuransi Bangun Askrida mampu memenuhi target PAD yang telah ditetapkan. PT Bank Sumut misalnya, meski terdapat penurunan laba yang dihasilkan mulai 2016 yakni Rp 241 miliar lebih menjadi Rp 174 miliar lebih (2017) dan Rp 175 miliar lebih pada 2018. Sedangkan PT KIM mampu menghimpun laba Rp 1.01 triliun lebih (2016), Rp 1.08 triliun lebih (2017) dan Rp 3,5 triliun lebih pada 2018. (prn/han)