31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Rumah Jaringan Pelaku Bom Bunuh Diri Digeledah, Kakak & Abang Ipar Dewi Kabur

GELEDAH
Personel Polisi dan TNI melakukan pengamanan saat dilakukan penggeledahan terhadap rumah kerabat Rabbial Muslim Nasution di kawasan Belawan, Kamis (14/11).
GELEDAH Personel Polisi dan TNI melakukan pengamanan saat dilakukan penggeledahan terhadap rumah kerabat Rabbial Muslim Nasution di kawasan Belawan, Kamis (14/11).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anatiteror Mabes Polri bersama Polda Sumatera Utara, menemukan rumah jaringan atau teman bomber bunur diri, Rabbial Muslim Nasution (RMN) alias Dedek, di Jalan Serdang, Blok GHL 1, Uni Kampung, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Rabu (13/11) sore pukul 16.00 WIB.

Tim gabungan langsung menggeledah rumah yang dihuni Abu Salman Alfarisi dan Fahmi, yang berdempetan. Selama proses olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas berhasil mengamankan Dewi Anggreini (istri RMN), tidak jauh dari lokasi penggeledahan. Sejumlah mobil penjinak bom dan Gegana Polda Sumut turun ke lokasi.

Selain Dewi, tim juga mengamankan seorang wanita bersama dua orang anaknya, yang diketahui istri dari Fahmi. Kedua wanita bercadar itu bersama dua anak mereka, dibawa ke Mapolres Pelabuhan Belawan.

“Dia (Dewi) itu adek ipar Salman Alfarisi,” beber warga di lokasi.

Proses penggeledahan berlangsung hingga pukul 23.00 WIB. Petugas mengamankan sejumlah barang yang dicurigai sebagai bahan perakit bom, yakni 9 pipa bulat, tas kulit berwarna coklat, HP android, dan bungkusan berbalut putih.

Sayang, Abu Salman Alfarisi dan istrinya Wulandari, serta tetangganya Fahmi, tidak ditemukan di rumah tersebut. Mereka menghilang sejak siang sebelum petugas datang menggeledah.

Olah TKP kembali dilanjutkan Tim Inafis Polda Sumut pada Kamis (14/11) pukul 15.00 WIB. Petugas kembali memeriksa seluruh isi kedua rumah jaringan pelaku bom bunuh diri tersebut.

Petugas kembali mengamankan sejumlah barang yang dikumpulkan dalam satu buah kotak kardus. Isinya anak panah dari besi, pipa, fotokopi, surat terkait khilafah, dll. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada keterangan resmi dari petugas di lapangan.

Tertutup, Tapi Sering Pengajian

Terungkapnya jaringan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang melibatkan Salman Alfarisi dan Fahmi, menggemparkan para tetangga sekitar.

“Selama ini, si Salman dan Fahmi memang sering menggelar pengajian di rumah mereka. Selain mereka, ada teman-temannya yang datang berjumlah 4 sampai 5 orang. Tapi kami tidak tahu seperti apa aktivitas pengajiannya,” beber Sutri, warga sekitar.

Selama ini, Abu Salman Alfarisi bersama istrinya Wulandari dan 3 anaknya jarang bersosialisasi dengan masyarakat. Begitu juga Fahmi yang bersebelahan rumahnya. “Mereka baru 3 tahun menyewa di situ. Tapi orangnya tertutup. Sering membuat pengajian, tapi rumahnya selalu ditutup,” beber wanita berusia 26 tahun ini.

Mengenai latar belakang keduanya, kata ibu satu anak ini, Salman memang warga asli di lingkungan itu. Rumah orangtuanya tidak begitu jauh dari rumah yang mereka sewa. Fahmi juga warga asli lingkungan tersebut.

“Salman itu orang India. Dia mualaf (masuk Islam) sebelum berumah tangga,” cetusnya.

Adapun si Salman diketahui bekerja sebagai buruh bongkar muat di Pelabuhan Belawan. Sedangkan Fahmi kerjanya tidak menentu. Terkadang menjual minyak solar.

“Mereka berdua itu orangnya baik, cuma agak tertutup. Aktivitas pengajian itu sudah berlangsung selama setahun. Istri mereka mulai pakai cadar baru setahun ini juga,” bebernya lagi.

Informasi diterima dari petugas, pengajian yang dilakukan kedua pria yang diduga jaringan pelaku bom bunuh diri ini, lokasinya selalu berpindah-pindah. Pengajian itu dipimpin Wulandari, istri Abu Salman Alfarisi sebagai guru ngaji. Wulandari juga adalah kakak Dewi.

Kepling setempat, Indah Pratiwi, mengatakan, Abu Salman Alfarisi dan Fahmi menyewa rumah itu selama 3 tahun. Aktivitas mereka tertutup, dan jarang berinteraksi dengan tetangga.

“Sebelumnya mereka masih terlihat ada di rumah. Ketika petugas menggerebek, ternyata rumah mereka sudah tertutup gembok. “Pagi masih nampak, siang mereka menghilang,” ucap kepling.

Wakil Ketua Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Belawan, Ganda Simbolon, membenarkan Abu Salman Alfarisi tercatat sebagai buruh di Pelabuhan Belawan. Mengenai kesehariannya, menurut cerita yang ia dengar, Salman rajin beribadah.

“Dulu si Salman itu tidak begitu taat ibadah. Tapi setahun ini rajin kali salat. Bahkan sejak itu dia (Salman) sering menyendiri kalau sedang istirahat kerja,” ungkap Ganda.

Di Binjai, Polisi Tangkap Wanita Muda

Sementara itu, petugas Datasemen Khusus 88 Anti Teror Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan bercat hijau muda di Jalan Gumba, Lingkungan X, Kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara.

Rumah itu baru dua bulan dikontrak oleh Svt, seorang wanita muda. Sementara rumahnya milik Anim (62). Dalam kesehariannya, Svt berpakaian serba tertutup.

Svt sudah menikah 3 kali. Dari suami pertama, Svt dikaruniai 3 orang anak. Pernikahan kedua, Svt menikah secara siri. Artinya menjadi istri kedua dari seorang pria yang belum diketahui identitasnya.

Terakhir, Svt menikah dengan seorang lajang yang terpaut usia sekitar 9 tahun. Suami ketiganya bekerja di Malaysia.

“Suaminya yang di Malaysia juga ditangkap. Cuma enggak tahu masalahnya apa kenapa ditangkap,” ujar warga setempat saat Sumut Pos melihat rumah yang digerebek, Kamis (14/11) petang.

Penggerebekan berjalan pagi. Pemilik rumah yang mendapat kabar penggeberekan, syok nyaris pingsan. Anim tidak menyangka Svt diduga terlibat jaringan teroris. “Ramai kali tadi dia dibawa orang. Ada juga yang bawa senjata panjang,” ujar Anim.

Dua buah hati Svt lainnya diasuh oleh orang tua yang bersangkutan atau nenek anak-anak Svt di daerah Stabat mengarah ke Secanggang. Belum diketahui persis, orang tua atau nenek pengasuh 2 anak Svt dari keluarga pria atau wanita.

Anim menambahkan, Svt dikenal sosok pendiam. Perilakunya sopan dan jarang keluar rumah. “Enggak banyak ngomong, sekedar saja. Dia pun jarang nampak wajahnya, pakai cadar,” kata Anim.

Bagi Anim, Svt berperawakan kecil dan berparas cantik serta bersuku Jawa. “Saya cuma sekali lihat wajahnya. Dia sama anaknya tinggal di sini. Paling ada datang abangnya kemari antar anaknya sekolah ngaji,” jelas dia.

Svt berencana akan pulang kampung ke Kisaran. Karenanya, Svt mengontrak rumah Anim tidak dalam hitungan setahun. “Kalau pulang suaminya, dia pulang kampung ke Kisaran,” ujar dia.

Kasubbag Humas Polres Binjai, Iptu Siswanto Ginting belum berhasil dikonfirmasi. Namun, Sumut Pos berhasil meminta tanggapan Camat Binjai Utara, Adri Rivanto. Adri mengamini, ada warganya yang tinggal di wilayah pemerintahannya telah dibawa polisi. Namun Adri tidak mendampingi jalannya penggerebekan

“Ya, ada dari Mabes Polri. Kepling diajak, kemudian melapor ke saya. Berapa yang diamankan, kurang tahu saya. Cuma tadi terduga terorisnya perempuan. Dia ngontrak,” tandasnya. (fac/ted)

GELEDAH
Personel Polisi dan TNI melakukan pengamanan saat dilakukan penggeledahan terhadap rumah kerabat Rabbial Muslim Nasution di kawasan Belawan, Kamis (14/11).
GELEDAH Personel Polisi dan TNI melakukan pengamanan saat dilakukan penggeledahan terhadap rumah kerabat Rabbial Muslim Nasution di kawasan Belawan, Kamis (14/11).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anatiteror Mabes Polri bersama Polda Sumatera Utara, menemukan rumah jaringan atau teman bomber bunur diri, Rabbial Muslim Nasution (RMN) alias Dedek, di Jalan Serdang, Blok GHL 1, Uni Kampung, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Rabu (13/11) sore pukul 16.00 WIB.

Tim gabungan langsung menggeledah rumah yang dihuni Abu Salman Alfarisi dan Fahmi, yang berdempetan. Selama proses olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas berhasil mengamankan Dewi Anggreini (istri RMN), tidak jauh dari lokasi penggeledahan. Sejumlah mobil penjinak bom dan Gegana Polda Sumut turun ke lokasi.

Selain Dewi, tim juga mengamankan seorang wanita bersama dua orang anaknya, yang diketahui istri dari Fahmi. Kedua wanita bercadar itu bersama dua anak mereka, dibawa ke Mapolres Pelabuhan Belawan.

“Dia (Dewi) itu adek ipar Salman Alfarisi,” beber warga di lokasi.

Proses penggeledahan berlangsung hingga pukul 23.00 WIB. Petugas mengamankan sejumlah barang yang dicurigai sebagai bahan perakit bom, yakni 9 pipa bulat, tas kulit berwarna coklat, HP android, dan bungkusan berbalut putih.

Sayang, Abu Salman Alfarisi dan istrinya Wulandari, serta tetangganya Fahmi, tidak ditemukan di rumah tersebut. Mereka menghilang sejak siang sebelum petugas datang menggeledah.

Olah TKP kembali dilanjutkan Tim Inafis Polda Sumut pada Kamis (14/11) pukul 15.00 WIB. Petugas kembali memeriksa seluruh isi kedua rumah jaringan pelaku bom bunuh diri tersebut.

Petugas kembali mengamankan sejumlah barang yang dikumpulkan dalam satu buah kotak kardus. Isinya anak panah dari besi, pipa, fotokopi, surat terkait khilafah, dll. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada keterangan resmi dari petugas di lapangan.

Tertutup, Tapi Sering Pengajian

Terungkapnya jaringan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang melibatkan Salman Alfarisi dan Fahmi, menggemparkan para tetangga sekitar.

“Selama ini, si Salman dan Fahmi memang sering menggelar pengajian di rumah mereka. Selain mereka, ada teman-temannya yang datang berjumlah 4 sampai 5 orang. Tapi kami tidak tahu seperti apa aktivitas pengajiannya,” beber Sutri, warga sekitar.

Selama ini, Abu Salman Alfarisi bersama istrinya Wulandari dan 3 anaknya jarang bersosialisasi dengan masyarakat. Begitu juga Fahmi yang bersebelahan rumahnya. “Mereka baru 3 tahun menyewa di situ. Tapi orangnya tertutup. Sering membuat pengajian, tapi rumahnya selalu ditutup,” beber wanita berusia 26 tahun ini.

Mengenai latar belakang keduanya, kata ibu satu anak ini, Salman memang warga asli di lingkungan itu. Rumah orangtuanya tidak begitu jauh dari rumah yang mereka sewa. Fahmi juga warga asli lingkungan tersebut.

“Salman itu orang India. Dia mualaf (masuk Islam) sebelum berumah tangga,” cetusnya.

Adapun si Salman diketahui bekerja sebagai buruh bongkar muat di Pelabuhan Belawan. Sedangkan Fahmi kerjanya tidak menentu. Terkadang menjual minyak solar.

“Mereka berdua itu orangnya baik, cuma agak tertutup. Aktivitas pengajian itu sudah berlangsung selama setahun. Istri mereka mulai pakai cadar baru setahun ini juga,” bebernya lagi.

Informasi diterima dari petugas, pengajian yang dilakukan kedua pria yang diduga jaringan pelaku bom bunuh diri ini, lokasinya selalu berpindah-pindah. Pengajian itu dipimpin Wulandari, istri Abu Salman Alfarisi sebagai guru ngaji. Wulandari juga adalah kakak Dewi.

Kepling setempat, Indah Pratiwi, mengatakan, Abu Salman Alfarisi dan Fahmi menyewa rumah itu selama 3 tahun. Aktivitas mereka tertutup, dan jarang berinteraksi dengan tetangga.

“Sebelumnya mereka masih terlihat ada di rumah. Ketika petugas menggerebek, ternyata rumah mereka sudah tertutup gembok. “Pagi masih nampak, siang mereka menghilang,” ucap kepling.

Wakil Ketua Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Belawan, Ganda Simbolon, membenarkan Abu Salman Alfarisi tercatat sebagai buruh di Pelabuhan Belawan. Mengenai kesehariannya, menurut cerita yang ia dengar, Salman rajin beribadah.

“Dulu si Salman itu tidak begitu taat ibadah. Tapi setahun ini rajin kali salat. Bahkan sejak itu dia (Salman) sering menyendiri kalau sedang istirahat kerja,” ungkap Ganda.

Di Binjai, Polisi Tangkap Wanita Muda

Sementara itu, petugas Datasemen Khusus 88 Anti Teror Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan bercat hijau muda di Jalan Gumba, Lingkungan X, Kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara.

Rumah itu baru dua bulan dikontrak oleh Svt, seorang wanita muda. Sementara rumahnya milik Anim (62). Dalam kesehariannya, Svt berpakaian serba tertutup.

Svt sudah menikah 3 kali. Dari suami pertama, Svt dikaruniai 3 orang anak. Pernikahan kedua, Svt menikah secara siri. Artinya menjadi istri kedua dari seorang pria yang belum diketahui identitasnya.

Terakhir, Svt menikah dengan seorang lajang yang terpaut usia sekitar 9 tahun. Suami ketiganya bekerja di Malaysia.

“Suaminya yang di Malaysia juga ditangkap. Cuma enggak tahu masalahnya apa kenapa ditangkap,” ujar warga setempat saat Sumut Pos melihat rumah yang digerebek, Kamis (14/11) petang.

Penggerebekan berjalan pagi. Pemilik rumah yang mendapat kabar penggeberekan, syok nyaris pingsan. Anim tidak menyangka Svt diduga terlibat jaringan teroris. “Ramai kali tadi dia dibawa orang. Ada juga yang bawa senjata panjang,” ujar Anim.

Dua buah hati Svt lainnya diasuh oleh orang tua yang bersangkutan atau nenek anak-anak Svt di daerah Stabat mengarah ke Secanggang. Belum diketahui persis, orang tua atau nenek pengasuh 2 anak Svt dari keluarga pria atau wanita.

Anim menambahkan, Svt dikenal sosok pendiam. Perilakunya sopan dan jarang keluar rumah. “Enggak banyak ngomong, sekedar saja. Dia pun jarang nampak wajahnya, pakai cadar,” kata Anim.

Bagi Anim, Svt berperawakan kecil dan berparas cantik serta bersuku Jawa. “Saya cuma sekali lihat wajahnya. Dia sama anaknya tinggal di sini. Paling ada datang abangnya kemari antar anaknya sekolah ngaji,” jelas dia.

Svt berencana akan pulang kampung ke Kisaran. Karenanya, Svt mengontrak rumah Anim tidak dalam hitungan setahun. “Kalau pulang suaminya, dia pulang kampung ke Kisaran,” ujar dia.

Kasubbag Humas Polres Binjai, Iptu Siswanto Ginting belum berhasil dikonfirmasi. Namun, Sumut Pos berhasil meminta tanggapan Camat Binjai Utara, Adri Rivanto. Adri mengamini, ada warganya yang tinggal di wilayah pemerintahannya telah dibawa polisi. Namun Adri tidak mendampingi jalannya penggerebekan

“Ya, ada dari Mabes Polri. Kepling diajak, kemudian melapor ke saya. Berapa yang diamankan, kurang tahu saya. Cuma tadi terduga terorisnya perempuan. Dia ngontrak,” tandasnya. (fac/ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/