Baskami menyebut keberadaan kapal pembangkit listik ini merupakan solusi jangka pendek untuk mengatasi defisit listrik di Sumut. “Solusi jangka panjang yakni bangun pembangkit listrik baru. Memang kapal itu belum bisa dipergunakan karena masih tahap uji coba. PLN kemarin berjanji bahwa selama Ramadhan tidak akan ada pemadaman apabila kapal itu hadir. Kita tunggu janji PLN,”pungkasnya.
Sebelumnya, rencana pengoperasian kapal genset MV Karadeniz Powership Onur Sultan yang sudah hampir sepekan sandar di dermaga khusus PLTGU Pulau Naga Putri Sicanang, Belawan sempat ditolak masyarakat. Sebab, mereka tidak mau jika nantinya bangunan rumah rusak diakibatkan getaran mesin listrik.
“Mesin PLN hidup saja, dinding rumah kami pada retak dan belum dapat ganti rugi. Apalagi kapal besar itu beroperasi, mau runtuh,” keluh, Hasan (42) warga Blok C Kelurahan Sicanang, Belawan.
Dia mengakui beberapa hari sebelum kapal Turki itu tiba di Belawan, warga sempat dikumpulkan di aula kantor lurah. Hanya saja, dalam sosialisasi yang dihadiri pihak PLN, BLH Kota Medan serta kepolisian, belum ada jawaban dari pihak PLN soal ganti rugi jika dampak lingkungan terjadi pada saat kapal dimaksud beroperasi. “Getaran mesin mempengaruhi bangunan rumah. Itu belum lagi limbahnya menyebabkan ikan dan udang mati,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN (Persero), I Made Suprateka yang dihubungi sumut pos terkait dampak lingkungan kapal listrik yang dikeluhkan masyarakat dan nelayan, belum mau memberikan penjelasan.(rul/dik/adz)
Baskami menyebut keberadaan kapal pembangkit listik ini merupakan solusi jangka pendek untuk mengatasi defisit listrik di Sumut. “Solusi jangka panjang yakni bangun pembangkit listrik baru. Memang kapal itu belum bisa dipergunakan karena masih tahap uji coba. PLN kemarin berjanji bahwa selama Ramadhan tidak akan ada pemadaman apabila kapal itu hadir. Kita tunggu janji PLN,”pungkasnya.
Sebelumnya, rencana pengoperasian kapal genset MV Karadeniz Powership Onur Sultan yang sudah hampir sepekan sandar di dermaga khusus PLTGU Pulau Naga Putri Sicanang, Belawan sempat ditolak masyarakat. Sebab, mereka tidak mau jika nantinya bangunan rumah rusak diakibatkan getaran mesin listrik.
“Mesin PLN hidup saja, dinding rumah kami pada retak dan belum dapat ganti rugi. Apalagi kapal besar itu beroperasi, mau runtuh,” keluh, Hasan (42) warga Blok C Kelurahan Sicanang, Belawan.
Dia mengakui beberapa hari sebelum kapal Turki itu tiba di Belawan, warga sempat dikumpulkan di aula kantor lurah. Hanya saja, dalam sosialisasi yang dihadiri pihak PLN, BLH Kota Medan serta kepolisian, belum ada jawaban dari pihak PLN soal ganti rugi jika dampak lingkungan terjadi pada saat kapal dimaksud beroperasi. “Getaran mesin mempengaruhi bangunan rumah. Itu belum lagi limbahnya menyebabkan ikan dan udang mati,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN (Persero), I Made Suprateka yang dihubungi sumut pos terkait dampak lingkungan kapal listrik yang dikeluhkan masyarakat dan nelayan, belum mau memberikan penjelasan.(rul/dik/adz)