23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Wanita Muda Tewas Terpanggang

38 Rumah Terbakar di Belawan

BELAWAN- Kebakaran besar menghanguskan 38 unit rumah semi permanen (panggung) di Lingkungan III Lorong Proyek  Gang Masjid Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Senin (25/6) dini hari sekira pukul 01.30 Wib. Seorang janda muda, Sri Rahayu (25), ditemukan tewas terpanggang di lantai dua rumahnya. Sementara 47 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal, dan 200 jiwa terpaksa tinggal di tenda pengungsian. Dugaan sementara, kebakaran disebabkan hubungan arus pendek listrik.

Keterangan dihimpun Sumut Pos di lokasi kejadian, kebakaran di kawasan permukiman padat penduduk itu terjadi saat warga setempat sedang beristirahat di rumah masing-masing. Sekitar pukul 01.30, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari bagian depan rumah Abdul Majid alias Majid, kemudian listrik padam dan api langsung berkobar.

“Malam itu kami semua berada di lantai bawah. Cuma dia (Sri Rahayu) yang berada di loteng. Aku sempat mendengar suara ledakan, mungkin dari meteren listrik, karena bersamaan dengan matinya listrik di rumahku,” kata Majid, ayah kandung Sri Rahayu.

Saat membuka pintu untuk melihat keluar rumah, ia melihat api sudah membakar bagian atas teras rumahnya. “Begitu melihat api, kami semua langsung keluar. Hanya anakku yang nomor dua itu tetap berada di atas karena sedang tidur,” ungkap Majid.

Majid bersama keluarganya ramai-ramai keluar rumah. Sementara Sri Rahayu, wanita muda berstatus janda ini, tetap lelap tertidur di lantai dua rumahnya. Korban baru terjaga dari tidurnya setelah mendengar ribut teriakan warga.

Naas baginya, saat hendak menuruni anak tangga menuju ke lantai dasar, kobaran api menjalar ke lantai dua. “Putriku sempat mau turun. Tapi karena api menjalar naik ke atas, dia (korban) tak jadi turun. Dia tidak berani melompat dan cuma berteriak minta tolong. Tapi kami tidak berani naik ke atas untuk menolongnya, karena api semakin membesar,” ungkap Majid, dengan nada sedih.

Kamaluddin Lubis, warga setempat mengatakan, kejadiannya saat pertandingan sepak bola Euro akan ditayangkan di televisi. “Tiba-tiba ada yang berteriak kebakaran. Begitu keluar rumah, kulihat api sudah membesar di depan rumah Pak Majid,” kata Kamaluddin.

Melihat api berkobar dan menjalar ke bagian dalam bangunan rumah, Majid bersama warga setempat beramai-ramai melakukan pemadaman dengan peralatan seadanya. Namun karena bangunan rumah terbuat dari kayu yang mudah terbakar, warga tak mampu melawan amukan ‘si jago merah’.
Hampir setengah jam api berkobar, barulah dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemko Medan yang stand by di kantor Kecamatan Medan Belawan, tiba di lokasi. Kondisi medan yang sulit diterobos karena lorong jalan tak dapat dilintasi mobil pemadam, membuat petugas PMK kesulitan melakukan upaya pemadaman.

Sekitar 20 menit kemudian, 18 unit mobil pemadam dari KIM, Pemko Medan, dan dari kawasan Amplas tiba di lokasi dan membantu melakukan pemadaman. “Karena rumah yang terbakar berada di tengah pemukiman, jadi sulit dipadamkan. Bahkan selang mobil pemadan pun tak sampai menjangkau titik api,” ujar seorang warga.

Untuk mencapai titik api dan menghalau kobaran api tak menjalar ke rumah lainnya, warga dan petugas merobohkan sekitar 10 unit rumah. Menjelang subuh sekira pukul 04.30 Wib, kobaran api berhasil dipadamkan. Barulah warga menemukan Sri Rahayu, tewas dengan tubuh gosong terpanggang. Bagian belakang kepalanya mengelupas.

Mendapati tubuh putri keduanya terpanggang, Aminah alias Emma ibu kandung korban menjerit histeris. “Anakkuuu…. anakkku,” tangisnya memilukan. Selanjutnya, jenazah dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan.

Dirikan Posko

Kebakaran tersebut membuat Camat Medan Belawan, Said Chaidir meninjau ke lokasi kebakaran. Sang Camat langsung berkoordinasi  dan melaporkan peristiwa tersebut ke Pemko Medan. “Ini hari pertama saya bertugas, dan surat yang saya tanda tangani pertama kali untuk dilaporkan ke Pemko Medan ya peristiwa ini. Dengan pihak-pihak lain, kita sudah berkoordinasi, termasuk dengan rekanan dari mitra Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB),” kata Said.

Berdasarkan data yang dihimpunnya, 38 rumah yang ludes dihuni 47 KK. Untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal, pihaknya mendirikan beberapa titik posko, seperti di sekitar lokasi kebakaran, di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Bagan Deli, Belawan, dan di SMUN 20 Medan.
“Ada sekitar 200 jiwa ditempatkan di posko pengungsian. Bantuan sudah mulai mengalir, di antaranya pakaian, tikar, tilam, sembako, dan lainnya,” ucapnya.

Selain mendirikan posko pengungsian, Pemko Medan juga telah membuat posko kesehatan untuk para korban. Berbagai fasilitas medis dan obat-obatan telah disiagakan guna mengantisipasi jatuhnya korban sakit akibat dari peristiwa tersebut.

Pantauan Sumut Pos di posko kesehatan, sebahagian besar korban kebakaran yang mengungsi mengalami gangguan suhu tubuh yang meningkat (demam) dan penyakit batuk diduga akibat asap yang terhirup ketika kebakaran terjadi.

Pada Senin siang, korban kebakaran terlihat mengais sisa puing untuk mencari benda berharga yang ikut terbakar. Warga tidak mengindahkan larangan masuk ke lokasi kebakaran, meski petugas telah memasang garis polisi. Adapun kerugian materil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Belum Diketahui

Kepala Laboratorium Forensik (Kalabfor) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu), Kombes Pol Kombes Pol Chomsi Syafrian Simin, mengatakan pihaknya belum turun ke lokasi kebakaran di Belawan. “Kami belum turun ke lokasi, karena belum ada permintaan penyidik,” ujar Chomsi, Senin (25/6) petang.

Chomsi mengatakan, jika sampai Senin malam belum ada permintaan penyidik, pihaknya baru turun ke lokasi. “Kalau sampai malam ini, penyidik belum ada meminta, mungkin besok kami akan turun,” sebut Chomsi.  (mag-17/mag-12)

38 Rumah Terbakar di Belawan

BELAWAN- Kebakaran besar menghanguskan 38 unit rumah semi permanen (panggung) di Lingkungan III Lorong Proyek  Gang Masjid Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Senin (25/6) dini hari sekira pukul 01.30 Wib. Seorang janda muda, Sri Rahayu (25), ditemukan tewas terpanggang di lantai dua rumahnya. Sementara 47 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal, dan 200 jiwa terpaksa tinggal di tenda pengungsian. Dugaan sementara, kebakaran disebabkan hubungan arus pendek listrik.

Keterangan dihimpun Sumut Pos di lokasi kejadian, kebakaran di kawasan permukiman padat penduduk itu terjadi saat warga setempat sedang beristirahat di rumah masing-masing. Sekitar pukul 01.30, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari bagian depan rumah Abdul Majid alias Majid, kemudian listrik padam dan api langsung berkobar.

“Malam itu kami semua berada di lantai bawah. Cuma dia (Sri Rahayu) yang berada di loteng. Aku sempat mendengar suara ledakan, mungkin dari meteren listrik, karena bersamaan dengan matinya listrik di rumahku,” kata Majid, ayah kandung Sri Rahayu.

Saat membuka pintu untuk melihat keluar rumah, ia melihat api sudah membakar bagian atas teras rumahnya. “Begitu melihat api, kami semua langsung keluar. Hanya anakku yang nomor dua itu tetap berada di atas karena sedang tidur,” ungkap Majid.

Majid bersama keluarganya ramai-ramai keluar rumah. Sementara Sri Rahayu, wanita muda berstatus janda ini, tetap lelap tertidur di lantai dua rumahnya. Korban baru terjaga dari tidurnya setelah mendengar ribut teriakan warga.

Naas baginya, saat hendak menuruni anak tangga menuju ke lantai dasar, kobaran api menjalar ke lantai dua. “Putriku sempat mau turun. Tapi karena api menjalar naik ke atas, dia (korban) tak jadi turun. Dia tidak berani melompat dan cuma berteriak minta tolong. Tapi kami tidak berani naik ke atas untuk menolongnya, karena api semakin membesar,” ungkap Majid, dengan nada sedih.

Kamaluddin Lubis, warga setempat mengatakan, kejadiannya saat pertandingan sepak bola Euro akan ditayangkan di televisi. “Tiba-tiba ada yang berteriak kebakaran. Begitu keluar rumah, kulihat api sudah membesar di depan rumah Pak Majid,” kata Kamaluddin.

Melihat api berkobar dan menjalar ke bagian dalam bangunan rumah, Majid bersama warga setempat beramai-ramai melakukan pemadaman dengan peralatan seadanya. Namun karena bangunan rumah terbuat dari kayu yang mudah terbakar, warga tak mampu melawan amukan ‘si jago merah’.
Hampir setengah jam api berkobar, barulah dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemko Medan yang stand by di kantor Kecamatan Medan Belawan, tiba di lokasi. Kondisi medan yang sulit diterobos karena lorong jalan tak dapat dilintasi mobil pemadam, membuat petugas PMK kesulitan melakukan upaya pemadaman.

Sekitar 20 menit kemudian, 18 unit mobil pemadam dari KIM, Pemko Medan, dan dari kawasan Amplas tiba di lokasi dan membantu melakukan pemadaman. “Karena rumah yang terbakar berada di tengah pemukiman, jadi sulit dipadamkan. Bahkan selang mobil pemadan pun tak sampai menjangkau titik api,” ujar seorang warga.

Untuk mencapai titik api dan menghalau kobaran api tak menjalar ke rumah lainnya, warga dan petugas merobohkan sekitar 10 unit rumah. Menjelang subuh sekira pukul 04.30 Wib, kobaran api berhasil dipadamkan. Barulah warga menemukan Sri Rahayu, tewas dengan tubuh gosong terpanggang. Bagian belakang kepalanya mengelupas.

Mendapati tubuh putri keduanya terpanggang, Aminah alias Emma ibu kandung korban menjerit histeris. “Anakkuuu…. anakkku,” tangisnya memilukan. Selanjutnya, jenazah dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan.

Dirikan Posko

Kebakaran tersebut membuat Camat Medan Belawan, Said Chaidir meninjau ke lokasi kebakaran. Sang Camat langsung berkoordinasi  dan melaporkan peristiwa tersebut ke Pemko Medan. “Ini hari pertama saya bertugas, dan surat yang saya tanda tangani pertama kali untuk dilaporkan ke Pemko Medan ya peristiwa ini. Dengan pihak-pihak lain, kita sudah berkoordinasi, termasuk dengan rekanan dari mitra Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB),” kata Said.

Berdasarkan data yang dihimpunnya, 38 rumah yang ludes dihuni 47 KK. Untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal, pihaknya mendirikan beberapa titik posko, seperti di sekitar lokasi kebakaran, di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Bagan Deli, Belawan, dan di SMUN 20 Medan.
“Ada sekitar 200 jiwa ditempatkan di posko pengungsian. Bantuan sudah mulai mengalir, di antaranya pakaian, tikar, tilam, sembako, dan lainnya,” ucapnya.

Selain mendirikan posko pengungsian, Pemko Medan juga telah membuat posko kesehatan untuk para korban. Berbagai fasilitas medis dan obat-obatan telah disiagakan guna mengantisipasi jatuhnya korban sakit akibat dari peristiwa tersebut.

Pantauan Sumut Pos di posko kesehatan, sebahagian besar korban kebakaran yang mengungsi mengalami gangguan suhu tubuh yang meningkat (demam) dan penyakit batuk diduga akibat asap yang terhirup ketika kebakaran terjadi.

Pada Senin siang, korban kebakaran terlihat mengais sisa puing untuk mencari benda berharga yang ikut terbakar. Warga tidak mengindahkan larangan masuk ke lokasi kebakaran, meski petugas telah memasang garis polisi. Adapun kerugian materil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Belum Diketahui

Kepala Laboratorium Forensik (Kalabfor) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu), Kombes Pol Kombes Pol Chomsi Syafrian Simin, mengatakan pihaknya belum turun ke lokasi kebakaran di Belawan. “Kami belum turun ke lokasi, karena belum ada permintaan penyidik,” ujar Chomsi, Senin (25/6) petang.

Chomsi mengatakan, jika sampai Senin malam belum ada permintaan penyidik, pihaknya baru turun ke lokasi. “Kalau sampai malam ini, penyidik belum ada meminta, mungkin besok kami akan turun,” sebut Chomsi.  (mag-17/mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/