25.6 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Sing Sing So pun Jadi Xing Xing Suo

Dari Konser Kecapi (Guzheng) di Grha Methodist Medan

Malam itu, sejumlah siswa Jade Music School Medan diam berbalut aneka warna. Dengan lighting penuh warna pula, mereka menjadi fokus penonton yang hadir. Tak lama kemudian, tangan mereka bergerak, memetik guzheng alias kecapi. Nada mengalun santun memunculkan suasana bela diri khas Cina, kungfu.

Ya, pada konser guzheng di Concert Hall Grha Methodist Jalan Merak Jingga No 3 Medan itu, siswa Jade Music School memang memilih lagu pertama yang bertajuk Nan Er Dang Zi Qiang, lagu yang berasal dari soundtrack film Kungfu Master. Tak pelak, suasana Cina mengemuka, seakan ingin menyatakan kalau konser tersebut memang menggunakan instrumen yang memang khas Negeri Tirai Bambu itu.

Kesan ini semakin menjadi ketika konser berlanjut ke lagu kedua hingga kelima. Tercatat lagu Lu Dao Xiao Ye Qu, Chun Miao, Jing Gang Shan Shang Tai Yang Hong, dan Jiao Chuang Ye Yu dialunkan oleh Jade Music School, Sun Wen Yan Music School, Huang Li Wen (Shanghai), dan He Xiao Dong (Shanghai). Keempat lagu tersebut memang sangat kental Cina-nya.

Baru pada lagu keenam, Jade Music School yang kembali tampil mengalunkan harmoni berbeda dari 21 senar kecapi mereka. Meski masih menggunakan alat musik Cina, yang suaranya tentu berwarna Cina, sebuah lagu yang tak asing mengalir indah. Lagu yang dimaksud adalah sebuah lagu berasal dari Tanah Batak yang berjudul Sing Sing So. Menariknya, dari susunan acara, lagu Batak ini diberi nama Xing-Xing Suo.

Kenyataan ini, tak pelak, menggambarkan keuniversalan bahasa musik. Ya, atas nama nada, soal perbedaan etnis bukan masalah. “Terpenting juga adalah musik tradisional ini bisa tetap eksis di tengah-tengah masyarakat Medan. Dengan dibawa dan digelarnya acara ini sampai ke Medan, diharapkan musik-musik klasik ini bisa lebih menerangi Medan dan musik tersebut bisa juga digemari warga Medan,” ungkap Ngartini Huang, kepala sekolah Jade Music International School.

Sejatinya, konser dalam rangka pertukaran kebudayaan Indonesia-Cina ini juga mendatangkan instruktur musik bergelar profesor dari Universitas Musik Shanghai Jurusan Guzheng (kecapi), Prof Sun Wen Yan. Dalam konser tersebut, perempuan yang juga menjabat Direktur Perkumpulan Musik Cina itu memainkan beberapa lagu secara solo. Di antaranya, lagu berjudul Ya Shan Ai. Lagu yang mengisahkan pertempuran laut tentara Kaisar Lu Bing mengalahkan tentara Yuan pada Dinasti Song dan berasal dari Daerah Hakka ini dimainkannya secara apik. Sontak para pengunjung konser memberi aplaus seusai Prof Sun Wen Yan memainkan petikan senar lagu tersebut.

Belum lagi lagu berjudul He Fan yang dimainkannya secara elegan, mampu membius penonton, dengan membuat suasana konser lebih hening. Karena lagu berasal dari Provinsi He Nan itu mengenai seorang wanita bernama Chen Xing Yuan yang berpisah dengan tunangannya yang kemudian bunuh diri.

Bintang tamu asal Cina lainnya yakni, Mr He Xiao Dong juga tak kalah mahirnya memainkan nada-nada kecapi. Pria yang juga pendiri dan pengurus Sekolah Musik Sun Wen Yan tersebut berkali-kali menuai tepuk tangan para penonton dengan lagu-lagu yang dimainkannya. Beberapa di antaranya adalah lagu berjudul Jiao Chuang Ye Yu (tampil pada urutan kelima konser) yang berasal dari Provinsi Guang Dong tersebut menceritakan tentang sejenis tumbuhan berwarna kuning kehijauan dengan daun yang tinggi dan besar, orang-orang suka menanam tumbuhan ini di halaman.
Sama seperti Mr He Xiao Dong, Mrs He Xiao Tong yang juga berasal dari Cina juga mendapat respon yang sangat tinggi dari para penonton. Salah satu lagu yang dimainkan perempuan yang telah menggelar konser kecapi di berbagai negara ini yaitu Feng Qiao Ye Bo (Midnight Bells) juga membuat para penonton terhipnotis.

Begitu pula dengan pemain kecapi asal Cina lainnya yakni, Huang Li Min yang mampu mengkolaborasikan permainan kecapinya dengan piano dengan membawakan judul lagu Tong Nian De Hui Yi.Konser malam itu ditutup tepat pukul 22.00 WIB dengan penampilan bersama para murid Jade Music School dan Sun Wen Yan Music School dengan didampingi Prof Sun Wen Yan, Mr He Xiao Dong, Mrs He Xiao Tong, Ms Ngartini Huang, serta Huang Li Min dengan membawakan lagu berjudul Yu Zhou Chang Wan (Singing at night on fishing boat). Lagu berasal dari Provinsi Shang Dong yang menceritakan tentang para nelayan yang bernyanyi di atas perahu pada malam hari dan berhasil memanen ikan yang melimpah ruah, mendapat standing aplaus dari para penonton. (*)

Dari Konser Kecapi (Guzheng) di Grha Methodist Medan

Malam itu, sejumlah siswa Jade Music School Medan diam berbalut aneka warna. Dengan lighting penuh warna pula, mereka menjadi fokus penonton yang hadir. Tak lama kemudian, tangan mereka bergerak, memetik guzheng alias kecapi. Nada mengalun santun memunculkan suasana bela diri khas Cina, kungfu.

Ya, pada konser guzheng di Concert Hall Grha Methodist Jalan Merak Jingga No 3 Medan itu, siswa Jade Music School memang memilih lagu pertama yang bertajuk Nan Er Dang Zi Qiang, lagu yang berasal dari soundtrack film Kungfu Master. Tak pelak, suasana Cina mengemuka, seakan ingin menyatakan kalau konser tersebut memang menggunakan instrumen yang memang khas Negeri Tirai Bambu itu.

Kesan ini semakin menjadi ketika konser berlanjut ke lagu kedua hingga kelima. Tercatat lagu Lu Dao Xiao Ye Qu, Chun Miao, Jing Gang Shan Shang Tai Yang Hong, dan Jiao Chuang Ye Yu dialunkan oleh Jade Music School, Sun Wen Yan Music School, Huang Li Wen (Shanghai), dan He Xiao Dong (Shanghai). Keempat lagu tersebut memang sangat kental Cina-nya.

Baru pada lagu keenam, Jade Music School yang kembali tampil mengalunkan harmoni berbeda dari 21 senar kecapi mereka. Meski masih menggunakan alat musik Cina, yang suaranya tentu berwarna Cina, sebuah lagu yang tak asing mengalir indah. Lagu yang dimaksud adalah sebuah lagu berasal dari Tanah Batak yang berjudul Sing Sing So. Menariknya, dari susunan acara, lagu Batak ini diberi nama Xing-Xing Suo.

Kenyataan ini, tak pelak, menggambarkan keuniversalan bahasa musik. Ya, atas nama nada, soal perbedaan etnis bukan masalah. “Terpenting juga adalah musik tradisional ini bisa tetap eksis di tengah-tengah masyarakat Medan. Dengan dibawa dan digelarnya acara ini sampai ke Medan, diharapkan musik-musik klasik ini bisa lebih menerangi Medan dan musik tersebut bisa juga digemari warga Medan,” ungkap Ngartini Huang, kepala sekolah Jade Music International School.

Sejatinya, konser dalam rangka pertukaran kebudayaan Indonesia-Cina ini juga mendatangkan instruktur musik bergelar profesor dari Universitas Musik Shanghai Jurusan Guzheng (kecapi), Prof Sun Wen Yan. Dalam konser tersebut, perempuan yang juga menjabat Direktur Perkumpulan Musik Cina itu memainkan beberapa lagu secara solo. Di antaranya, lagu berjudul Ya Shan Ai. Lagu yang mengisahkan pertempuran laut tentara Kaisar Lu Bing mengalahkan tentara Yuan pada Dinasti Song dan berasal dari Daerah Hakka ini dimainkannya secara apik. Sontak para pengunjung konser memberi aplaus seusai Prof Sun Wen Yan memainkan petikan senar lagu tersebut.

Belum lagi lagu berjudul He Fan yang dimainkannya secara elegan, mampu membius penonton, dengan membuat suasana konser lebih hening. Karena lagu berasal dari Provinsi He Nan itu mengenai seorang wanita bernama Chen Xing Yuan yang berpisah dengan tunangannya yang kemudian bunuh diri.

Bintang tamu asal Cina lainnya yakni, Mr He Xiao Dong juga tak kalah mahirnya memainkan nada-nada kecapi. Pria yang juga pendiri dan pengurus Sekolah Musik Sun Wen Yan tersebut berkali-kali menuai tepuk tangan para penonton dengan lagu-lagu yang dimainkannya. Beberapa di antaranya adalah lagu berjudul Jiao Chuang Ye Yu (tampil pada urutan kelima konser) yang berasal dari Provinsi Guang Dong tersebut menceritakan tentang sejenis tumbuhan berwarna kuning kehijauan dengan daun yang tinggi dan besar, orang-orang suka menanam tumbuhan ini di halaman.
Sama seperti Mr He Xiao Dong, Mrs He Xiao Tong yang juga berasal dari Cina juga mendapat respon yang sangat tinggi dari para penonton. Salah satu lagu yang dimainkan perempuan yang telah menggelar konser kecapi di berbagai negara ini yaitu Feng Qiao Ye Bo (Midnight Bells) juga membuat para penonton terhipnotis.

Begitu pula dengan pemain kecapi asal Cina lainnya yakni, Huang Li Min yang mampu mengkolaborasikan permainan kecapinya dengan piano dengan membawakan judul lagu Tong Nian De Hui Yi.Konser malam itu ditutup tepat pukul 22.00 WIB dengan penampilan bersama para murid Jade Music School dan Sun Wen Yan Music School dengan didampingi Prof Sun Wen Yan, Mr He Xiao Dong, Mrs He Xiao Tong, Ms Ngartini Huang, serta Huang Li Min dengan membawakan lagu berjudul Yu Zhou Chang Wan (Singing at night on fishing boat). Lagu berasal dari Provinsi Shang Dong yang menceritakan tentang para nelayan yang bernyanyi di atas perahu pada malam hari dan berhasil memanen ikan yang melimpah ruah, mendapat standing aplaus dari para penonton. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/