MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pemindahan patung Dokter Pirngadi sebagai direktur pertama RSU Pirngadi Medan yang memiliki histori (sejarah), menuai kritik. Salah satunya datang dari Badan Warisan Sumtra (BWS).
Ketua Harian BWS, Hairul menuturkan, keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan tidak terlepas dari keberadaan patung tersebut. Menurutnya, pemindahan patung merupakan salah satu kecerobohan manajemen Rumah Sakit Pirngadi.
“Sebaiknya, keberadaan patung memang selalu di situ. Seharusnya, patung itu diperindah, di antaranya dengan memberikan bunga atau efek yang bagus. Karena patung itu merupakan sesuatu yang paling menonjol dari keberadaan rumah sakit. Saran saya, manajemen harus memikirkan ulang keputusannya. Dan sebaiknya patung dikembalikan ke tempat semula. Kita lihat selama ini keberadaan patung sangat terbengkalai,” terangnya, Kamis (25/9).
Terpisah, mantan Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, Syahrial Anas mengatakan, patung dokter Pirngadi dibuat saat menyambut ulang tahun rumah sakit yang ke – 80 tahun. “Pembuatannya pun tidak sembarangan, hasil sumbangan dari pegawai dan rumah sakit. Ahli patung Medan, Sekar Gunung ditunjuk sebagai pembuat patung ini dan diresmikan oleh Gubernur. Dan sebelum patung dibangun, observasi dan wawancara terkait histori dokter pirngadi juga dilakukan. Baik kepada keluarga atau yang kenal dengannya,” katanya.
Berita sebelumnya, manajemen RSUD dr Pirngadi Medan terus melakukan pembenahan Rumah Sakit, namun salah satu pembenahan tersebut patung dokter pirngadi yang memiliki histori dibongkar dengan alasan untuk memperluas areal parkir. (nit/ila)
MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pemindahan patung Dokter Pirngadi sebagai direktur pertama RSU Pirngadi Medan yang memiliki histori (sejarah), menuai kritik. Salah satunya datang dari Badan Warisan Sumtra (BWS).
Ketua Harian BWS, Hairul menuturkan, keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan tidak terlepas dari keberadaan patung tersebut. Menurutnya, pemindahan patung merupakan salah satu kecerobohan manajemen Rumah Sakit Pirngadi.
“Sebaiknya, keberadaan patung memang selalu di situ. Seharusnya, patung itu diperindah, di antaranya dengan memberikan bunga atau efek yang bagus. Karena patung itu merupakan sesuatu yang paling menonjol dari keberadaan rumah sakit. Saran saya, manajemen harus memikirkan ulang keputusannya. Dan sebaiknya patung dikembalikan ke tempat semula. Kita lihat selama ini keberadaan patung sangat terbengkalai,” terangnya, Kamis (25/9).
Terpisah, mantan Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, Syahrial Anas mengatakan, patung dokter Pirngadi dibuat saat menyambut ulang tahun rumah sakit yang ke – 80 tahun. “Pembuatannya pun tidak sembarangan, hasil sumbangan dari pegawai dan rumah sakit. Ahli patung Medan, Sekar Gunung ditunjuk sebagai pembuat patung ini dan diresmikan oleh Gubernur. Dan sebelum patung dibangun, observasi dan wawancara terkait histori dokter pirngadi juga dilakukan. Baik kepada keluarga atau yang kenal dengannya,” katanya.
Berita sebelumnya, manajemen RSUD dr Pirngadi Medan terus melakukan pembenahan Rumah Sakit, namun salah satu pembenahan tersebut patung dokter pirngadi yang memiliki histori dibongkar dengan alasan untuk memperluas areal parkir. (nit/ila)