SUMUTPOS.CO – Sebuah toko usaha jual beli dan service Play Station (PS) diserang puluhan oknum TNI AU, Minggu (23/9) malam. Akibatnya, toko yang berlabel Tomb Rider di Jalan Brigjen Zein Hamid Medan itu rusak parah.
KOMANDAN Landasan Udara (Danlanud) Soewondo, Kolonel Pnb Dirk Poltjen Lengkey tidak membantah anak buahnya menyambangi Toko Tomb Rider. Lengkey menerangkan, aksi tersebut lantaran puluhan personel TNI AU hendak menyelamatkan rekannya, Pelda Muhammad Chalik (45).
Ceritanya, anak Chalik memperbaiki PS. Oleh pegawai Tomb Rider, dikenakan cas Rp50 ribu. Sedangkan PS belum diperbaiki.
Kemudian, anaknya menelepon Chalik. Tak lama setelahnya, Chalik datang ketempat itu untuk mengambil Play Station.
“Tapi di situ, cekcok sama kasir tidak terelakkan dan ketika PS milik anaknya mau diambil dicegat sama Satpam. Alhasil, mereka cekcok adu mulut dan berantam,” terang Lengkey di Lanud Soewondo, Selasa (25/9).
“Saat berantam itulah pemilik atas nama Joni, mungkin reflek mengambil stick baseball berbahan besi dan mengeroyok Chalik bersama satpamnya,” sambungnya.
Akibatnya, mata sebelah kiri Chalik terluka hingga mengeluarkan darah. Sedangkan mata kanan memar.
Tak hanya itu, punggung bagian pinggang Chalik juga dihantam stick baseball. Alhasil, Chalik harus dilarikan ke rumah sakit.
“Jadi sebenarnya, ini permasalahan cuma tidak pas karena pembayaran biaya Rp50 ribu itu. Dia tidak terima karena PS anaknya tidak diapa-apain tapi kenapa bayar,” ujar Lengkey.
Menurut Lengkey perdamaian sudah dilakukan. Namun, keluarga Chalik tidak terima dan meminta agar perkara diproses lanjut.
“Kalau masalah ini diangkat pasti jadi saling dendam dan saling menuntut. Lebih baik, karena ini tahun politik tidak usah diperpanjang permasalahan ini,” kata Lengkey.
“Kebetulan keluarga dari Chalik sudah mau menerima. Tadi malam dari pihak Play Station dan anggota sudah buat perjanjian,” lanjutnya.
Namun, Lengkey menepis tudingan penyerangan yang dilakukan sekelompok oknum Anggota TNI AU ke toko tersebut. Ia menyebut, saat itu anggota TNI AU yang malah diserang oleh pemilik toko tersebut.
“Jadi pemilik PS dan Satpam tidak tahu yang dipukul anggota TNI AU. Tapi yang jelas perdamaian sudah dilakukan dua belah pihak dan tadi malam perdamaian saya saksikan,” terangnya.
Diketahui, malam itu suasana di lokasi cukup mencekam. Aksi penyelamatan berujung pengerusakan yang dilakukan belasan oknum TNI AU di ruko bercat hijau sontak membuat arus lalulintas macet.
Tampak dua mobil Avanza berwarna putih dan hitam juga mobil patroli Polisi Militer (PM) turun ke lapangan. Belasan oknum diduga personel TNI AU turun dan merangsek masuk menggedor-gedor pintu ruko berwarna biru yang sudah terkunci.
“Buka pintunya, buka,” terdengar suara teriakan orang dari arah ruko tempat pengusaha mainan tersebut.
Sejumlah sepeda motor yang terparkir di halaman toko tersebut berjatuhan. Tampak belasan orang melempari batu ke arah pintu besi ruko.
Perhatian warga pun tertuju ke ruko tersebut. Tak ingin jadi tontonan, warga di sana sempat diusir oleh oknum aparat berpakaian preman.
“Ayo pergi dari sini. Tolong jalan, ini bukan tontonan,” ungkap salah seorang pria bertubuh tegap.
Salah seorang warga, Charles, menyebut belasan orang diduga aparat bersama POM TNI AU datang ke lokasi sekira pukul 20.45 WIB.
“Katanya ada kawan mereka yang disekap, makanya orang itu datang menyelamatkan. Kudengar di sekap di dalam ruko,” tuturnya.
Alhasil, seisi ruko tersebut hancur diobrak-abrik. Tampak kaca dan steling di dalam ruko tersebut berserakan. Meja dan sejumlah perkakas rusak dibuat belasan oknum personel TNI AU yang marah.(dvs/ala)