25 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Jamaah Tertinggal, Bahaya ; Barang Tercecer Sudah Biasa

MEDAN-Setelah banyak koper yang ditahan, ternyata soal bawaan jamaah haji masih menjadi masalah. Ini bukan soal muatan atau isi bawaan yang kelebihan kuota, tapi lebih mengarah kepada barang yang tercecer.

Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, Sazli Nasution mengaku setiap penyelenggaraan haji, ada beberapa jamaah yang kehilangan barang di Tanah Suci. “Memang ini sudah hal biasa, ada saja barang jamaah yang tercecer di Bandara King Abdul Aziz maupun di Bandara Polonia. Maka setiap pemulangan, barang-barang ini disisir dan petugas bagian ini juga ada.

Barang-barang yang tercecer disimpan dulu di Asrama Haji Medan, nanti kalau ada jamaah yang merasa kehilangan dapat mengklaimnya,” jelasnya, Jumat (25/11) Lanjutnya, sedangkan barang-barang yang tercecer di Bandara King Abdul Aziz, akan dibawa pada pemulangan kloter selanjutnya. “Setiap koper atau tas tentengan inikan ada tanda dan nomor manifestnya. Jadi, petugas kita di sana bagian Kasi Bidang Haji Zakat dan Wakaf, Nasrudin, akan menginformasikannya kepada kita. Jika tidak ada yang mengambil, barang-barang ini nantinya akan disumbangkan,” ujar Sazli.

Menurutnya, mengenai jamaah yang kemalingan atau kehilangan barang saat di tanah suci, memang sering ditemukan khususnya pada jamaah yang golongan resiko tinggi. “Biasanya, kasus ini menimpa jamaah resiko tinggi usia 60 tahun keatas. Maka, dianjurkan jamaah haji golongan ini ada yang mendampinginya,” ucapnya.

Pada pemulangan kloter 13/MES asal Medan dan Tapanuli Tengah, lanjutnya, dijadwalkan Sabtu (26/11) sekitar pukul 03.15 WIB dibandara Polonia Medan. “Kalau jumlahnya kita belum tahu pasti. Jadi, kita doakan saja jamaah pulang dengan selamat. Informasi yang saya peroleh, cuaca ditanah suci cukup ekstrim, maka dihimbau agar para jamaah haji yang masih ditanah suci menjaga kesehatannya dan perbanyak minum air putih,” bebernya.

Lalu, bagaimana jika ada jamaah yang tercecer atau tidak terangkut kloter? “Kita harap para jamaah haji kita jangan sampai ada yang tercecer atau tertinggal sehingga tidak pulang ke Indonesia. Kita upayakan itu tidak terjadi. Memang pada saat pemulangan, ada sedikit keterlambatan, tapi itu masih bisa kita tolerir,” timpal Sekretaris PPIH Debarkasi Medan, Abd Rahman, kemarin.

Sebelumnya, Kementerian Agama memastikan dan berupaya tidak ada satupun jemaah yang tertinggal di Arab Saudi, sehingga seluruhnya bisa terangkut pesawat dan kembali ke Tanah Air dengan selamat dan sudah menjadi haji.

“Jangan sampai ada jemaah haji kita yang tercecer atau tertinggal, sehingga tidak pulang ke Indonesia. Kami upayakan itu tidak terjadi,” kata Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto kepada pers di Mekkah, kemarin.

Slamet Riyanto mengakui, bukan suatu hal yang mudah memberangkatkan dan memulangkan orang dalam jumlah yang sangat besar, yaitu dua ratusan ribu orang, dengan berbagai tingkat pendidikan, kesehatan, dan karakteristik yang berbeda-beda.

Untuk itu, menurut dia, Kemenag akan terus melakukan pemantauan dan persiapan hingga pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji sesuai dengan standar yang ditentukan, serta waktu yang tepat.

“Kami berupaya sampai nanti penerbangan terakhir ke Indonesia, seluruh jemaah haji Indonesia bisa terangkut dan pulang ke rumahnya masing-masing,” ujarnya. (mag-11/bbs)

MEDAN-Setelah banyak koper yang ditahan, ternyata soal bawaan jamaah haji masih menjadi masalah. Ini bukan soal muatan atau isi bawaan yang kelebihan kuota, tapi lebih mengarah kepada barang yang tercecer.

Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, Sazli Nasution mengaku setiap penyelenggaraan haji, ada beberapa jamaah yang kehilangan barang di Tanah Suci. “Memang ini sudah hal biasa, ada saja barang jamaah yang tercecer di Bandara King Abdul Aziz maupun di Bandara Polonia. Maka setiap pemulangan, barang-barang ini disisir dan petugas bagian ini juga ada.

Barang-barang yang tercecer disimpan dulu di Asrama Haji Medan, nanti kalau ada jamaah yang merasa kehilangan dapat mengklaimnya,” jelasnya, Jumat (25/11) Lanjutnya, sedangkan barang-barang yang tercecer di Bandara King Abdul Aziz, akan dibawa pada pemulangan kloter selanjutnya. “Setiap koper atau tas tentengan inikan ada tanda dan nomor manifestnya. Jadi, petugas kita di sana bagian Kasi Bidang Haji Zakat dan Wakaf, Nasrudin, akan menginformasikannya kepada kita. Jika tidak ada yang mengambil, barang-barang ini nantinya akan disumbangkan,” ujar Sazli.

Menurutnya, mengenai jamaah yang kemalingan atau kehilangan barang saat di tanah suci, memang sering ditemukan khususnya pada jamaah yang golongan resiko tinggi. “Biasanya, kasus ini menimpa jamaah resiko tinggi usia 60 tahun keatas. Maka, dianjurkan jamaah haji golongan ini ada yang mendampinginya,” ucapnya.

Pada pemulangan kloter 13/MES asal Medan dan Tapanuli Tengah, lanjutnya, dijadwalkan Sabtu (26/11) sekitar pukul 03.15 WIB dibandara Polonia Medan. “Kalau jumlahnya kita belum tahu pasti. Jadi, kita doakan saja jamaah pulang dengan selamat. Informasi yang saya peroleh, cuaca ditanah suci cukup ekstrim, maka dihimbau agar para jamaah haji yang masih ditanah suci menjaga kesehatannya dan perbanyak minum air putih,” bebernya.

Lalu, bagaimana jika ada jamaah yang tercecer atau tidak terangkut kloter? “Kita harap para jamaah haji kita jangan sampai ada yang tercecer atau tertinggal sehingga tidak pulang ke Indonesia. Kita upayakan itu tidak terjadi. Memang pada saat pemulangan, ada sedikit keterlambatan, tapi itu masih bisa kita tolerir,” timpal Sekretaris PPIH Debarkasi Medan, Abd Rahman, kemarin.

Sebelumnya, Kementerian Agama memastikan dan berupaya tidak ada satupun jemaah yang tertinggal di Arab Saudi, sehingga seluruhnya bisa terangkut pesawat dan kembali ke Tanah Air dengan selamat dan sudah menjadi haji.

“Jangan sampai ada jemaah haji kita yang tercecer atau tertinggal, sehingga tidak pulang ke Indonesia. Kami upayakan itu tidak terjadi,” kata Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto kepada pers di Mekkah, kemarin.

Slamet Riyanto mengakui, bukan suatu hal yang mudah memberangkatkan dan memulangkan orang dalam jumlah yang sangat besar, yaitu dua ratusan ribu orang, dengan berbagai tingkat pendidikan, kesehatan, dan karakteristik yang berbeda-beda.

Untuk itu, menurut dia, Kemenag akan terus melakukan pemantauan dan persiapan hingga pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji sesuai dengan standar yang ditentukan, serta waktu yang tepat.

“Kami berupaya sampai nanti penerbangan terakhir ke Indonesia, seluruh jemaah haji Indonesia bisa terangkut dan pulang ke rumahnya masing-masing,” ujarnya. (mag-11/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/