MEDAN – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho ST dan Ir H Tengku Erry Nuradi MSi atau yang lebih populer di singkat pasangan ‘Ganteng’ tiba-tiba membuat heboh warga dan penumpang di Stasiun Kereta Api Medan, Selasa (25/12). Sambil makan bersama di kaki lima, Gatot-Erry mendengarkan keluh kesah para tukang becak yang khawatir akan tersingkir setelah Bandara Kuala Namun beroperasi. Suasana diskusi hampir sejam tanpa protokoler ini pun mengalir akrab dan hangat.
Kehadiran pemimpin incumbent Pemprov Sumut dan Pemkab Serdang Bedagai ini tanpa protokoler. Hadir secara terpisah, keduanya langsung berbaur bersama abang becak yang biasa mangkal di stasiun kereta api.
Gatot Pujo Nugroho begitu tiba langsung menyalami para abang becak, dan duduk meyantap makan siang di salah satu becak di ujung stasiun. Tak berapa lama datang pula Tengku Erry, yang tanpa canggung ikut bersantap siang di pinggir jalan yang siang itu ramai.
“Ayo pak, kita makan bersama, jangan segan-segan,” ujar Gatot sambil menyantap nasi kotak. Siang itu Gatot memang datang dengan membawa ratusan nasi kotak untuk dibagi-bagikan kepada abang becak dan para penyapu jalan. Dengan penuh keakraban di bawah terik matahari pasangan Ganteng ini pun lahap makan bersama sambil menghabiskan nasi kotak tersebut.
Bahkan ketika pasangan Ganteng yang didampingi para pengurus partai pendukung menyantap nasi kotak, yel-yel dan teriakan Ganteng dan Nomor urut 5 menggema. ”Hidup Ganteng, hidup Nomor lima, kami akan berjuang untuk pak Gatot dan Tengku Erry agar menang,” teriak seorang tukang becak.
Seusai makan siang bersama, Gatot Pujo Nugroho yang masih duduk bersama Tengku Erry Nuradi di becak langsung berdialog dengan para tukang becak. Momen ini dimanfaatkan tukang becak menyampaikan keluhan mulai dari susahnya membayar pajak becak mereka karena harus melalui yayasan atau koperasi hingga menanyakan bagaimana nasib mereka kalau Bandar Kuala Namu resmi beroperasi. “Kami minta pemerintah berjanji memperhatikan nasib kami yang susah, “ kata seorang penarik becak, Obor. (rel/adv)