32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pedagang Terompet dan Kembang Api Berebut Omzet

Malam pergantian tahun kian dekat, pedagang kembang api dan terompet di utara Kota Medan, terus bermunculan.

KEMBANG API: Seorang ibu  melintas di depan lokasi penjualan kembang api, beberapa waktu lalu.
KEMBANG API: Seorang ibu melintas di depan lokasi penjualan kembang api, beberapa waktu lalu.

Seperti yang terlihat di kawasan Jalan Marelan Raya Kecamatan Medan Marelan, momen tahun baru 2014 dimanfaatkan para pedagang musiman ini untuk meraup untung, Rabu (25/12) kemarin.

Dari amatan Sumut Pos, sejumlah pedagang membentang barang dagangannya berupa terompet dann kembang api, dari mulai kawasan Pasar 5 hingga ke arah Tanah Enam Ratus disepanjang Jalan Marelan Raya Kecamatan Medan Marelan. Lapak-lapak pedagang musiman itu dipenuhi dengan berbagai jenis terompet, begitu juga sebaliknya penjual kembang api.

Berbagai macam jenis kembang api dipamerkan. Yang kebanyakan kembang api terbang. Pun begitu dengan terompet, banyak modelnya. Mulai bermotif mirip alat musik siksofon, sampai berbentuk badan naga. Transaksi pun mulai berjalan, untuk harga bervariasi dari Rp4 ribu hingga Rp50 ribu.

Jalanan di kawasan itu juga terpantau macet. Lalu lintas kendaraan baik roda dua maupun empat begitu padat. Namun, Parlan (34) seorang pedagang terompet memperkirakan omset mereka di tahun ini tipis, tidak seperti pada pergantian tahun sebelumnya. “Sepertinya untuk tahun baru kali ini keuntungannya tipis, tidak kayak tahun lalu,” kata pedagang terompet di Pasar 5 Marelan ini.

Pria berkaos biru itu mengaku kalau penurunan omzet juga disebabkan karena banyaknya pedagang yang menjual kembang api. “Soalnya yang jualan terompet banyak, belum lagi pedagang kembang api,” ujarnya.

Sedangkan, pedagang kembang api mengaku optimis bakal meraup untung yang lumayan menjelang tahun baru 2014. Simon (41) penjual kembang api dikawasan Pasar 1 Kecamatan Medan Marelan menyebutkan, hanya menyiapkan modal sekitar Rp3,5 juta guna memasok berbagai macam kembang api. “Untungnya lumayan kalau jualan kembang api sekarang. Bisa dapat dua sampai tiga kali lipat, karena permintaan terus bertambah,” ungkap, Simon.

Soal harga kembang api, Simon mengaku menjualnya dari mulai Rp1.500 hingga Rp25 ribu untuk jenis kembang api buatan lokal. Sementara, untuk kembang api produk impor asal China dia menjualnya dengan harga relatif lebih mahal.

Harga jual kembang api asal negeri ‘tirai bambu’ itu ditawarkan mulai dari Rp50 ribu sampai jutaan, tergantung bentuk dan kualitasnya. Cuma lanjut dia, dari berbagai jenis kembang api impor itu, yang paling diminati yakni jenis roman candle yang bentuknya menyerupai bunga.

“Peminatnya juga banyak, dari mulai remaja sampai orangtua. Karena bermain kembang api sudah jadi tradisi saat merayakan malam pergantian tahun, begitupun kembang api lokal juga tidak kalah menariknya,” pungkas, Simon.

Selain kembang api dan trompet, pergantian malam tahun baru jugua identik dengan kemacetan karena seluruh masyarakat dari berbagai penjuru dipastikan bakal tumpah di jalan.

Menyikapi hal itu, Dishub Kota Medan bakal mengerahkan 450 personel. “Sebagai antisipasi Dishub Kota Medan akan menurunkan 450 personel guna menertibkan dan melancarkan arus lalu lintas,” ujar Kadishub Medan, Rendward Parapat, Rabu (25/12).

Pria berkacamata ini mengatakan aktivitas lalu lintas juga tinggi di terminal Amplas dan Pinang Baris. Didua terminal itu, Dishub Medan juga. membuat posko pemeriksaan kendaraan layak jalan. “Kita juga lakukan tes urin bagi sopir di Lubuk Pakam dengan bekerja sama dengan Dishub Provinsi Sumut,” akunya.

Dikawasan perbelanjaan atau Mall, kata dia, lalu lintas juga akan tinggi mengingat tingginya jumlah masyarakat yang berbelanja. “Saya juga sudah meminta anggota di ATCS untuk melihat ada beberapa persimpangan  jalan agar masyarakat tak melanggar lampu merah sehingga bias mengurangi kemacetan. Kita juga akan buat table kepatuhan masyarakat dan fasilitas pendukung itu akan kita siapkan terutama untuk titik-titik yang rawan kemacetan,” bebernya.

“Untuk malam tahun baru khusus di kawasan seputar lapangan Merdeka Medan nanti kita akan bekerjasama dengan Satlantas Medan guna   menyiapkan traffic cone,” tambahnya lagi.

Kepala Terminal Amplas, Richard Medy Simatupang mengatakan, di terminal Amplas memang sudah membuat posko pemeriksaan kendaraan layak jalan. Sementara tes urin belum dilakukan dari BNN. “Kalau tes urin memang belum, rencananya dari BNN akan dating. Tapi kalau posko pemeriksaan kendaraan sudah kami lakukan bekerjasama dengan Dishub Sumut,” terang Richard.

Dikatakan Richard, menjelang natal dan tahun baru, penumpang di terminal Amplas diprediksi naik 10-15 persen untuk AKAP dan AKDP. “Kenaikan kendaraan kami perkirakan jika sebelumnya bus berangkat 20 unit sehari sekarang menjadi 22-23 unit sehari, jadi kenaikan berkisar 10-15 persen,” terangnya.

Untuk tujuan yang paling diminmtai kata Richard, kalau AKDP tujuan ke daerah Tapanuli Utara, Tarutung, Parapat dan Siantar, sedangkan AKAP tujuan ke Pekanbaru.

“Kalau tariff tidak ada kenaikan dari keputusan Departemen perhubungan, tapi memang dari laporan penumpang yang melaporkan ke kami ada beberapa perusahaan yang melakukan kenaikan tariff dan itu sudah kami datangi dan berikan peringatan lisan agar tidak menalakukan kenaikan tariff,” tukasnya. (dik/rul)

Malam pergantian tahun kian dekat, pedagang kembang api dan terompet di utara Kota Medan, terus bermunculan.

KEMBANG API: Seorang ibu  melintas di depan lokasi penjualan kembang api, beberapa waktu lalu.
KEMBANG API: Seorang ibu melintas di depan lokasi penjualan kembang api, beberapa waktu lalu.

Seperti yang terlihat di kawasan Jalan Marelan Raya Kecamatan Medan Marelan, momen tahun baru 2014 dimanfaatkan para pedagang musiman ini untuk meraup untung, Rabu (25/12) kemarin.

Dari amatan Sumut Pos, sejumlah pedagang membentang barang dagangannya berupa terompet dann kembang api, dari mulai kawasan Pasar 5 hingga ke arah Tanah Enam Ratus disepanjang Jalan Marelan Raya Kecamatan Medan Marelan. Lapak-lapak pedagang musiman itu dipenuhi dengan berbagai jenis terompet, begitu juga sebaliknya penjual kembang api.

Berbagai macam jenis kembang api dipamerkan. Yang kebanyakan kembang api terbang. Pun begitu dengan terompet, banyak modelnya. Mulai bermotif mirip alat musik siksofon, sampai berbentuk badan naga. Transaksi pun mulai berjalan, untuk harga bervariasi dari Rp4 ribu hingga Rp50 ribu.

Jalanan di kawasan itu juga terpantau macet. Lalu lintas kendaraan baik roda dua maupun empat begitu padat. Namun, Parlan (34) seorang pedagang terompet memperkirakan omset mereka di tahun ini tipis, tidak seperti pada pergantian tahun sebelumnya. “Sepertinya untuk tahun baru kali ini keuntungannya tipis, tidak kayak tahun lalu,” kata pedagang terompet di Pasar 5 Marelan ini.

Pria berkaos biru itu mengaku kalau penurunan omzet juga disebabkan karena banyaknya pedagang yang menjual kembang api. “Soalnya yang jualan terompet banyak, belum lagi pedagang kembang api,” ujarnya.

Sedangkan, pedagang kembang api mengaku optimis bakal meraup untung yang lumayan menjelang tahun baru 2014. Simon (41) penjual kembang api dikawasan Pasar 1 Kecamatan Medan Marelan menyebutkan, hanya menyiapkan modal sekitar Rp3,5 juta guna memasok berbagai macam kembang api. “Untungnya lumayan kalau jualan kembang api sekarang. Bisa dapat dua sampai tiga kali lipat, karena permintaan terus bertambah,” ungkap, Simon.

Soal harga kembang api, Simon mengaku menjualnya dari mulai Rp1.500 hingga Rp25 ribu untuk jenis kembang api buatan lokal. Sementara, untuk kembang api produk impor asal China dia menjualnya dengan harga relatif lebih mahal.

Harga jual kembang api asal negeri ‘tirai bambu’ itu ditawarkan mulai dari Rp50 ribu sampai jutaan, tergantung bentuk dan kualitasnya. Cuma lanjut dia, dari berbagai jenis kembang api impor itu, yang paling diminati yakni jenis roman candle yang bentuknya menyerupai bunga.

“Peminatnya juga banyak, dari mulai remaja sampai orangtua. Karena bermain kembang api sudah jadi tradisi saat merayakan malam pergantian tahun, begitupun kembang api lokal juga tidak kalah menariknya,” pungkas, Simon.

Selain kembang api dan trompet, pergantian malam tahun baru jugua identik dengan kemacetan karena seluruh masyarakat dari berbagai penjuru dipastikan bakal tumpah di jalan.

Menyikapi hal itu, Dishub Kota Medan bakal mengerahkan 450 personel. “Sebagai antisipasi Dishub Kota Medan akan menurunkan 450 personel guna menertibkan dan melancarkan arus lalu lintas,” ujar Kadishub Medan, Rendward Parapat, Rabu (25/12).

Pria berkacamata ini mengatakan aktivitas lalu lintas juga tinggi di terminal Amplas dan Pinang Baris. Didua terminal itu, Dishub Medan juga. membuat posko pemeriksaan kendaraan layak jalan. “Kita juga lakukan tes urin bagi sopir di Lubuk Pakam dengan bekerja sama dengan Dishub Provinsi Sumut,” akunya.

Dikawasan perbelanjaan atau Mall, kata dia, lalu lintas juga akan tinggi mengingat tingginya jumlah masyarakat yang berbelanja. “Saya juga sudah meminta anggota di ATCS untuk melihat ada beberapa persimpangan  jalan agar masyarakat tak melanggar lampu merah sehingga bias mengurangi kemacetan. Kita juga akan buat table kepatuhan masyarakat dan fasilitas pendukung itu akan kita siapkan terutama untuk titik-titik yang rawan kemacetan,” bebernya.

“Untuk malam tahun baru khusus di kawasan seputar lapangan Merdeka Medan nanti kita akan bekerjasama dengan Satlantas Medan guna   menyiapkan traffic cone,” tambahnya lagi.

Kepala Terminal Amplas, Richard Medy Simatupang mengatakan, di terminal Amplas memang sudah membuat posko pemeriksaan kendaraan layak jalan. Sementara tes urin belum dilakukan dari BNN. “Kalau tes urin memang belum, rencananya dari BNN akan dating. Tapi kalau posko pemeriksaan kendaraan sudah kami lakukan bekerjasama dengan Dishub Sumut,” terang Richard.

Dikatakan Richard, menjelang natal dan tahun baru, penumpang di terminal Amplas diprediksi naik 10-15 persen untuk AKAP dan AKDP. “Kenaikan kendaraan kami perkirakan jika sebelumnya bus berangkat 20 unit sehari sekarang menjadi 22-23 unit sehari, jadi kenaikan berkisar 10-15 persen,” terangnya.

Untuk tujuan yang paling diminmtai kata Richard, kalau AKDP tujuan ke daerah Tapanuli Utara, Tarutung, Parapat dan Siantar, sedangkan AKAP tujuan ke Pekanbaru.

“Kalau tariff tidak ada kenaikan dari keputusan Departemen perhubungan, tapi memang dari laporan penumpang yang melaporkan ke kami ada beberapa perusahaan yang melakukan kenaikan tariff dan itu sudah kami datangi dan berikan peringatan lisan agar tidak menalakukan kenaikan tariff,” tukasnya. (dik/rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/