MEDAN, SUMUTPOS.CO – Unjuk rasa menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja di DPRD Sumut rusuh, Kamis (26/1) sore. Massa dari kelompok Cipayung Plus yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa, memaksa masuk ke dalam gedung dewan dengan menumbangkan pagar gedung dewan. Tak sampai di situ, mahasiswa beramai-ramai masuk ke ruang paripurna dewan dan melempari telur ke meja pimpinan dewan.
Pantauan Sumut Pos, awalnya unjuk rasa itu berjalan tertib. Mereka secara bergantian menyampaikan orasi, menolak Perppu tentang Cipta Kerja. Namun setelah lama berorasi, tak satupun anggota dewan yang menampung aspirasi mereka.
Massa kecewa dan berupaya masuk ke gedung dewan dengan menggoyang-goyang pagar utama gedung DPRD Sumut. “Kami meminta wakil rakyat di dalam DPRD Sumut ini datang ke sini. Jumpai rakyatnya, untuk sama-sama menolak Perppu Cipta Kerja yang tidak pro rakyat,” teriak seorang mahasiswa menggunakan alat pengeras suara.
Massa pun, terus menggoyang-goyangkan pagar hingga tumbang. Polisi yang berjaga hanya bisa melihat aksi mahasiswa itu, karena kekurangan personel. Satu persatu mahasiswa masuk ke gedung rapat paripurna DPRD Sumut. Terlihat beberapa mahasiswa membawa replika keranda, sebagai simbol matinya keadilan di Tanah Air. Mereka kemudian meletakkan replika keranda itu di depan meja pimpinan DPRD Sumut.
Mereka lalu mengambil telur dan melemparkannya ke meja pimpinan DPRD Sumut. Tampak, telur tersebut pecah dan berceceran di lantai.
Mereka juga menduduki kursi-kursi anggota DPRD dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tampak juga personel kepolisian tambahan tiba di gedung dewan, kemudian melakukan penjagaan.
Tak lama berselang, anggota DPRD Sumut Pendeta Berkat Kurniawan Laoli dari Fraksi Nasdem dan Tangkas dari Fraksi Demokrat menemui mahasiswa. Keduanya mengaku akan menyampaikan tuntutan aliansi Cipayung Plus Sumut ke DPR RI.
Namun, keduanya menolak jika harus menyakatan sikap secara lembaga atau mengatasnamakan DPRD Sumut atas penolakan Perppu tersebut. Mereka berdalih, tidak berkompeten untuk itu. “Kami hari ini dari DPRD Sumut menerima seluruh tuntutan yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa. Dan tuntutan ini akan kami sampaikan ke pimpinan DPRD Sumut,” kata Berkat Laoli.
Menyikapi itu, mahasiswa mengaku tak puas. Untuk itu, mereka berjanji akan turun kembali ke DPRD Sumut dengan jumlah yang lebih besar, dengan tuntutan yang sama. (gus)