25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Fasilitas SD Negeri 060961 & 060959 Memprihatinkan, Marasutan Bungkam

istimewa/sumut pos
Marasutan Siregar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi Sekolah Dasar (SD) Negeri 060961 dan 060959 beralamat di Jalan Cipanas, Kelurahan Belawan Dua, Kecamatan Medan Belawan memang cukup memprihatinkan. Meski demikian, pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan hingga kini belum memberikan tanggapannyan

Pasalnya, Kepala Disdik Medan, Marasutan Siregar yang ditanya terkait solusi apa yang dilakukan untuk kedua SD tersebut, memilih bungkam. Bahkan, saat wartawan Koran ini melayangkan konfirmasi, Marasutan Siregar menghindar.

Ketua Komisi B DPRD Medan Bahrumsyah menyayangkan hal ini. Ia mendesak agar Disdik Medan mencari solusi, apakah SD tersebut mau dibangun bertingkat atau cara lainnya. Hal ini wajib ditindaklanjuti segera. “Percuma APBD kita sampai Rp6 triliun lebih, tapi masih ada SD negeri yang memiliki 3 ruangan untuk belajar. Padahal, SD itu minimal memiliki 6 ruangan kelas,” tegasnya.

Kata dia, Disdik Medan tidak fokus dalam pemerataan infrastruktur sekolah. Bisa dibilang, tidak ada konsep yang matang dalam pembangunan dunia pendidikan khususnya di Kota Medan. “Ini menjadi pelajaran penting dan data sarana pendidikan harus faktual

setiap tahunnya. Artinya, Pemko Medan mentabulasi secara benar data-data sekolah yang tidak layak,” ujarnya.

Kepala SD Negeri 060959, Rosita Harianja mengharapkan dapat dibangun 3 ruangan lagi untuk siswa belajar. Namun, karena lahannya terbatas sehingga mau tidak mau dibangun tingkat. “Lahannya memang kecil, gak sampai 200 meter persegi. Makanya, jalan satu-satunya kalau mau dibangun harus ditingkat. Dengan begitu, anak-anak bisa fokus atau konsentrasi dalam belajar,” kata Rosita.

Rosita menyebutkan, kondisi dengan 3 ruangan kelas sangat tidak efektif untuk proses belajar-mengajar. Sebab, suara guru yang mengajar di sebelahnya terdengar langsung oleh siswa yang berada di dalam satu ruangan. “Kondisi sekolah tersebut bukan baru kali ini, tetapi sebelum saya menjabat di situ. Kondisinya, memang hanya 3 kelas dan setiap kelas disekat pakai triplek. Jadi, anak-anak tidak bisa fokus dan konsentrasi dalam belajar,” akunya.

Menurutnya, selain butuh tambahan 3 ruangan untuk belajar, sekolah yang belum genap setahun dipimpinnya juga membutuhkan perpustakaan dan halaman untuk upacara maupun bermain. “Jumlah siswa ada sekitar 100 lebih, dengan guru yang cukup memadai. Bisa dibayangkan bagaimana kalau upacara bendera dan pas waktu istirahat, jadi memanfaatkan ruangan yang ada,” jelasnya.

Rosita mengaku, dia sudah menyampaikan ke koordinator Kecamatan Medan Belawan dan telah diteruskan ke Disdik Medan. Namun sampai sekarang belum ada solusi. “Saya maunya bulan depan bisa dibangun, tapi karena ada aturan yang harus dijalankan maka tentunya wajib bersabar. Mudah-mudahan tahun depan bisa dibangun,” harap.

Pantauan wartawan Koran ini, kegiatan belajar mengajar tampak berlangsung di dua sekolah dasar tersebut. Meskipun memiliki ruang kelas terbatas, guru dam murid tampak serius melaksanakan kegiatan belajar.

“Beginilah sekolah kami, untuk mengajar murid kami harus belajar dengan kondisi kelas disekat dengan triplek. Kami mengajar tidak efektif, karena suara guru menerangkan saling berdampingan, makanya kadang terganggu konsentrasi,” ujar seorang guru SD Negeri 060961, Idawati Tampubolon.

Mirisnya lagi, sekolah mereka satu halaman dengan SD Negeri 060959. Sehingga, kegiatan upacara harus bergabung dua sekolah. Bahkan, kegiatan upacara murid – murid harus berdesakan. Karena, kondisi halaman memiliki luas terbatas.”Lihatlah, lapangan upacara kami cuma panjang 8 merer dan lebar 4 meter. Kalau kami upacara harus gabung dan kondisi ini sempit berdesakan,” beber wali kelas 5 ini.

Dikatakan Idawati, untuk SD 060961 memiliki sebanyak 96 siswa. Setiap kelas difasilitasi 8 dan 10 meja setiap sekat. Minimnya siswa untuk mendaftar ke sekolah mereka, karena masyarakat melihat kondisi sekolah yang tempat mengajar memprhatinkan.

Begitu juga dikatakan Rosida, ia mengajar di SD Negeri 060959 sejak tahun 1986. Harapannya, pemerintah agar melakukan merger dua sekolah tersebut. Karena, kondisi kelasnya layak digabungkan menjadi 6 kelas. “Menurut saya lebih baik merger aja. Dari pada kami mengajar susah dan anak – anak menerima pelajaran tidak konsentrasi,” harapnya.

Untuk mengefisiensikan proses belajar mengajar dengan 3 ruang kelas, mereka tidak melakukan penyekatan kelas. Tapi, menjadwalkan pelajaran kelas 1,2 dan 3 masuk pagi. Sedangkan kelas 4,5 dan 6 masuk siang. Sehingga, lebih fokus untuk memberikan pelajaran kepada siswa.

“Kami terpaksa buat jam pagi dan siang. Kalau tidak, kami terpaksa menyekat kelas. Tapi belajar siang saya rasa kurang efektif, semangat siswa pasti berkurang menerima pelajaran,” cetusnya.

Rosida juga mengaku miris dan sedih dengan kondisi sekolah tempatnya mengajar, karena ruang belajar untuk siswa dibagi dua dengan sekolah yang berada berdampingan. “Kami memohon kepada Dinas Pendidikan (Disdik) dan DPRD Medan bagaimana caranya agar sekolah kami ini memiliki 6 kelas. Artinya, ditambah 3 ruangan lagi,” pinta Rosida. (ris/fac/ila)

istimewa/sumut pos
Marasutan Siregar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi Sekolah Dasar (SD) Negeri 060961 dan 060959 beralamat di Jalan Cipanas, Kelurahan Belawan Dua, Kecamatan Medan Belawan memang cukup memprihatinkan. Meski demikian, pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan hingga kini belum memberikan tanggapannyan

Pasalnya, Kepala Disdik Medan, Marasutan Siregar yang ditanya terkait solusi apa yang dilakukan untuk kedua SD tersebut, memilih bungkam. Bahkan, saat wartawan Koran ini melayangkan konfirmasi, Marasutan Siregar menghindar.

Ketua Komisi B DPRD Medan Bahrumsyah menyayangkan hal ini. Ia mendesak agar Disdik Medan mencari solusi, apakah SD tersebut mau dibangun bertingkat atau cara lainnya. Hal ini wajib ditindaklanjuti segera. “Percuma APBD kita sampai Rp6 triliun lebih, tapi masih ada SD negeri yang memiliki 3 ruangan untuk belajar. Padahal, SD itu minimal memiliki 6 ruangan kelas,” tegasnya.

Kata dia, Disdik Medan tidak fokus dalam pemerataan infrastruktur sekolah. Bisa dibilang, tidak ada konsep yang matang dalam pembangunan dunia pendidikan khususnya di Kota Medan. “Ini menjadi pelajaran penting dan data sarana pendidikan harus faktual

setiap tahunnya. Artinya, Pemko Medan mentabulasi secara benar data-data sekolah yang tidak layak,” ujarnya.

Kepala SD Negeri 060959, Rosita Harianja mengharapkan dapat dibangun 3 ruangan lagi untuk siswa belajar. Namun, karena lahannya terbatas sehingga mau tidak mau dibangun tingkat. “Lahannya memang kecil, gak sampai 200 meter persegi. Makanya, jalan satu-satunya kalau mau dibangun harus ditingkat. Dengan begitu, anak-anak bisa fokus atau konsentrasi dalam belajar,” kata Rosita.

Rosita menyebutkan, kondisi dengan 3 ruangan kelas sangat tidak efektif untuk proses belajar-mengajar. Sebab, suara guru yang mengajar di sebelahnya terdengar langsung oleh siswa yang berada di dalam satu ruangan. “Kondisi sekolah tersebut bukan baru kali ini, tetapi sebelum saya menjabat di situ. Kondisinya, memang hanya 3 kelas dan setiap kelas disekat pakai triplek. Jadi, anak-anak tidak bisa fokus dan konsentrasi dalam belajar,” akunya.

Menurutnya, selain butuh tambahan 3 ruangan untuk belajar, sekolah yang belum genap setahun dipimpinnya juga membutuhkan perpustakaan dan halaman untuk upacara maupun bermain. “Jumlah siswa ada sekitar 100 lebih, dengan guru yang cukup memadai. Bisa dibayangkan bagaimana kalau upacara bendera dan pas waktu istirahat, jadi memanfaatkan ruangan yang ada,” jelasnya.

Rosita mengaku, dia sudah menyampaikan ke koordinator Kecamatan Medan Belawan dan telah diteruskan ke Disdik Medan. Namun sampai sekarang belum ada solusi. “Saya maunya bulan depan bisa dibangun, tapi karena ada aturan yang harus dijalankan maka tentunya wajib bersabar. Mudah-mudahan tahun depan bisa dibangun,” harap.

Pantauan wartawan Koran ini, kegiatan belajar mengajar tampak berlangsung di dua sekolah dasar tersebut. Meskipun memiliki ruang kelas terbatas, guru dam murid tampak serius melaksanakan kegiatan belajar.

“Beginilah sekolah kami, untuk mengajar murid kami harus belajar dengan kondisi kelas disekat dengan triplek. Kami mengajar tidak efektif, karena suara guru menerangkan saling berdampingan, makanya kadang terganggu konsentrasi,” ujar seorang guru SD Negeri 060961, Idawati Tampubolon.

Mirisnya lagi, sekolah mereka satu halaman dengan SD Negeri 060959. Sehingga, kegiatan upacara harus bergabung dua sekolah. Bahkan, kegiatan upacara murid – murid harus berdesakan. Karena, kondisi halaman memiliki luas terbatas.”Lihatlah, lapangan upacara kami cuma panjang 8 merer dan lebar 4 meter. Kalau kami upacara harus gabung dan kondisi ini sempit berdesakan,” beber wali kelas 5 ini.

Dikatakan Idawati, untuk SD 060961 memiliki sebanyak 96 siswa. Setiap kelas difasilitasi 8 dan 10 meja setiap sekat. Minimnya siswa untuk mendaftar ke sekolah mereka, karena masyarakat melihat kondisi sekolah yang tempat mengajar memprhatinkan.

Begitu juga dikatakan Rosida, ia mengajar di SD Negeri 060959 sejak tahun 1986. Harapannya, pemerintah agar melakukan merger dua sekolah tersebut. Karena, kondisi kelasnya layak digabungkan menjadi 6 kelas. “Menurut saya lebih baik merger aja. Dari pada kami mengajar susah dan anak – anak menerima pelajaran tidak konsentrasi,” harapnya.

Untuk mengefisiensikan proses belajar mengajar dengan 3 ruang kelas, mereka tidak melakukan penyekatan kelas. Tapi, menjadwalkan pelajaran kelas 1,2 dan 3 masuk pagi. Sedangkan kelas 4,5 dan 6 masuk siang. Sehingga, lebih fokus untuk memberikan pelajaran kepada siswa.

“Kami terpaksa buat jam pagi dan siang. Kalau tidak, kami terpaksa menyekat kelas. Tapi belajar siang saya rasa kurang efektif, semangat siswa pasti berkurang menerima pelajaran,” cetusnya.

Rosida juga mengaku miris dan sedih dengan kondisi sekolah tempatnya mengajar, karena ruang belajar untuk siswa dibagi dua dengan sekolah yang berada berdampingan. “Kami memohon kepada Dinas Pendidikan (Disdik) dan DPRD Medan bagaimana caranya agar sekolah kami ini memiliki 6 kelas. Artinya, ditambah 3 ruangan lagi,” pinta Rosida. (ris/fac/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/