MEDAN, SUMUTPOS.CO – Proyek One Belt On Road (OBOR) yang sudah disepakati Pemerintah Indonesia belum lama ini, melalui delegasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, ternyata menarik perhatian Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.
Proyek investasi dengan Pemerintah Cina tersebut, menurut Edy Rahmayadi, perlu didiskusikan lebih mendalam sebelum diputuskan laik atau tidak diterapkan di Provinsi Sumut. “Saya ingin mengajak wartawan untuk diskusi lebih banyak soal (proyek) OBOR ini. Tapi nanti di sesi yang lain saja kita bahas. Bulan puasa kayak gini, takutnya gak sampai ke sana (pikiran, Red) kita,” ungkap Gubsu Edy saat memberi sambutan pada buka bersama insan pers, di Aula Rumah Dinas Gubsu, Jl. Sudirman Medan, Jumat (24/5).
Gubsu mengatakan, proyek OBOR bakal menyasar daerah pesisir Sumut yakni antara lain mulai dari Pantai Timur atau dari Kabupaten Langkat sampai ke Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dan Sumut, merupakan pintu masuk menuju Selat Malaka.
“Ini perlu kita bicarakan. Antara habitat pesisir itu kumuh, jorok dan miskin. Dan yang kaya siapa? Itu solusi untuk OBOR, saya ingin di antara kita terbuka. Tidak ada dusta di antara kita. Sekalian nanti saya presentasikan ada peta-petanya dia. Jadi kita sama-sama bisa lihat. Apa untungnya bagi rakyat Sumut. Karena potensi Sumut ini harus sejahtera untuk rakyat Sumut,” tegas Edy.
Seperti diketahui, Sumatera Utara menjadi satu dari empat koridor yang ditawarkan Pemerintah Indonesia untuk masuk dalam skema OBOR disamping Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, dan Bali. Selain Kuala Tanjung, dua proyek yang akan ikut jalur sutra China dalam waktu dekat yaitu Kawasan Industri Sei Mangke dan Bandara Kualanamu.
Gubsu menegaskan, jika tanpa didahului kajian yang jelas, Pelabuhan Kuala Tanjung tidak dapat diterima masuk dalam proyek OBOR. Hal itu ditegaskannya menanggapi penandatanganan kesepakatan proyek tersebut oleh Deputi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin dan Wakil Menteri Bappenas China, Ning Jizhe di sela-sela Belt and Road Forum di Beijing, China, Sabtu 27 April 2019.
“Kita kaji dulu. Selama itu menjadikan positif memajukan rakyat Sumut dan benar adanya kita terima, tapi harus jelas. Sumut siap membuka tangan siapapun welcome tapi harus pasti. Rakyat harus makmur,” ungkap Edy, Minggu (28/4).
Skema-skema kerja sama dengan negara asing terutama China oleh beberapa pakar ekonomi selalu direkomendasikan untuk dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Sebab, pada beberapa negara proyek kerja sama tersebut justru memuluskan strategi loan to own mereka untuk menguasai aset-aset ekonomi strategis pada negara-negara lain. “Hal seperti ini tidak dapat diterima.
Kalau itu terjadi, makanya harus kita pelajari termasuk pers ikut mengawal. Kalau itu direncanakan oleh mereka kita tak boleh menerima hal-hal seperti itu,” ujarnya.
Menurut Edy, Sumut bukan berhenti kekuasaannya pada saat dirinya menjabat saja. “Masih banyak dinasti-dinasti ke depan untuk memakmurkan rakyat,” katanya.
Di hadapan Ketua PWI Sumut, Hermansjah dan ratusan wartawan di Kota Medan, Gubsu Edy menekankan agar awak media objektif dalam menyuguhkan informasi kepada publik. Menurutnya, hari ini media massa belum menginformasikan kebenaran dari sebuah fakta.
“Saya yakin kalian semua tahu apa yang terjadi di negeri kita hari ini. Aman apa tidak kita lihat? Tapi 12 koran saya baca hari ini, mohon maaf tak ada yang benar beritanya. Saya sengaja undang pemred (pimpinan redaksi) di sini, ada wartawan yang juga bertugas di kantor gubernur, mulai sekarang kalian sampaikan yang benar kepada rakyat,” katanya.
Gubernur kemudian meyakinkan para wartawan bahwa dirinya akan selalu terbuka dan jujur apabila diminta untuk memberikan informasi, selama informasi tersebut tidak bersifat sensitif dan mengganggu usaha-usaha pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. “Hanya saja, saya berharap agar kalian bisa memahami gaya bahasa dan komunikasi saya, beginilah saya, terima saya apa adanya,” katanya.
Acara buka puasa bersama diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan mendengarkan tausiyah menunggu berbuka. Usai berbuka, dilanjutkan dengan Salat Magrib berjamaah dan makan malam bersama. (prn/ila)