MEDAN-Kehadiran Bandara Udara Internasional Kualanamu makin diperhitungan. Setelah AirAsia menyatakan kepuasan dengan menambahkan satu airbus-nya, tiga maskapai asing lainnya pun menyatakan akan menambah penerbangan (ekstra flight). Di sisi lain, maskapai lokal pun berebut minta ekstra flight.
Ketiga maskapai asing yang dimaksud adalah Singapore Airline, Silk Air, dan Malaysia Airlines. Ketiga maskapai itu telah mengajukan permintaan penerbangan dimaksud ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Direktur Angkutan Udara Kemenhub, Djoko Murjatmojo menjelaskan, Malaysia Airlines mengajukan penerbangan tambahan untuk rute Kuala Lumpur-Medan-Kuala Lumpur.
“Sedang Singapore Airline dan Silk Air untuk rute Singapura-Medan-Singapura,” ujar Djoko Murjatmoko, kemarin. Sekadar diketahui, Silk Air merupakan maskapai penerbangan asal Singapura, yang juga merupakan anak perusahaan Singapore Airline.
Hanya saja, Djoko mengaku tidak hapal berapa frekuensi penerbangan tambahan yang diajukan masing-masing maskapai dimaksud, termasuk berapa total jumlah kursi tambahan dari tiga maskapai asing itu. Pasalnya, cukup banyak maskapai asing dan nasional yang minta penerbangan tambahan, untuk sejumlah rute di tanah air dan luar negeri.
Dia hanya mengatakan, bahwa pengajuan tambahan penerbangan ini lebih didasari pada kepentingan bisnis yakni ‘merebut’ penumpang mudik lebarann
Biasanya, permintaan penerbangan tambahan disetujui kemenhub.
Untuk maskapai nasional, beberapa juga sudah mengajukan penerbangan tambahan. Antara lain Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Citilink. Hanya saja, untuk maskapai nasional ini, tercatat belum ada extra flight ke Bandara Kualanamu.
Masih terkait dengan Bandara Kualanamu, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyampaikan rasa puasnya atas mulusnya hari pertama soft operation bandara baru itu, Kamis (25/7). Dikatakan, dari sisi safety, security, dan compliance juga sudah baik. Begitu pun, air trafic controler (ATC), visual untuk pendaratan juga berfungsi baik, termasuk taxi way.
Bambang mengingatkan perlunya kesiapan unit pemadam kebakaran. “Pemadam kebakaran juga harus mendapat perhatian dan penting untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kondisi darurat,” ujarnya mengingatkan.
Terpisah, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengatakan, meskipun Bandara Kualanamu sudah beroperasi dengan baik, namun diakui, pelayanan belum bisa memuaskan penumpang. Pasalnya, masih ada sejumlah pekerjaan yang harus dituntaskan, sebelum diresmikan Presiden SBY yang direncanakan pada 9 September mendatang. “Karena masih banyak pengerjaan sehingga kemungkinan akan banyak debu di beberapa area di Bandara Kualanamu,” ujar Tri.
Penyelesaian Jalan Hingga 2014
Di sisi lain, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I, Wijaya Seta menyatakan penyelesaian pembangunan jalan arteri menuju Kualanamu pada 2014 mendatang. Hal ini dikarenakan kontrak kerja dalam pembangunan ini mencapai sangat kompleks. Selain itu, dikarenakan pembebasan lahan yang belum selesai.
“Target kita penyelesaian pembangunan hingga 2014, baik awal, tengah, maupun akhir tahun. Yang pasti, pada 2014 mendatang, semua jalan arteri menuju Kualanamu sudah selesai,” ujarnya.
Dijelaskannya, kontrak kerja dalam pembangunan jalan arteri ini cukup banyak, atau multiplayer. Sehingga, harus lebih banyak untuk harus disesuaikan. Sedangkan untuk penyelesaikan masalah lahan yang hingga belum selesai. “Kalau lahan sudah jelas statusnya, maka kita baru bisa membangun. Kalau tidak, ya bagaimana mungkin? Makanya target kita, jalan arteri menuju Kualanamu seluruhnya akan menjadi aspla hingga 2014 mendatang,” tambahnya.
Ketua Pembebasan Lahan dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Zulkifli Tanjung menyatakan untuk pembebasan lahan yang saat ini tersisa sekitar 4 persil. Di mana, untuk penyelesaian masalah ini sedang dilakukan konsinyasi.
“4 persil tersebut adalah PT Firdaus, PT Tunggal Nusantara, Kasiti Ong, dan kepemilikan oleh seseorang yang bernama Tamba,” ujarnya.
Dijelaskannya, 4 persil yang saat ini berada di kawasan Desa Sena Kecamatan Beringin Deliserdang ini harus dilakukan konsinyasi karena tidak ada kesepakatan terkait dengan harga. Di mana, surat tanah milik PT Firdaus, dan PT Tunggal Nusantara sedang diagunkan ke Bank Mandiri. Sedangkan tanah Kasiti Ong diakui ada 3 kepemilikannya, sedangkan untuk tanah yang atas nama Tamba, karena ketidaksesuaian harga. “Kalau PT Firdaus juga ada masalah lainnya, selain surat tanahnya yang diagunkan, juga ada bagian tanah yang ditempati oleh masyarakat,” jelasnya.
Terkait dengan dana yang disiapkan untuk ganti rugi lahan tersebut berkisar Rp220 ribu m2. Sementara itu, tanah yang dalam sengketa atas nama Tamba tersebut meminta pergantian tanah sebesar Rp400 ribu m2. Sedangkan untuk menyelesaikan masalah dengan Bank Mandiri, maka dibentuk Lembaga Institusi mempercepat penyelesaian dengan Bank Mandiri.
Dahlan Yakin Harga Tanah Meroket
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yakin perekonomian masyarakat di Deliserdang akan terangkat setelah beroperasinya Bandara Kualanamu.
“Harga tanah di Deli Serdang pasti mengalami kenaikan harga, dan banyak yang ngincer berbisnis di sana. Untuk sektor pertumbuhan ekonomi pasti bagus,” tutur Dahlan di kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (26/7).
Bekas Dirut PLN ini berkeyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi di sekitar bandara akan selalu tumbuh, karena merupakan sentral orang berlalu lalang dari beberapa daerah atau negara. “Karena dokrin di sekitar bandara adalah wilayah yang selalu tertinggi perputarannya. Itu dokrin pertumbuhan ekonomi. Terlebih bandara merupakan lokomotif pertumbuhan,” kata Dahlan.
Meski Angkasa Pura (AP) II berniat akan membangun hotel di sekitar Bandara Kulanamu, tapi Dahlan menyarankan warga di sana juga ikut berpartisipasi. “AP II akan bangun airport hotel di sekitar bandara, tapi saya sarankan biar masyarakat di sana yang lebih banyak bangun hotel, biar lebih membantu perekonomian warga,” imbau pria yang kerap senam pagi di Monas ini. (ram/sam/chi/jpnn)