Kanit Reskrim Polsek Delitua, AKP Martualesi Sitepu menyebut ketiga korban merupakan 1 keluarga. Disebutnya, saat itu Sosius Dachi (48) bersama isterinya, Florentina Sihura (35), dan anak perempuannya Natalin Gabriela Dachi (8) sedang berteduh. Tiba-tiba, lantai 2 rumah yang sedang renovasi yang ada di samping rumah tempat 1 keluarga yang tinggal di Jalan Jaya II Perumahan Prima Villa itu berteduh, rubuh hingga menghantam tembok tempat ketiga korban berteduh. Akibat kejadian itu, disebut Martualesi ketiga korban mengalami luka di kepala. Sosius Dachi menderita luka paling parah.
“Tadi kita sudah bawa korban ke rumah sakit. Namun karena kondisinya parah, korban dirujuk ke rumah sakit Elisabeth. Untuk tindak lanjut kita juga sudah berkordinasi dengan Kepala Lingkungan IV dan V Kelurahan Pangkalan Masnyur Kecamatan Medan Johor,” ungkap Martualesi singkat.
Ternyata, selain 1 keluarga yang tertimpa reruntuhan dinding bengkel ternyata ada seorang pria lain yang juga sedang dirawat di Unit Gawat Darurat rumah sakit tersebut. Pria itu diketahui bernama Slamet. Dia menderita luka serius di kepala dan wajah setelah tertimpa pohon tumbang saat memancing di kolam pancing yang berada di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor. Karena luka yang diderita itu, pria berusia 67 tahun yang tinggal di Jalan Sederhana Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota itu, terpaksa dirawat intensif dan menginap di Rumah Sakit.

“Sekitar jam 11.30 WIB tadi pergi dari rumah. Tiba-tiba, setelah hujan deras tadi saya ditelepon suruh datang ke sini. Ternyata suami saya sudah di sini, dibawa oleh pengelola kolam pancing, “ ungkap Aminah, isteri korban saat ditemui di Rumah Sakit Mitra Sejati.
Keadaan yang terbilang kacau itu, ternyata tidak juga sampai di situ. Mulai dari Jalan AH Nasution, simpang Jalan Karya Jaya, terlihat sejumlah papan reklame tumbang. Begitu juga dengan batang dan ranting pohon yang patah, cukup banyak di badan jalan, hingga sangat mengganggu arus lalu lintas, seperti tepat di depan kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara. Termasuk lapak pedagang yang biasa berjualan di pinggiran Jalan AH Nasution, tampak porak-poranda dan rusak, termasuk mobil pikap yang dijadikan lapak berjualan aneka es dan sop buah di depan kantor Balai Pengawas Sungai Wilayah Sumut II. Mobil itu tertimpa ranting dan batang pohon yang tumbang. Bahkan, dagangan yang dijual turut diterbangkan angin ke badan jalan.
Lebih jauh, masih di Jalan AH Nasution, papan reklame yang tumbang, masih menjadi penghias. Bahkan, sebuah billboard berukuran besar yang berada di atas trotoar tepat di depan Komplek Milala Mas, ternyata juga sudah jatuh. Namun, billboard berukuran besar itu tidak sampai ke badan jalan karena tertahan oleh pohon dan tiang lampu jalan di atas trotoar itu. Namun, di sekitar lokasi itu, terlihat dinding kiri atas gedung Triguna Darma yang terbuat dari plat merenggang hingga menggantung. Begitu juga dengan dinding depan atas gedung STIEKOM yang juga dari plat, lepas dan jatuh. Tidak ketinggalan, 2 unit rumah sederhana yang berdampingan, juga tidak lagi beratap, setelah atap rumah diterbangkan angin.
Kemacetan lalu lintas, juga terjadi di wilayah itu. Namun, masalahnya karena traficklight di Simpang Pos, padam. Terlebih banjir menggenang di wilayah itu. Saat memasuki Jalan Jamin Ginting Kecamatan Medan Tuntungan, kemacetan lalu lintas juga terjadi. Bahkan terbilang sangat parah karena banjir di wilayah itu, khususnya di wilayah perhotelan kelas melati yang ada di wilayah itu, sangat parah hingga banyak kendaraan yang mogok dan berjalan harus pelan dan hati-hati.

Di Jalan Jamin Ginting Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Tuntungan kondisi masih sama. Papan reklame patah, juga menghiasi kawasan itu. Di wilayah itu, terlihat sekitar 5 unit kios yang berdiri di atas trotoar hancur setelah ditimpa pohon besar. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Begitu juga di komplek Carrefour Padang Bulan terlihat sebuah tenda yang biasanya menjadi usaha rumah makan, ambruk ke tanah.
Bergeser ke Jalan Cinta Karya dan Jalan Karya Bakti II Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia, terlihat 2 rumah semipermanen, rata dengan tanah akibat diterpa hujan deras disertai angin kencang. Begitu juga dengan sebuah pohon yang berada di dekat jembatan Sari Rejo, tumbang hingga menarik kabel listrik dan juga mengenai sebuah rumah yang berada di seberangnya hingga rumah tersebut mengalami kerusakan. Oleh karena itu, terlihat sejumlah warga di wilayah itu, meminta bantuan pada pengendara yang melintas dengan menyodorkan kotak sebagai tempat menerima bantuan.
Kondisi lebih parah juga terjadi di Kecamatan Delitua, Deliserdang, yang berdampingan dengan Kota Medan. Belasan rumah semipermanen di Desa Kedai Durian dan Mekar Sari Kecamatan Delitua porak-poranda diterpa angin kencang. Atap rumah yang hilang diterbangkan angin menjadi kerugian utama hampir seluruh masyarakat di dua desa itu. Namun untuk kerugian barang lain, juga ada karena kebanyakan warga menderita kerusakan pada barang mereka yang terkena hujan setelah atap rumah mereka lepas, serta ditimpa kayu penyangga atap yang jatuh. Namun, kejadian itu juga tidak
sampai memakan korban jiwa.
“Lihatlah, berserakan sudah rumah. Lihat tv aku ini hancur ditimpa kayu dan tilam aku basah sudah, “ ungkap Ita saat ditemui di Desa Mekar Sari.

