25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Dokter di Medan Mogok, Pasien Telantar

dokter-di-medan-mogok-banyak-pasien-terlantar
Aksi mogok para dokter di Medan.

SUMUTPOS.CO – Aksi mogok juga dilakukan dokter di Medan, Rabu (27/11). Pasien yang ingin berobat atau memeriksakan kesehatannya harus kecewa karena tidak dilayani.

“Saya datang jauh-jauh dari Lubuk Pakam untuk kontrol penyakit jantung. Sesudah masuk, dokternya bilang maaf ya Pak hari ini kami tidak memberi pelayanan,” kata Khairuddin, seorang pasien di RSU Pirngadi Medan.

Pria yang merupakan PNS Pemprov Sumut ini mengaku sangat kecewa dengan sikap para dokter. Mereka merasa dikorbankan hanya karena dokter protes dengan putusan hukum.

“Kejadiannya kan di Manado, biarlah diselesaikan, tapi jangan merugikan orang lain, apalagi kami kan dijamin asuransi kesehatan. Protes boleh saja, tapi menurut saya ini kan sudah melanggar sumpah dokter ini,” ucap Khairuddin.

Keluhan senada juga disampaikan pasien lain di RSU Pirngadi. “Iya saya kecewalah, menurut saya ini tidak manusiawi. Yang salah harus disalahkan, yang benar dibenarkan, tapi orang lain jangan dikorbankan,” kata Ernatus Sitorus, yang mengaku sebelumnya diminta datang untuk kontrol kesehatan hari ini.

Sementara itu, Kabag Humas RSU Pirngadi Edison Perangingangin mengakui para dokter di rumah sakit itu memang ikut mogok seperti di daerah lain. “Kita tidak menggunakan istilah mogok, tapi aksi solidaritas, karena empati atas kejadian di Manado,” ucapnya.

Dia mengatakan, poliklinik tetap dibuka. Namun, dia tidak membantah jika para dokter menolak memberi pelayanan. “Kalau ada yang emergensi, kita alihkan ke UGD, di sana dokter tidak boleh mogok. Bahkan tadi ada pembedahan,” ucapnya.

Mengenai dokter yang hadir tapi tidak memberikan pelayanan, manajemen RSU Pirngadi tidak bisa berbuat banyak, meski seluruh dokter itu adalah PNS. “Namanya aksi solidaritas, dan ini berlangsung nasional,” sebutnya.

Selain menolak memberi pelayanan, dokter di Medan juga menggelar unjuk rasa. Demo mereka gelar di RSUP H Adam Malik Medan untuk memprotes kriminalisasi dokter.

Seperti diberitakan aksi mogok nasional dilakukan dokter sebagai bentuk protes terhadap putusan perkara malapraktik di Rumah Sakit Prof Kandouw, Manado pada 2010. Mahkamah Agung memvonis tiga dokter, yaitu dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry Simanjuntak, dan dr Hendy Siagian, bersalah melakukan tindakan medis yang mengakibatkan meninggalnya pasien Julia Fransiska Makatey. Ketiganya dijatuhi hukuman masing-masing 10 bulan penjara.

Setelah sempat masuk DPO, dua di antara tiga dokter itu, yaitu dr Dewa Ayu Sasiary Prawani dan dr Hendry Simanjuntak ditangkap. Sedangkan dr Hendy Siagian masih jadi buronan.

[KL/dd]

dokter-di-medan-mogok-banyak-pasien-terlantar
Aksi mogok para dokter di Medan.

SUMUTPOS.CO – Aksi mogok juga dilakukan dokter di Medan, Rabu (27/11). Pasien yang ingin berobat atau memeriksakan kesehatannya harus kecewa karena tidak dilayani.

“Saya datang jauh-jauh dari Lubuk Pakam untuk kontrol penyakit jantung. Sesudah masuk, dokternya bilang maaf ya Pak hari ini kami tidak memberi pelayanan,” kata Khairuddin, seorang pasien di RSU Pirngadi Medan.

Pria yang merupakan PNS Pemprov Sumut ini mengaku sangat kecewa dengan sikap para dokter. Mereka merasa dikorbankan hanya karena dokter protes dengan putusan hukum.

“Kejadiannya kan di Manado, biarlah diselesaikan, tapi jangan merugikan orang lain, apalagi kami kan dijamin asuransi kesehatan. Protes boleh saja, tapi menurut saya ini kan sudah melanggar sumpah dokter ini,” ucap Khairuddin.

Keluhan senada juga disampaikan pasien lain di RSU Pirngadi. “Iya saya kecewalah, menurut saya ini tidak manusiawi. Yang salah harus disalahkan, yang benar dibenarkan, tapi orang lain jangan dikorbankan,” kata Ernatus Sitorus, yang mengaku sebelumnya diminta datang untuk kontrol kesehatan hari ini.

Sementara itu, Kabag Humas RSU Pirngadi Edison Perangingangin mengakui para dokter di rumah sakit itu memang ikut mogok seperti di daerah lain. “Kita tidak menggunakan istilah mogok, tapi aksi solidaritas, karena empati atas kejadian di Manado,” ucapnya.

Dia mengatakan, poliklinik tetap dibuka. Namun, dia tidak membantah jika para dokter menolak memberi pelayanan. “Kalau ada yang emergensi, kita alihkan ke UGD, di sana dokter tidak boleh mogok. Bahkan tadi ada pembedahan,” ucapnya.

Mengenai dokter yang hadir tapi tidak memberikan pelayanan, manajemen RSU Pirngadi tidak bisa berbuat banyak, meski seluruh dokter itu adalah PNS. “Namanya aksi solidaritas, dan ini berlangsung nasional,” sebutnya.

Selain menolak memberi pelayanan, dokter di Medan juga menggelar unjuk rasa. Demo mereka gelar di RSUP H Adam Malik Medan untuk memprotes kriminalisasi dokter.

Seperti diberitakan aksi mogok nasional dilakukan dokter sebagai bentuk protes terhadap putusan perkara malapraktik di Rumah Sakit Prof Kandouw, Manado pada 2010. Mahkamah Agung memvonis tiga dokter, yaitu dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry Simanjuntak, dan dr Hendy Siagian, bersalah melakukan tindakan medis yang mengakibatkan meninggalnya pasien Julia Fransiska Makatey. Ketiganya dijatuhi hukuman masing-masing 10 bulan penjara.

Setelah sempat masuk DPO, dua di antara tiga dokter itu, yaitu dr Dewa Ayu Sasiary Prawani dan dr Hendry Simanjuntak ditangkap. Sedangkan dr Hendy Siagian masih jadi buronan.

[KL/dd]

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/