25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Gatot Masuk Bursa Capres

Ilustrasi Gatot
Ilustrasi Gatot

MEDAN-Keberhasilan Gatot Puju Nogroho menang dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tempo hari tampaknya menjadi catatan tersendiri bagi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tidak tanggung-tanggung, nama Gatot pun digadang dalam bursa calon presiden dari PKS untuk Pilres 2014 mendatang bersama 21 nama lainnya.

“Yang diajukan sebagai kandidat 22 orang dan ini representatif nama dari daerah,” ujar Taufik Ridho, sekretaris jenderal DPP PKS, dalam keterangan pers di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (21/11) lalu.

Keterangan Taufik dipertegas oleh Ketua DPP PKS, Indra, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos) kemarin, Selasa (26/11). Dia menyebutkan, PKS saat ini sudah mulai menggodok calon presiden (capres) 2014 mendatang. Di antara nama yang masuk radar capres itu adalah tokoh sentral di PKS, seperti Anis Matta, Hidayat Nur Wahid, dan Tifatul Sembiring. Selain mereka, ada juga kader partai dakwah itu yang kini menjabat gubernur, yaitu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nogroho. “Kami punya stok yang banyak untuk capres dan cawapres,” ungkapnya.

Namun saat ini, kata Indra, penggodokan capres PKS tersebut baru sebatas wacana di internal. Dan untuk finalisasinya akan menunggu hasil pemilihan legislatif (pileg) yang akan digelar pada 9 April 2104 mendatang. “Dan itu finalnya di majelis syuro partai,” terang Anggota Komisi IX DPR itu.

Sebelumnya Taufik menjelaskan, PKS memiliki cara tersendiri dalam menentukan kandidat calon presiden. Ajang pemilu raya (pemira) yang menjadi ciri khas PKS untuk menentukan anggota majelis syura kini dimunculkan untuk menentukan capres pilihan. Sebanyak 22 capres dimunculkan PKS untuk bersaing dalam pemira yang berlangsung hingga Desember nanti.

Taufik menjelaskan, mekanisme pemira dilakukan di bawah kendali Lembaga Pelaksana Penokohan Kader (LKPP) PKS. Pemira akan dilaksanakan pada 29-30 November. Namun, di antara 22 kader yang dicalonkan, tampaknya yang siap mengikuti pemira tinggal 19 nama. “Ada tiga yang mengundurkan diri, saya (Taufik), ketua majelis syura (Hilmi Aminuddin), dan Fahri Hamzah,” ujarnya.

Taufik memilih mengundurkan diri lantaran bertugas sebagai ketua LKPP yang dimandatkan untuk menjaring capres dari internal PKS.  Tiga hingga lima nama dengan suara terbanyak akan diserahkan kepada majelis syura untuk kemudian dipilih satu orang yang diusung sebagai capres resmi dari PKS. “Ditargetkan, pertengahan Desember 2013 sudah ada keputusan majelis syura,” ujarnya.

Ketua DPP PKS Ahmad Rilyadi menambahkan, persiapan PKS menyambut pemira masih sama dengan periode sebelumnya. Namun, yang agak berbeda adalah ajang pemira PKS kali ini mendapat sedikit cobaan. Itu terkait dengan kasus hukum yang mendera partai. “Persiapan lebih kami solidkan lagi. Kader-kadernya juga begitu. Termasuk presiden PKS kami minta untuk keliling Indonesia,” ujarnya.

Pemira PKS, ujar Ahmad, dilakukan secara alami. Aspirasi kader menjadi penentu. Saat nanti sudah mengerucut satu nama, tidak ada kader yang tak memperjuangkan nama itu. “Para calon juga dilarang kampanye, termasuk interview-interview. Biar nggak terlalu bernafsu kalau sampai ada yang kita coret,” tegasnya.

Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid pun mengatakan kandidat calon presiden dari PKS tidak boleh melakukan kampanye jelang pemira. “Ya sudah ada ketentuan tidak boleh ada yang berkampanye, saya kira itu hal yang harus dilaksanakan semuanya. Supaya betul-betul keluarga PKS bisa memilih sesuai hati nurani dan akal pikiran mereka,” ujar Hidayat di DPR RI, Jakarta, Selasa (26/11).

Ditanya soal nama-nama yang unggul dari sosok yang digadang-gadang bakal diusung PKS, Hidayat mengaku tidak mengetahuinya. “Betul tahu. Tentu tidak bisa dikatakan siapa unggul dan siapa yang tidak, biarkan diputuskan kader secara nasional dan di luar negeri,” jelasnya.

DPW PKS Sumut Santai

Dari Medan, masuknya nama Gatot Pujo Nugroho dalam bursa pencapresan di internal PKS ditanggapi santai oleh DPW PKS Sumut. Menurut Sekretaris DPW PKS Sumut, Satrya Yuda Wibowo, ke-19 nama yang akan dipilih oleh para anggota sangat potensial untuk keluar sebagai kampiun. Pemenang nantinya akan mendapat tiket paling tidak untuk diusung PKS sebagai kandidat Presiden pada Pemilu 2014.

“DPW tidak ada menyiapkan strategi khusus untuk memenangkan Pak Gatot sebagai pemenang Pemira,” katanya tadi malam.

Terlebih menurut Satrya, peraturan dalam Pemira justru tidak menginzinkan para kontestan untuk menggunakan tim sukses. Bahkan para kandidat tidak diarahkan untuk melakukan pendekatan kepada para anggota. Bahkan menurut Satrya para pengurus DPP, DPW, dan DPC sampai yang terendah tidak ikut mengampanyekan jagoannya pada Pemira PKS.

“Kalau di Pemira PKS tidak ada dipakai tim sukseslah. Semua dibiarkan mengalir saja Kami menyerahkan sepenuhnya kepada para anggota nantinya,” ujar Satrya.

Namun dirinya memang tidak menampik jika sebagai pribadi tentu dirinya ingin melihat kader DPW PKS Sumut dapat melaju ke kancah politik nasional. Satrya berharap siapapun yang keluar sebagai pemenang pada Pemira PKS diharapkan yang terbaik untuk Indonesia ke depan. Paling tidak menghasilkan pemimpin yang amanah.

“Siapapun yang keluar sebagai pemenang nantinya tentu yang terbaik buat umat dan bangsa Indonesia,” tandas Satrya yang merupakan Ketua Panitia Pemira PKS di Sumut. (bay/c10/fat/rus/jpnn/mag-5)

Ilustrasi Gatot
Ilustrasi Gatot

MEDAN-Keberhasilan Gatot Puju Nogroho menang dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tempo hari tampaknya menjadi catatan tersendiri bagi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tidak tanggung-tanggung, nama Gatot pun digadang dalam bursa calon presiden dari PKS untuk Pilres 2014 mendatang bersama 21 nama lainnya.

“Yang diajukan sebagai kandidat 22 orang dan ini representatif nama dari daerah,” ujar Taufik Ridho, sekretaris jenderal DPP PKS, dalam keterangan pers di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (21/11) lalu.

Keterangan Taufik dipertegas oleh Ketua DPP PKS, Indra, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos) kemarin, Selasa (26/11). Dia menyebutkan, PKS saat ini sudah mulai menggodok calon presiden (capres) 2014 mendatang. Di antara nama yang masuk radar capres itu adalah tokoh sentral di PKS, seperti Anis Matta, Hidayat Nur Wahid, dan Tifatul Sembiring. Selain mereka, ada juga kader partai dakwah itu yang kini menjabat gubernur, yaitu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nogroho. “Kami punya stok yang banyak untuk capres dan cawapres,” ungkapnya.

Namun saat ini, kata Indra, penggodokan capres PKS tersebut baru sebatas wacana di internal. Dan untuk finalisasinya akan menunggu hasil pemilihan legislatif (pileg) yang akan digelar pada 9 April 2104 mendatang. “Dan itu finalnya di majelis syuro partai,” terang Anggota Komisi IX DPR itu.

Sebelumnya Taufik menjelaskan, PKS memiliki cara tersendiri dalam menentukan kandidat calon presiden. Ajang pemilu raya (pemira) yang menjadi ciri khas PKS untuk menentukan anggota majelis syura kini dimunculkan untuk menentukan capres pilihan. Sebanyak 22 capres dimunculkan PKS untuk bersaing dalam pemira yang berlangsung hingga Desember nanti.

Taufik menjelaskan, mekanisme pemira dilakukan di bawah kendali Lembaga Pelaksana Penokohan Kader (LKPP) PKS. Pemira akan dilaksanakan pada 29-30 November. Namun, di antara 22 kader yang dicalonkan, tampaknya yang siap mengikuti pemira tinggal 19 nama. “Ada tiga yang mengundurkan diri, saya (Taufik), ketua majelis syura (Hilmi Aminuddin), dan Fahri Hamzah,” ujarnya.

Taufik memilih mengundurkan diri lantaran bertugas sebagai ketua LKPP yang dimandatkan untuk menjaring capres dari internal PKS.  Tiga hingga lima nama dengan suara terbanyak akan diserahkan kepada majelis syura untuk kemudian dipilih satu orang yang diusung sebagai capres resmi dari PKS. “Ditargetkan, pertengahan Desember 2013 sudah ada keputusan majelis syura,” ujarnya.

Ketua DPP PKS Ahmad Rilyadi menambahkan, persiapan PKS menyambut pemira masih sama dengan periode sebelumnya. Namun, yang agak berbeda adalah ajang pemira PKS kali ini mendapat sedikit cobaan. Itu terkait dengan kasus hukum yang mendera partai. “Persiapan lebih kami solidkan lagi. Kader-kadernya juga begitu. Termasuk presiden PKS kami minta untuk keliling Indonesia,” ujarnya.

Pemira PKS, ujar Ahmad, dilakukan secara alami. Aspirasi kader menjadi penentu. Saat nanti sudah mengerucut satu nama, tidak ada kader yang tak memperjuangkan nama itu. “Para calon juga dilarang kampanye, termasuk interview-interview. Biar nggak terlalu bernafsu kalau sampai ada yang kita coret,” tegasnya.

Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid pun mengatakan kandidat calon presiden dari PKS tidak boleh melakukan kampanye jelang pemira. “Ya sudah ada ketentuan tidak boleh ada yang berkampanye, saya kira itu hal yang harus dilaksanakan semuanya. Supaya betul-betul keluarga PKS bisa memilih sesuai hati nurani dan akal pikiran mereka,” ujar Hidayat di DPR RI, Jakarta, Selasa (26/11).

Ditanya soal nama-nama yang unggul dari sosok yang digadang-gadang bakal diusung PKS, Hidayat mengaku tidak mengetahuinya. “Betul tahu. Tentu tidak bisa dikatakan siapa unggul dan siapa yang tidak, biarkan diputuskan kader secara nasional dan di luar negeri,” jelasnya.

DPW PKS Sumut Santai

Dari Medan, masuknya nama Gatot Pujo Nugroho dalam bursa pencapresan di internal PKS ditanggapi santai oleh DPW PKS Sumut. Menurut Sekretaris DPW PKS Sumut, Satrya Yuda Wibowo, ke-19 nama yang akan dipilih oleh para anggota sangat potensial untuk keluar sebagai kampiun. Pemenang nantinya akan mendapat tiket paling tidak untuk diusung PKS sebagai kandidat Presiden pada Pemilu 2014.

“DPW tidak ada menyiapkan strategi khusus untuk memenangkan Pak Gatot sebagai pemenang Pemira,” katanya tadi malam.

Terlebih menurut Satrya, peraturan dalam Pemira justru tidak menginzinkan para kontestan untuk menggunakan tim sukses. Bahkan para kandidat tidak diarahkan untuk melakukan pendekatan kepada para anggota. Bahkan menurut Satrya para pengurus DPP, DPW, dan DPC sampai yang terendah tidak ikut mengampanyekan jagoannya pada Pemira PKS.

“Kalau di Pemira PKS tidak ada dipakai tim sukseslah. Semua dibiarkan mengalir saja Kami menyerahkan sepenuhnya kepada para anggota nantinya,” ujar Satrya.

Namun dirinya memang tidak menampik jika sebagai pribadi tentu dirinya ingin melihat kader DPW PKS Sumut dapat melaju ke kancah politik nasional. Satrya berharap siapapun yang keluar sebagai pemenang pada Pemira PKS diharapkan yang terbaik untuk Indonesia ke depan. Paling tidak menghasilkan pemimpin yang amanah.

“Siapapun yang keluar sebagai pemenang nantinya tentu yang terbaik buat umat dan bangsa Indonesia,” tandas Satrya yang merupakan Ketua Panitia Pemira PKS di Sumut. (bay/c10/fat/rus/jpnn/mag-5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/