RE Nainggolan jadi Moderator Hary Tanoesoedibjo Berikan Motivasi di Medan
Hary Tanoesoedibjo (HT) optimistis Indonesia akan bangkit menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Hal itu bisa diraih jika pemerintah memaksimalkan seluruh potensi Indonesia, demi menciptakan pertumbuhan ekonomi berkualitas.
“Saat krisis 1998 terjadi,saya meyakini Indonesia akan menjadi bangsa yang besar di berbagaibidang,” ujarnya saat memberikan motivasi kepada ribuan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) pada Seminar Kondisi Ekonomi di Indonesia di Gereja GBI lantai 6 Medan Plaza, Jalan Iskandar Muda, Medan, Jumat kemarin. Adapun moderator dalam acara tersebut Dr RE Nainggolan MM, dan juga dihadiri para sahabat RE Nainggolan, Pdt Bambang Yonan, JA Ferdinandus (Sumatera Berdoa), Jadi Pane, dan Ronald Naibaho.
Hary Tanoesoedibjo menyebutkan, optimismenya terhadap kondisi ekonomi Indonesia didasarkan atas sejumlah fakta dan data. Saat ini, sekitar 60 persen penduduk dunia itu ada di Asia. Begitu juga pertumbuhan ekonomi dunia juga sudah mengarah ke timur. Menurut dia, penggerak ekonomi adalah manusia.
Sementara Indonesia memiliki populasi penduduk yang besar, yakni keempat tertinggi di dunia.”Jadi,Indonesia sudah punya modal untuk membangkitkan ekonominya.Bisa sangat produktif, tapi tergantung bagaimana mengelolanya,” sebut HaryTanoesoedibjo.
Dia menambahkan,mayoritas penggerak ekonomi nasional adalah domestik.Kemudian, sebanyak 63 persen penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah konsumsi.”Sekitar 85 persen dari konsumsi itu adalah konsumsi swasta. Peranan pemerintah itu tidak signifikan. Kalau bicara makro baik, tapi kalau melihat potensi yang ada,harusnya bisa lebih baik,” ungkapnya.
Sementara itu usai acara tersebut Dr RE Nainggolan MM kepada wartawan mengatakan, kalau dirinya sependapat dengan pandangan Hary Tanoesoedibjo. “Krisis yang membayangi ekonomi Eropa memperlihatkan tren positif.Dan hasilnya akan terlihat pada Maret mendatang. Dipredikasi, daya beli Eropa akan naik.Ini semua akan berimbas pada perekonomian semua negara yang bekerjasama, termasuk dengan Indonesia,” terangnya.
Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam,dan sumber daya lainnya secara maksimal dapatmenciptakanpertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas. Kondisi itu pula,yang menarik dirinya untuk terjun ke politik agar dapat ikut serta melakukan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
“Masyarakat sudah lama menunggu hasil reformasi.Saya melihat masyarakat menginginkan perubahan. Itu sudah terjadi dalam Pilkada Jakarta.Saya terjun ke politik, adalah untuk perubahan. Ini sebuah panggilan,bagaimana agar bisa berbuat sesuatu bagi bangsa ini. Kalau kita punya niat baik, dan berpegang pada keimanan,yang tidak mungkin bisa terjadi,”ucapnya.
Di sisi lain Hary Tanoesoedibjo juga menilai Indonesia mengalami banyak hal yang tidak pasti, baik dari sisi politik, sosial, ekonomi dan lainnya. Akibatnya, tidak terjadi kesinambungan program dan kebijakan.
“Ini pula yang menurut saya,menyebabkan lambannya pembangunan di Indonesia, seperti infrastruktur misalnya. Padahal, infrastruktur penting bagi manusia selaku penggerak ekonomi. Hal-hal seperti ini,harus kita hentikan untuk perubahan bangsa,” bebernya.
Dalam kesempatan seminar itu, Hary Tanoesoedibjo menerima sejumlah pertanyaan dari para peserta. Satu di antaranya adalah mengenai rahasia suksesnya.”Resepnya, dalam setiap fungsi, kita harus fokus dan berkualitas. Baik sebagai orang tua, akuntan dan lainnya,” jawabnya.
Di hadapan 2.000 peserta seminar,Hary Tanoesodibjo menyampaikan testimoni tentang keberhasilannya mengelola bisnis, sejak memulai usaha pada 1990 dengan pindah dari Surabaya ke Jakarta. “Dari awal sampai sekarang, saya belum pernah kerja sama orang. Saya hanya kerja sama Tuhan,”ujarnya.
Sementara itu usai acara tersebut Dr RE Nainggolan MM kepada wartawan mengatakan, kalau dirinya sependapat dengan pandangan Hary Tanoesoedibjo. Membaikya perekonomian pascakrisis di Eropa dan Amerika Serikat akan beribas juga ke Indonesia. “Krisis yang membayangi ekonomi Eropa memperlihatkan tren positif.Dan hasilnya akan terlihat pada Maret mendatang. Dipredikasi, daya beli Eropa akan naik.Ini semua akan berimbas pada perekonomian semua negara yang bekerjasama, termasuk dengan Indonesia,” terangnya. (rel)