MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara, Polda Sumut, Polrestabes Medan, dan Polres Langkat, berhasil mengungkap jaringan narkoba internasional, Malaysia-Aceh-Medan. Sebanyak 15,53 Kilogram sabu-sabun dan 70.905 butir pil ekstasi ditemukan dan disita. Sementara 4 orang tersangka, AMRZ (23), AMRD (26), ZLKF (35) dan DS (34), diringkus. Namun, seorang tersangka, AMRZ, diberi tindakan tegas dengan cara ditembak hingga tewas, karena sempat melakukan perlawanan pada Petugas dan mencoba melarikan diri.
Deputi Psikotropika BNN, Brigjen Pol Anjan Pramuka menjelaskan, awalnya pihaknya bertukaran informasi dengan Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik Polis Diraja Malaysia (JSJN–PDRM). Berdasar informasi akan adanya jaringan narkoba akan masuk, disebutnya dibentuk Tim gabungan BNN, BNNP Sumut, Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Polres Langkat. Selanjutnya, dikatakan Anjan dilakukan penyeludikan sekitar 1 bulan lamanya, hingga berhasil mengungkap kasus itu pada Minggu (25/2) kemarin.
” Awalnya pada Minggu (25/2) siang. Kita tangkap satu tersanga di salah satu hotel di kawasan Jalan Gatot Subroto. Saat itu ditemukan barang bukti sabu sebanyak 14,5 Kilogram dan ekstasi 70.905 butir, ini satu tempat, ” ujar Anjan.
Lebih lanjut, disebut Anjan dilakukan pembangkan ke kediaman tersangka AMRD di Taman Impian, Sakti Luhur, Medan Helvetia. Di sana, diakui Anjan kembali ditemukan barang bukti sabu seberat 1/2 Kilogram lebih. Selanjutnya dikatakan Anjan dilakukan penangkapan terhadap 2 tersangka kurir penerima, DS dan ZLKF di kawasan Pondok Kelapa, Medan. Dengan begitu, disebutnya kurir pengantar dan penerima sudah berhasil diringkus pihaknya.
Selanjutnya tim mengembangkan kasus ini untuk mencari jaringan yang lain dan masuk ke wilayah Langkat di perbatasan Aceh. Disebut Anjan, tersangka AM, ini sebagai kordinator pengendali, berhasil diringkus. Namun dimana saat dilakukan penggeledahan, tersangka AM malah melarikan diri, dengan sebelumnya sudah sempat melakukan perlawanan pada Petugas sehinggadalam hal ini diambil tindakan tegas dan terukur.
” Kita perlu menyampaikan satu pesan kepada masyarakat. Jaringan narkoba apapun, bilamana bandar melakukan perlawanan, tentunya Petugas tidak segan-segan untuk melakukan tindakan tegas dan terukur, ” tambah Anjan.
Disinggung soal jalur yang digunakan para tersangka, Anjan menyebutkan, sindikar ini menggunakan jalur laut. Para pelaku menggunakan pelabuhan tikus yang ada di kawasan Port Klang Malaysia. Namun, karena keterbatasan, maka pihaknya tidak bisa mengungkap di laut, sehingga pihaknya menunggu masuk ke daratan lalu menindak.
Disebut Anjan, jaringan narkoba internasional yang diungkap pihaknya itu, adalah jaringan lama. Oleh karena itu, barang bukti narkoba yang ditemukan dan disita, kemungkinan besar akan diedarkan juga ke kora besar lainnya, Jawa dan Bali. Saat ini, pihaknya sedang melakukan pengembangan, bekerjasama dengan JSJN-PDRM, khususnya untuk mencari pengirim dari Malaysia.
“Ada 2 mobil Avanza yang kita amankan juga, tapi tidak kita bawa ke sini. Mobil itu digunakan untuk sarana angkut daripada narkotika ini, khususnya sabu. Jadi kita temukan ada di mobil juga, ” lanjut Anjan.
Untuk asal narkoba, disebut Anjan biasa dikirim dari Eropa. Termasuk juga untuk barang yang kali ini ditemukan pihaknya. Sementara untuk sabu, disebutnya biasa dari Cina, mengingat bungkus kemasan sama dengan sebelum dan lainnya. Namun, ketika ditanya apa ada kaitan jaringan itu dengan jaringan 3 ton sabu yang beberapa waktu lalu berhasil diunkap, Anjan mengaku sementara ini belum ada kaitan.