25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

HUT PWI Sumut ke 65, Dua Honda Scoopy untuk Masyarakat

MEDAN-Kemeriahan perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 dan HUT PWI Sumut ke 65 sudah terlihat sejak pukul 06.30 WIB, kemarin (27/3). Dimulai dengan acara Gerak Jalan Santai yang mengambil jalur start dari depan Istana Maimun, menuju Jalan Suprapto, Jalan Imam Bonjol dan Juanda yang akhirnya finish di halaman Istana maimun Medan.

Usai lomba Gerak Jalan Santai yang diikuti ribuan peserta tersebut, acara dilanjutkan dengan pencabutan lucky draw nomor untuk memenangkan hadiah utama sepeda motor Honda Scoopy. Akhirnya, pemenang utama adalah Asdedy, wartawan Harian Realitas. “Rasanya seperti mimpi,” kata Asdedy mengetahui nomor undiannya disebut.
Asdedy mengikuti even itu selain bentuk partisipatif dan solidaritas sebagai seorang jurnalis, Asdedy juga tidak memungkiri kalau dirinya juga tertarik dengan hadiah utama yang disediakan.

Melihat antusiasme luar biasa yang ditunjukkan masyarakat Kota Medan mengikuti acara tesebut, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono, secara pribadi menambah satu satu unit Honda Scoopy bagi para peserta. Yang beruntung mendapatkan hadiah tambahan dari Ketua PWI Pusat itu adalah seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama, Asmara Gandi.

Asmara Gandi tak kalah senangnya mendapatkan hadiah Honda Scoopy. Sebabnya,  Asmara Gandi awalnya hanya berniat mengikuti acara tersebut, untuk sehat saja.

Jendela Semua Pihak

Dalam pesan yang disampaikan Margiono saat memberikan pidatonya pada perhelatan HPN 2011 dan HUT PWI Sumut ke 65 tersebut.

“Wartawan profesional adalah wartawan yang tidak hanya mencari kelemahan orang, tapi harus juga bisa menghargai keberhasilan seseorang. Wartawan profesional, bukan hanya memberikan pandai memberikan kritik semata tapi juga harus bisa bersinergi dengan pemerintah dan semua elemen untuk membangun bangsa ini,” tegasnya.

Margiono juga menuturkan, sesuai tema HPN 2011 yakni, “Pers Untuk Masyarakat” dan tema HUT PWI Sumut “PWI Untuk Masyarakat”, maka wartawan yang baik adalah wartawan yang terus belajar pada masyarakat.
“Idealisme pers tidak ada artinya, jika tidak memberikan manfaat kepada masyarakat. Wartawan profesional itu, adalah wartawan yang hanya melihat kelemahan seseorang, tapi harus mampu secara objektif melihat kelebihan seseorang. Dan wartawan yang profesional adalah wartawan yang mampu bersinergi dengan semua pihak untuk mewujudkan pembangunan bangsa dan negara serta semua tatanan masyarakat,” ucap Margiono.
Mantan pemimpin redaksi Harian Rakyat Merdeka (grup Sumut Pos) itu mengajak segenap komponen masyarakat untuk terus mendukung kinerja pers. Dukungan tersebut sangat dibutuhkan agar kesinambungan peran pers dapat dilanjutkan secara lebih maksimal dalam upaya membangun tatanan kehidupan bangsa yang lebih baik.

Menurut Margiono, kemerdekaan pers yang diamanahkan undang-undang harus terus diusung segenap komunitas pers sebagai bagian penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, sejalan dengan tema sentral HPN 2011 “kemerdekaan pers dari dan untuk rakyat” maupun tema yang diangkat Sumut “PWI untuk masyarakat” agar terus digelorakan, sehingga tujuan mulia yang diemban pers benar-benar menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Ketua PWI Sumut M Syahrir menyatakan, puncak perayaan HPN 2011 dan HUT PWI Sumut ke 65 ini telah terlebih dahulu dilalui dengan beberapa kegiatan lainnya seperti, workshop jurnalistik di beberapa kab/kota, serta pencangan desa PWI di Desa Sei Merah Deli Serdang dan beberapa kegiatan lainnya.

Sementara itu Penjabat (Pj) Gubsu Gatot Pujo Nugroho menyampaikan, pers atau wartawan merupakan elemen ke empat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam menyokong pembangunan bangsa dan negara. Gatot menganalogikan sebuah opera yang bermain di dalam sebuah gedung. Dimana dengan kejelian mata seorang jurnalis, ternyata terlihat adanya konstruksi opera tersebut yang miring. Kemudian, wartawan itu mengupasnya secara lugas, tajam, apik dan berimbang. Akhirnya, opera itu rubuh.

“Kejelian mata wartawan patut digarisbawahi. Mampu menyajikan data dan informasi yang apik, berimbang dan lugas. Akan mampu memberi sebuah informasi dan berita yang membangun. Namun, dengan informasi yang apik, berimbang dan lugas itu juga bisa merubuhkan sebuah opera yang tengah bermain, karena ada simbol-simbol yang salah,” katanya.

Gatot juga menyatakan, wartawan juga merupakan jendela bagi semua pengambil kebijakan. “Pers adalah sahabat bagi semua,” ucapnya. (ari)

MEDAN-Kemeriahan perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 dan HUT PWI Sumut ke 65 sudah terlihat sejak pukul 06.30 WIB, kemarin (27/3). Dimulai dengan acara Gerak Jalan Santai yang mengambil jalur start dari depan Istana Maimun, menuju Jalan Suprapto, Jalan Imam Bonjol dan Juanda yang akhirnya finish di halaman Istana maimun Medan.

Usai lomba Gerak Jalan Santai yang diikuti ribuan peserta tersebut, acara dilanjutkan dengan pencabutan lucky draw nomor untuk memenangkan hadiah utama sepeda motor Honda Scoopy. Akhirnya, pemenang utama adalah Asdedy, wartawan Harian Realitas. “Rasanya seperti mimpi,” kata Asdedy mengetahui nomor undiannya disebut.
Asdedy mengikuti even itu selain bentuk partisipatif dan solidaritas sebagai seorang jurnalis, Asdedy juga tidak memungkiri kalau dirinya juga tertarik dengan hadiah utama yang disediakan.

Melihat antusiasme luar biasa yang ditunjukkan masyarakat Kota Medan mengikuti acara tesebut, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono, secara pribadi menambah satu satu unit Honda Scoopy bagi para peserta. Yang beruntung mendapatkan hadiah tambahan dari Ketua PWI Pusat itu adalah seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama, Asmara Gandi.

Asmara Gandi tak kalah senangnya mendapatkan hadiah Honda Scoopy. Sebabnya,  Asmara Gandi awalnya hanya berniat mengikuti acara tersebut, untuk sehat saja.

Jendela Semua Pihak

Dalam pesan yang disampaikan Margiono saat memberikan pidatonya pada perhelatan HPN 2011 dan HUT PWI Sumut ke 65 tersebut.

“Wartawan profesional adalah wartawan yang tidak hanya mencari kelemahan orang, tapi harus juga bisa menghargai keberhasilan seseorang. Wartawan profesional, bukan hanya memberikan pandai memberikan kritik semata tapi juga harus bisa bersinergi dengan pemerintah dan semua elemen untuk membangun bangsa ini,” tegasnya.

Margiono juga menuturkan, sesuai tema HPN 2011 yakni, “Pers Untuk Masyarakat” dan tema HUT PWI Sumut “PWI Untuk Masyarakat”, maka wartawan yang baik adalah wartawan yang terus belajar pada masyarakat.
“Idealisme pers tidak ada artinya, jika tidak memberikan manfaat kepada masyarakat. Wartawan profesional itu, adalah wartawan yang hanya melihat kelemahan seseorang, tapi harus mampu secara objektif melihat kelebihan seseorang. Dan wartawan yang profesional adalah wartawan yang mampu bersinergi dengan semua pihak untuk mewujudkan pembangunan bangsa dan negara serta semua tatanan masyarakat,” ucap Margiono.
Mantan pemimpin redaksi Harian Rakyat Merdeka (grup Sumut Pos) itu mengajak segenap komponen masyarakat untuk terus mendukung kinerja pers. Dukungan tersebut sangat dibutuhkan agar kesinambungan peran pers dapat dilanjutkan secara lebih maksimal dalam upaya membangun tatanan kehidupan bangsa yang lebih baik.

Menurut Margiono, kemerdekaan pers yang diamanahkan undang-undang harus terus diusung segenap komunitas pers sebagai bagian penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, sejalan dengan tema sentral HPN 2011 “kemerdekaan pers dari dan untuk rakyat” maupun tema yang diangkat Sumut “PWI untuk masyarakat” agar terus digelorakan, sehingga tujuan mulia yang diemban pers benar-benar menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Ketua PWI Sumut M Syahrir menyatakan, puncak perayaan HPN 2011 dan HUT PWI Sumut ke 65 ini telah terlebih dahulu dilalui dengan beberapa kegiatan lainnya seperti, workshop jurnalistik di beberapa kab/kota, serta pencangan desa PWI di Desa Sei Merah Deli Serdang dan beberapa kegiatan lainnya.

Sementara itu Penjabat (Pj) Gubsu Gatot Pujo Nugroho menyampaikan, pers atau wartawan merupakan elemen ke empat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam menyokong pembangunan bangsa dan negara. Gatot menganalogikan sebuah opera yang bermain di dalam sebuah gedung. Dimana dengan kejelian mata seorang jurnalis, ternyata terlihat adanya konstruksi opera tersebut yang miring. Kemudian, wartawan itu mengupasnya secara lugas, tajam, apik dan berimbang. Akhirnya, opera itu rubuh.

“Kejelian mata wartawan patut digarisbawahi. Mampu menyajikan data dan informasi yang apik, berimbang dan lugas. Akan mampu memberi sebuah informasi dan berita yang membangun. Namun, dengan informasi yang apik, berimbang dan lugas itu juga bisa merubuhkan sebuah opera yang tengah bermain, karena ada simbol-simbol yang salah,” katanya.

Gatot juga menyatakan, wartawan juga merupakan jendela bagi semua pengambil kebijakan. “Pers adalah sahabat bagi semua,” ucapnya. (ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/