MEDAN- Rapat Kerja Nasional (Rakernas) HKTI di Balai Raya Tiara Medan mengharapkan produksi pertanian akan terus bertambah. Indonesia disarankan mulai belajar dari Brazil yang sudah mengimpor kedelai ke Cina. Bahkan, negara itu telah memiliki pabrik gula sendiri.
Ketua Umum HKTI Oesman Sapta mengatakan salah satu program meningkatkan pertanian dengan cara menggenjot hasil panen. Saat ini, hasil panen padi yang didapat petani 3,5 ton hingga 5 ton per hektar. Hal tersebut sangat berbanding jauh dengan negara lain yang dapat menghasilkan 20 ton per hektar.
Karena itu, Oesman mengharapkan petani dapat menghasilkan produksi panen minimal 15 ton per hektar. “15 ton per hektar sudah bagus untuk ketahanan pangan masyarakat Indonesia,” sebut Oesman.
Beras, jagung, kedelai dan gula merupakan bahan pokok bagi Indonesia. “Jadi prinsipnya bagaimana Indonesia dapat mandiri tanpa harus mengimpor bahan pokok tersebut,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat ini, HKTI akan berkunjung ke Brazil guna melihat perkembangan pertanian yang sangat maju di negeri Salsa tersebut.
Selain itu, HKTI juga akan bekerja sama dengan TNI dalam hal pengerjaan lahan kosong yang dimiliki TNI. “TNI memandandang potensi HKTI pada petani. Karena itu, TNI menawarkan tanah nganggur untuk para petani,” ujar Oesman.
Lebih dari 50 hektar lahan tidur TNI akan diberikan kepada para petani untuk digarap, dengan sistem bagi hasil. Lahan yang nganggur dan cocok ditanam milik TNI AD akan diberikan kepada para petani untuk digarap dengan harapan petani dapat lebih mandiri dalam pertanian. Karena di Indonesia masih memiliki buruh tani, atau dengan kata lain petani garapan. Lebih dari 50 hektar tanah tersebut yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI, Agung Laksono yang ikut hadir dalam Rakernas ini mengatakan 2014 mendatang, diharapkan Indonesia akan lebih mandiri, sehingga tidak perlu mengimpor barang dari luar.(mag-9)