Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Pesawat Lion Air JT303 rute KNO-CGK meledak sebanyak dua kali pada bagian Auxiliary Power Unit (APU). Pesawat yang dipiloti Armansyah ini meledak saat mundur dari parkiran Bandara Kualanamu menuju Run Way sekira pukul 11.50, Jumat (24/4).
Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan M Nasir Usman saat mendampingi Parlindungan melakukan sidak menjelaskan, terkait perkembangan investigasi meladaknya APU peawat Lion Air bahwa tim KNKT yang terdiri dari Kapten Nur Cahyo , Kapten Khairuddin dan Masrun telah mengumpulkan dan data dan meninjau penumpang Lion Air yang mengalami luka-luka saat melompat dari pintu darurat pesawat.
Dirinya juga merincikan data-data yang dikumpulkan tim KNKT yang dipimpin Kapten Khairuddin yaitu rekaman CCTV apron, rekaman pembicaraan pilot dengan petugas Air Traffic Controller ( ATC) , laporan kronologis pilot , pramugari, petugas Aircraft Movement Control ( AMC) , keterangan penumpang , data dari PT AP II sebagai pengelola bandara Kuala Namu serta foto-foto kondisi mesin pesawat. Saat disinggung bagaimana dengan black box pesawat? Dirinya mengungkapkan bahwa black box pesawat sudah dibawa ke Jakarta oleh tim KNKT.
Namun sayangnya dirinya belum dapat menjelaskan penyebab pasti meletupnya APU pesawat. ”Penyebab meletupnya APU belum diketahui , kapan hasil investigasi keluar tergantung rilis tim KNKT,” tegasnya. Ditanya kapan pesawat Lion Air yang APUnya meletup itu dibawa ke Batam, sebab di Bandara Kuala Namu maskapai Lion Air tidak memiliki hangar untuk perawatan pesawat? M Nasir Usman menjelaskan bahwa hal itu juga tergantung rilis tim KNKT. ”Sebenarnya pesawat Lion Air yang APUnya meletup itu bisa diterbangkan. Maskapai Lion Air kooperatif dengan tim KNKT yang melakukan investigasi ,” jelasnya.
Terkait rusaknya AC di dalam pesawat Lion Air JT 303 tujuan Jakarta pada Minggu (26/5) siang , M Nasir Usman menjelaskan bahwa sebenarnya APU berfungsi namun tegangan yang dihasilkan tidak mencapai target sehingga tidak digunakan yang mengakibatkan tidak berfungsinya AC. ”Saat start engine ada ketakutan jika menggunakan APU akan terjadi insiden seperti Jumat lalu,” jelasnya. (crr-1/deo)
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Pesawat Lion Air JT303 rute KNO-CGK meledak sebanyak dua kali pada bagian Auxiliary Power Unit (APU). Pesawat yang dipiloti Armansyah ini meledak saat mundur dari parkiran Bandara Kualanamu menuju Run Way sekira pukul 11.50, Jumat (24/4).
Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan M Nasir Usman saat mendampingi Parlindungan melakukan sidak menjelaskan, terkait perkembangan investigasi meladaknya APU peawat Lion Air bahwa tim KNKT yang terdiri dari Kapten Nur Cahyo , Kapten Khairuddin dan Masrun telah mengumpulkan dan data dan meninjau penumpang Lion Air yang mengalami luka-luka saat melompat dari pintu darurat pesawat.
Dirinya juga merincikan data-data yang dikumpulkan tim KNKT yang dipimpin Kapten Khairuddin yaitu rekaman CCTV apron, rekaman pembicaraan pilot dengan petugas Air Traffic Controller ( ATC) , laporan kronologis pilot , pramugari, petugas Aircraft Movement Control ( AMC) , keterangan penumpang , data dari PT AP II sebagai pengelola bandara Kuala Namu serta foto-foto kondisi mesin pesawat. Saat disinggung bagaimana dengan black box pesawat? Dirinya mengungkapkan bahwa black box pesawat sudah dibawa ke Jakarta oleh tim KNKT.
Namun sayangnya dirinya belum dapat menjelaskan penyebab pasti meletupnya APU pesawat. ”Penyebab meletupnya APU belum diketahui , kapan hasil investigasi keluar tergantung rilis tim KNKT,” tegasnya. Ditanya kapan pesawat Lion Air yang APUnya meletup itu dibawa ke Batam, sebab di Bandara Kuala Namu maskapai Lion Air tidak memiliki hangar untuk perawatan pesawat? M Nasir Usman menjelaskan bahwa hal itu juga tergantung rilis tim KNKT. ”Sebenarnya pesawat Lion Air yang APUnya meletup itu bisa diterbangkan. Maskapai Lion Air kooperatif dengan tim KNKT yang melakukan investigasi ,” jelasnya.
Terkait rusaknya AC di dalam pesawat Lion Air JT 303 tujuan Jakarta pada Minggu (26/5) siang , M Nasir Usman menjelaskan bahwa sebenarnya APU berfungsi namun tegangan yang dihasilkan tidak mencapai target sehingga tidak digunakan yang mengakibatkan tidak berfungsinya AC. ”Saat start engine ada ketakutan jika menggunakan APU akan terjadi insiden seperti Jumat lalu,” jelasnya. (crr-1/deo)