25 C
Medan
Friday, November 1, 2024
spot_img

Tak Apalah Operasi, Asal Aku Jangan Mati…

Delapan Bulan Tulang Sangkut di Tenggorokan

Selama delapan bulan, Safaruddin (34), warga Pulau Buaya, Kota Tanjung Balai, harus merasakan sakit di tenggorokannya. Pasalnya, tulang ikan cincaru tersangkut di tenggorokannya saat ia makan malam.

Bagus Syahputra, Medan

Sudah berbagai cara dilakukan Safaruddin untuk mengeluarkan tulang ikan cincaru tersebut. Hingga akhirnya, dia harus dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Dr Pirngadi Medan, Jumat (27/5).

Saat ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Dr Pirngadi Medan, Safaruddin mengatakan, kejadian berawal sekitar 8 bulan yang lalu.

Saat itu dia memakan ikan cincaru sebagai lauk makan malam di rumahnya. Namun, sangkin lahapnya dia menyantap makan malam, tak disangka tulang ikan cincaru tersebut nyangkut di tenggorokannya.

Segala macam cara telah dicoba agar tulang ikan tersebut dapat dikeluarkan. Namun tulang ikan tersebut tak kunjung dapat dikeluarkan. Bahkan, dia sudah berobat jalan di sebuah rumah sakit di Tanjung Balai, namun usahanya untuk mengeluarkan tulang ikan yang menyangkut di kerongkongannya tak kunjung berhasil.

Karena tulang ikan tersebut belum juga bisa dikeluarkan, tenggorokannya pun mulai terasa sakit hingga dia susah menelan makanan. Bukan itu saja, akibat ketulangan yang dialaminya tersebut, Safaruddin merasakan pusing akibat sakit yang tidak tertahankan.

“Sudah saya coba mengambil tulang ikan yang nyangkut ditenggorokan itu dengan menggunakan alat seadanya, tapi tetap tak bisa. Lalu, saya pikir tulangnya nanti akan tertelan sendiri, jadi saya biarkan saja. Ternyata, tenggorokan saja makin sakit, sampai saya susah menelan makanan dan kepala saya pusing,” jelasnya.

Lantas, Safaruddin pun mencoba berobat secara tradisional dengan cara mendatangi dukun kampung. Lalu, dukun tersebut memberinya kapur sirih untuk diminum. Tapi tidak ada pengaruh atas ramuan sang dukun tersebut. Dia tetap merasakan sakit. Kemudian, Safaruddin pergi ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik. Namun saat diperiksa, dia lupa menyampaikan kalau sakit di tenggorokannya akibat tulang ikan yang tersangkut.

“Saya berobat ke dukun, tapi tidak ada kurangnya. Sakit kali tenggorokan ku. Setelah itu, saya ke RSUP H Adam Malik. Entah kenapa, saya lupa bilang kalau saya tertelan tulang ikan. Jadi dokter di sana bilang, saya sakit amandel. Saya tidak yakin sakit amandel, karena minum obat pun nggak sembuh juga. Ku periksakanlah lagi ke RSU Tanjungbalai, di sana disuruh pulak saya ke Pirngadi,” ungkapnya.

Saat di RSU Pirngadi Medan, Safaruddin langsung masuk ruang IGD untuk mendapatkan perawatan medis. Safaruddin berharap, tulang ikan cincaru tersebut dapat dikeluarkan meskipun dirinya harus menjalani operasi. “
Aih mak jang, sakit kali kurasa tenggorokan ku. Tak apalah operasi, asalkan aku jangan mati,” ujarnya dengan logat Tanjungbalai yang kental. (*)

Delapan Bulan Tulang Sangkut di Tenggorokan

Selama delapan bulan, Safaruddin (34), warga Pulau Buaya, Kota Tanjung Balai, harus merasakan sakit di tenggorokannya. Pasalnya, tulang ikan cincaru tersangkut di tenggorokannya saat ia makan malam.

Bagus Syahputra, Medan

Sudah berbagai cara dilakukan Safaruddin untuk mengeluarkan tulang ikan cincaru tersebut. Hingga akhirnya, dia harus dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Dr Pirngadi Medan, Jumat (27/5).

Saat ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Dr Pirngadi Medan, Safaruddin mengatakan, kejadian berawal sekitar 8 bulan yang lalu.

Saat itu dia memakan ikan cincaru sebagai lauk makan malam di rumahnya. Namun, sangkin lahapnya dia menyantap makan malam, tak disangka tulang ikan cincaru tersebut nyangkut di tenggorokannya.

Segala macam cara telah dicoba agar tulang ikan tersebut dapat dikeluarkan. Namun tulang ikan tersebut tak kunjung dapat dikeluarkan. Bahkan, dia sudah berobat jalan di sebuah rumah sakit di Tanjung Balai, namun usahanya untuk mengeluarkan tulang ikan yang menyangkut di kerongkongannya tak kunjung berhasil.

Karena tulang ikan tersebut belum juga bisa dikeluarkan, tenggorokannya pun mulai terasa sakit hingga dia susah menelan makanan. Bukan itu saja, akibat ketulangan yang dialaminya tersebut, Safaruddin merasakan pusing akibat sakit yang tidak tertahankan.

“Sudah saya coba mengambil tulang ikan yang nyangkut ditenggorokan itu dengan menggunakan alat seadanya, tapi tetap tak bisa. Lalu, saya pikir tulangnya nanti akan tertelan sendiri, jadi saya biarkan saja. Ternyata, tenggorokan saja makin sakit, sampai saya susah menelan makanan dan kepala saya pusing,” jelasnya.

Lantas, Safaruddin pun mencoba berobat secara tradisional dengan cara mendatangi dukun kampung. Lalu, dukun tersebut memberinya kapur sirih untuk diminum. Tapi tidak ada pengaruh atas ramuan sang dukun tersebut. Dia tetap merasakan sakit. Kemudian, Safaruddin pergi ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik. Namun saat diperiksa, dia lupa menyampaikan kalau sakit di tenggorokannya akibat tulang ikan yang tersangkut.

“Saya berobat ke dukun, tapi tidak ada kurangnya. Sakit kali tenggorokan ku. Setelah itu, saya ke RSUP H Adam Malik. Entah kenapa, saya lupa bilang kalau saya tertelan tulang ikan. Jadi dokter di sana bilang, saya sakit amandel. Saya tidak yakin sakit amandel, karena minum obat pun nggak sembuh juga. Ku periksakanlah lagi ke RSU Tanjungbalai, di sana disuruh pulak saya ke Pirngadi,” ungkapnya.

Saat di RSU Pirngadi Medan, Safaruddin langsung masuk ruang IGD untuk mendapatkan perawatan medis. Safaruddin berharap, tulang ikan cincaru tersebut dapat dikeluarkan meskipun dirinya harus menjalani operasi. “
Aih mak jang, sakit kali kurasa tenggorokan ku. Tak apalah operasi, asalkan aku jangan mati,” ujarnya dengan logat Tanjungbalai yang kental. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/