25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Suhu di Medan Tembus 37 Derajat, Awas Dehidrasi

Praktisi kesehatan Sumut, DR dr Umar Zein SpPD KPTI, menyatakan suhu udara ekstrim tersebut dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk itu ia menghimbau, agar sedapat mungkin menghindari ekspose langsung dari pada sinar matahari.

“Tentunya dengan cuaca panas tersebut, hal yang paling memungkinkan terjadi adalah dehidrasi. Apalagi bagi mereka yang bekerja dilapangan, yang terekspose langsung dengan sinar matahari,” tuturnya.

Cuaca panas itu juga akan semakin memberatkan bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa. Karena rasa haus akan semakin mudah terjadi akibat cuaca panas ini.

“Untuk itu, sedapat mungkin memperbanyak minum air putih ketika sahur dan berbuka. Supaya menghindari terjadinya dehidrasi,” sebutnya.

Namun, Umar Zein menambahkan, meskipun cuaca di Medan ini sudah memasuki panas yang ekstrim, namun tidak akan sampai menyebabkan heat stroke seperti yang terjadi di India beberapa waktu lalu, sehingga membuat sejumlah orang meninggal dunia karena udara panas.

“Kelembapan udara kita lebih tinggi ketimbang yang terjadi disana. Sehingga, dengan udara panas kita masih berkeringat. Sementara disana karena kelembapannya rendah, keringat tidak terjadi. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya heat stroke,” tukas Umar Zein. (ris/ije)

Praktisi kesehatan Sumut, DR dr Umar Zein SpPD KPTI, menyatakan suhu udara ekstrim tersebut dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk itu ia menghimbau, agar sedapat mungkin menghindari ekspose langsung dari pada sinar matahari.

“Tentunya dengan cuaca panas tersebut, hal yang paling memungkinkan terjadi adalah dehidrasi. Apalagi bagi mereka yang bekerja dilapangan, yang terekspose langsung dengan sinar matahari,” tuturnya.

Cuaca panas itu juga akan semakin memberatkan bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa. Karena rasa haus akan semakin mudah terjadi akibat cuaca panas ini.

“Untuk itu, sedapat mungkin memperbanyak minum air putih ketika sahur dan berbuka. Supaya menghindari terjadinya dehidrasi,” sebutnya.

Namun, Umar Zein menambahkan, meskipun cuaca di Medan ini sudah memasuki panas yang ekstrim, namun tidak akan sampai menyebabkan heat stroke seperti yang terjadi di India beberapa waktu lalu, sehingga membuat sejumlah orang meninggal dunia karena udara panas.

“Kelembapan udara kita lebih tinggi ketimbang yang terjadi disana. Sehingga, dengan udara panas kita masih berkeringat. Sementara disana karena kelembapannya rendah, keringat tidak terjadi. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya heat stroke,” tukas Umar Zein. (ris/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/