28 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Marat Safin Petenis Muslim Idola Wanita

KARIER petenis muslim Marat Safin di dunia kayuh raket sudah berakhir sejak 2009. Tapi, Safin masih menjadi perbincangan di ajang Grand Slam Wimbledon 2011 silam.

Bagaimana tidak, karier Safin di dunia tenis profesional sejak tahun 1997 itu selalu menjadi langgangan sepuluh besar petenis pria paling seksi di Wimbledon. Rupanya, kakak dari petenis Danira Safina itu memiliki gaya bermain kuat, agresif dengan bentuk tubuh yang atletis.

Tidak heran, bekas petenis nomor satu dunia itu selalu menjadi idola di setiap turnamen, khususnya Wimbledon yang dihadiri gadis-gadis Inggris.

Keberhasilannya yang terbesar dalam kariernya di tenis pro adalah memenangi Grand Slam AS Terbuka 2000 dan Australia Terbuka 2005. Sayang, Safin selalu gagal menghibur para fans wanitanya di Inggris karena belum pernah mencicipi gelar Wimbledon hingga akhir karirnya.

Meski sudah menjadi atlet sukses yang berlimpah materi, Safin rupanya tetap taat menjalankan keyakinannya sebagi seorang muslim. Petenis kelahiran Moskow, 27 Januari 1980 itu, tidak pernah melupakan kewajibannya menjalankan salat lima waktu termasuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Selain humoris, Safin juga dikenal sebagai pemain yang memiliki emosi tinggi saat bermain. Tak jarang dia melempar raketnya ke tanah jika kerap melakukan kesalahan sendiri saat bertanding. “Kau tidak bisa melawan gen-mu, aku seorang Rusia tapi aku 100 persen Muslim.Semua Muslim selalu memiliki sangat berapi-api dan sedikit keras kepala. Kami (orang Muslim ) punya darah yang panas dengan semangat membara,” ujar Safin menanggapi sifat emosionalnya. (net/jpnn)

KARIER petenis muslim Marat Safin di dunia kayuh raket sudah berakhir sejak 2009. Tapi, Safin masih menjadi perbincangan di ajang Grand Slam Wimbledon 2011 silam.

Bagaimana tidak, karier Safin di dunia tenis profesional sejak tahun 1997 itu selalu menjadi langgangan sepuluh besar petenis pria paling seksi di Wimbledon. Rupanya, kakak dari petenis Danira Safina itu memiliki gaya bermain kuat, agresif dengan bentuk tubuh yang atletis.

Tidak heran, bekas petenis nomor satu dunia itu selalu menjadi idola di setiap turnamen, khususnya Wimbledon yang dihadiri gadis-gadis Inggris.

Keberhasilannya yang terbesar dalam kariernya di tenis pro adalah memenangi Grand Slam AS Terbuka 2000 dan Australia Terbuka 2005. Sayang, Safin selalu gagal menghibur para fans wanitanya di Inggris karena belum pernah mencicipi gelar Wimbledon hingga akhir karirnya.

Meski sudah menjadi atlet sukses yang berlimpah materi, Safin rupanya tetap taat menjalankan keyakinannya sebagi seorang muslim. Petenis kelahiran Moskow, 27 Januari 1980 itu, tidak pernah melupakan kewajibannya menjalankan salat lima waktu termasuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Selain humoris, Safin juga dikenal sebagai pemain yang memiliki emosi tinggi saat bermain. Tak jarang dia melempar raketnya ke tanah jika kerap melakukan kesalahan sendiri saat bertanding. “Kau tidak bisa melawan gen-mu, aku seorang Rusia tapi aku 100 persen Muslim.Semua Muslim selalu memiliki sangat berapi-api dan sedikit keras kepala. Kami (orang Muslim ) punya darah yang panas dengan semangat membara,” ujar Safin menanggapi sifat emosionalnya. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/