31 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Banyak Calhaj Tak Dapat Snack

DANIL SIREGAR/SUMUT POS CALHAJ: Sejumlah jamaah calon haji menunggu keberangkatan di Embarkasi Asrama Hajii Medan, Rabu (26/8).
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
CALHAJ: Sejumlah jamaah calon haji menunggu keberangkatan di Embarkasi Asrama Hajii Medan, Rabu (26/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kekacauan pemberangkatan jamaah calon haji (calhaj) Embarkasi Medan Tahun 2015, dikabarkan juga terjadi pada katering. Sejumlah calhaj mengaku tidak mendapat makanan ringan saat tiba dan akan berangkat ke Tanah Suci, dari Asrama Haji.

Oleh karena karena itu, sejumlah calon Haji, mengaku kecewa dengan pelayanan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) embarkasi Medan. “ Ada yang dapat, namun banyak juga yang tidak dapat. Saya juga tidap ada dapat snack dan tidak tahu mau ambil snack itu di mana, “ ujar seorang calon Haji yang meminta identitasnya tidak disebut, saat di gedung King Abdul Aziz Asrama Haji embaraksi Medan, Kamis (27/8) sore.

Tidak hanya makanan ringan, saat di Dapur Asrama Haji Medan, sejumlah calon haji terlihat menanyakan buah, untuk pencuci mulut setelah makan. Namun, terlihat kalau sejumlah calon haji itu, tidak mendapatkan buah yang mereka tanyakan. Oleh karena itu, terlihat sejumlah calon haji itu, diam lalu pergi meninggalkan dapur asrama haji.

Menyikapi keluhan itu, pihak katering yang dipegang oleh CV Cahaya Mata, langsung membantah. Dikatakan Saad selaku Kordinator Lapangan jika pihaknya selalu menyediakan snack. Snack berupa roti, kopi, dan teh manis panas selalu disediakan saat kedatangan jamaah calon haji di Gedung King Abdul Aziz dan hendak keberangkatan di Gedung Madinatul Hujjaj. Bahkan, disebutnya jika porsi snack yang mereda sediakan selalu berlebih dari porsi yang sudah ditetapkan dalam tender.

“Kami menilai ini karena kedatangan jamaah yang tidak bersamaan. Kami mengantisipasi, terkadang meminta untuk snack diantar sebahagian dulu, sesuai jamaah calon Haji yang telah tiba, namun tidak dibenarkan. Begitu juga saat keberangkatan, snack yang kami bawa, tidak dibolehkan jika kami yang bagi. Namun, saat tidak dibagi, kami dimarahi yang kemudian kami bagi saja snack itu, “ ungkap Saad singkat saat di Dapur Asrama Haji Embarkasi Medan, Kamis (27/8).

Sementara itu, pantauan Sumut Pos di Gedung King Abdul Aziz, terlihat snack yang tersisa tidak cukup untuk dibagi pada jamaah calon Haji Kloter 5 asal Asahan yang baru tiba. Begitu juga dengan pihak PPIH yang memberi pengarahan, tidak terlihat mengarahkan untuk jamaah menikmati snack. Sementara itu, terlihat beberapa petugas dan juga bukan calon haji mengambil lalu memakan snack tersebut.

Terpisah, Humas PPIH Embarkasi Medan 2015 Imam Mukhair mengatakan hingga pemberangkatan jamaah calon haji kloter 6, masih ada 35 calon haji embarkasi Medan, yang belum berangkat. Disebut Imam, 32 orang calon haji yang belum berangkat itu terbagi pada 18 orang caloh haji belum selesai visa, 10 orang calon haji pendamping calon haji belum miliki visa, 2 orang calon haji yang dirawat di Rumah Sakit Haji Medan karena sakit serta 2 orang pendamping calon Haji yang dirawat karena sakit.

“Tadi (kemarin, Red) diberangkatkan 392 orang calon haji yang terbagi dari 182 calhaj asal Batubara, 176 calhaj asal Labura, 22 calhaj asal Karo, serta 5 calhaj kloter I asal Labuhanbatu, “ ungkap Imam.

Sementara untuk jamaah calon Haji Kloter 7 embarkasi Medan, disebut Imam sudah memasuki asrama, Kamis (27/8) sore. Disebut Imam, jamaah calon haji asal Asahan, Madina, dan Padangsidimpuan itu akan diberangkatkan ke Tanah Suci, Jumat (28/8) pagi. Namun, Imam mengaku jumlah pasti jamaah calon Haji Kloter 7 belum siap visa, belum diketahui.

Visa Molor, Garuda Dipenalti

Sementara, lambatnya penyelesaian visa menimbulkan efek domino yang panjang. Selain dari penempatan jamaah di pemondokan, catering, dan pelaksanaan ibadah bagi jamaah yang tergabung KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji), kini juga merembet pada masalah penerbangan.

Giliran Garuda Indonesia ikut terkena dampak kasus belum keluarnya visa ribuan jamaah haji Indonesia. Hingga kemarin, delapan pesawat maskapai pelat merah yang mengangkut jamaah haji itu terkena penalti dari otoritas bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Penalti dijatuhkan akibat Garuda mendarat di luar slot (jatah) waktu pendaratan.

“Terkait dendanya, sekitar 15.000 riyal setiap pesawat,” ujar Manager Operasional Garuda di Bandara Madinah, Saleh Nugraha, kemarin. Total jika delapan pesawat dendanya mencapai sekitar 120.000 riyal atau sekitar Rp452 juta, dengan kurs yang berlaku di Arab Saudi saat musim haji 1 riyal sama dengan sekitar Rp3.770.

Penalti ini akibat penerbangan jamaah haji kelompok terbang (kloter) pertama dari embarkasi Ujungpandang (UPG) 1 yang terbang 21 Agustus lalu terlambat berangkat (delay). Disusul tujuh penerbangan dari embarkasi Solo (SOC) juga terlambat berangkat. Keterlambatan ini karena jamaah yang seharusnya berangkat, ternyata di detik-detik akhir visa-nya belum keluar dari Kedubes Arab Saudi. Praktis ada puluhan kursi pesawat yang kosong.

Di sisi lain, pihak embarkasi memutuskan mengisi kursi yang kosong dengan jamaah lain yang telah memiliki visa. Proses inilah yang memakan waktu, hingga akhirnya pesawat kena penalti.

Saleh menjelaskan, kasus pinalti ini pernah terjadi pada 1995 silam. “Kalau tahun kemarin pada gelombang pertama pemberangkatan haji, Garuda mencatat 97 persen on time performance (OTP) dari 206 penerbangan,” paparnya.

Hal itu terjadi karen AMAA merupakan bandara baru, sehingga pelayanannya berbeda dengan Bandara King Abul Aziz, Jeddah. “Kalau di Jeddah kami mendapatkan form yang kemudian diisi dan diserahkan. Selanjutnya kalau di-aprrove berarti kami tidak dapat denda, jadi jelas. Kalau di Madinah ini tidak ada form, dan kami langsung dikenakan penalti,” urainya.

Sedangkan pihak Saudi Airlines yang juga mengangkut jamaah haji asal Indonesia menyatakan tidak mendapatkan penalti. “Kami tidak terkena penalti. Masih aman, Insyaallah,” terang staf operasional Saudi Arabian Airlines di Bandara Madinah, Febi Martawardaya. Saudi Airlines mengangkut jamaah dari empat embarkasi yakni Batam, Palembang, Surabaya, dan Jakarta dengan 166 kloter. “Kalau yang mendarat di Madinah separonya. Sisanya mendarat di Jeddah,” jelasnya.

Kasi Kedatangan dan Pemulangan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah Edayanti Dasril Munir membenarkan terjadinya keterlambatan penerbangan akibat perubahan manifes penumpang. “Di kloter UPG (Ujungpandang) satu terjadi delay kurang lebih sekitar 2 jam. Dari embarkasi Solo pun demikian. Intinya karena bongkar pasang manifes. Ini efek domino,” urainya.

Edayanti melanjutkan, sebenarnya ground time atau parkir pesawat Garuda di Bandara Adi Seomarmo, Solo sekitar 5 jam. Sehingga, jika dalam keadaan normal waktunya sangat mencukupi untuk menaikkan penumpang dan tidak akan mengalami keterlambatan. “Tapi ternyata menjelang take off pun manifes belum clear. Pesawat kan nggak mungkin diberangkatkan tanpa ada kepastian penumpang, antara manifes dengan dokumen itu harus sama,” tegasnya.

Menurutnya, manifes sesuai prosedur seharusnya sudah selesai 2 x 24 jam. Namun, ternyata menjelang keberangkatan, banyak penumpang (jamaah haji) yang visanya belum jadi. “Instruksi Pak Dirjen kloter tersebut harus dipenuhi, yakni diambilkan dari jamaah-jamah yang memiliki visa,” ujarnya.

Dia berharap kasus ini tidak terjadi lagi menyusul visa jamaah haji yang belum jadi tinggal sedikit. “Memang ini kuncinya ada di embarkasi. Seusai kontrak, denda yang harus dibayarkan ini menjadi tanggungjawab Garuda, bukan Kementerian Agama (Kemenag) selaku pihak yang menyewa pesawat,” jelasnya. (end/jpg/ain/rbb)

DANIL SIREGAR/SUMUT POS CALHAJ: Sejumlah jamaah calon haji menunggu keberangkatan di Embarkasi Asrama Hajii Medan, Rabu (26/8).
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
CALHAJ: Sejumlah jamaah calon haji menunggu keberangkatan di Embarkasi Asrama Hajii Medan, Rabu (26/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kekacauan pemberangkatan jamaah calon haji (calhaj) Embarkasi Medan Tahun 2015, dikabarkan juga terjadi pada katering. Sejumlah calhaj mengaku tidak mendapat makanan ringan saat tiba dan akan berangkat ke Tanah Suci, dari Asrama Haji.

Oleh karena karena itu, sejumlah calon Haji, mengaku kecewa dengan pelayanan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) embarkasi Medan. “ Ada yang dapat, namun banyak juga yang tidak dapat. Saya juga tidap ada dapat snack dan tidak tahu mau ambil snack itu di mana, “ ujar seorang calon Haji yang meminta identitasnya tidak disebut, saat di gedung King Abdul Aziz Asrama Haji embaraksi Medan, Kamis (27/8) sore.

Tidak hanya makanan ringan, saat di Dapur Asrama Haji Medan, sejumlah calon haji terlihat menanyakan buah, untuk pencuci mulut setelah makan. Namun, terlihat kalau sejumlah calon haji itu, tidak mendapatkan buah yang mereka tanyakan. Oleh karena itu, terlihat sejumlah calon haji itu, diam lalu pergi meninggalkan dapur asrama haji.

Menyikapi keluhan itu, pihak katering yang dipegang oleh CV Cahaya Mata, langsung membantah. Dikatakan Saad selaku Kordinator Lapangan jika pihaknya selalu menyediakan snack. Snack berupa roti, kopi, dan teh manis panas selalu disediakan saat kedatangan jamaah calon haji di Gedung King Abdul Aziz dan hendak keberangkatan di Gedung Madinatul Hujjaj. Bahkan, disebutnya jika porsi snack yang mereda sediakan selalu berlebih dari porsi yang sudah ditetapkan dalam tender.

“Kami menilai ini karena kedatangan jamaah yang tidak bersamaan. Kami mengantisipasi, terkadang meminta untuk snack diantar sebahagian dulu, sesuai jamaah calon Haji yang telah tiba, namun tidak dibenarkan. Begitu juga saat keberangkatan, snack yang kami bawa, tidak dibolehkan jika kami yang bagi. Namun, saat tidak dibagi, kami dimarahi yang kemudian kami bagi saja snack itu, “ ungkap Saad singkat saat di Dapur Asrama Haji Embarkasi Medan, Kamis (27/8).

Sementara itu, pantauan Sumut Pos di Gedung King Abdul Aziz, terlihat snack yang tersisa tidak cukup untuk dibagi pada jamaah calon Haji Kloter 5 asal Asahan yang baru tiba. Begitu juga dengan pihak PPIH yang memberi pengarahan, tidak terlihat mengarahkan untuk jamaah menikmati snack. Sementara itu, terlihat beberapa petugas dan juga bukan calon haji mengambil lalu memakan snack tersebut.

Terpisah, Humas PPIH Embarkasi Medan 2015 Imam Mukhair mengatakan hingga pemberangkatan jamaah calon haji kloter 6, masih ada 35 calon haji embarkasi Medan, yang belum berangkat. Disebut Imam, 32 orang calon haji yang belum berangkat itu terbagi pada 18 orang caloh haji belum selesai visa, 10 orang calon haji pendamping calon haji belum miliki visa, 2 orang calon haji yang dirawat di Rumah Sakit Haji Medan karena sakit serta 2 orang pendamping calon Haji yang dirawat karena sakit.

“Tadi (kemarin, Red) diberangkatkan 392 orang calon haji yang terbagi dari 182 calhaj asal Batubara, 176 calhaj asal Labura, 22 calhaj asal Karo, serta 5 calhaj kloter I asal Labuhanbatu, “ ungkap Imam.

Sementara untuk jamaah calon Haji Kloter 7 embarkasi Medan, disebut Imam sudah memasuki asrama, Kamis (27/8) sore. Disebut Imam, jamaah calon haji asal Asahan, Madina, dan Padangsidimpuan itu akan diberangkatkan ke Tanah Suci, Jumat (28/8) pagi. Namun, Imam mengaku jumlah pasti jamaah calon Haji Kloter 7 belum siap visa, belum diketahui.

Visa Molor, Garuda Dipenalti

Sementara, lambatnya penyelesaian visa menimbulkan efek domino yang panjang. Selain dari penempatan jamaah di pemondokan, catering, dan pelaksanaan ibadah bagi jamaah yang tergabung KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji), kini juga merembet pada masalah penerbangan.

Giliran Garuda Indonesia ikut terkena dampak kasus belum keluarnya visa ribuan jamaah haji Indonesia. Hingga kemarin, delapan pesawat maskapai pelat merah yang mengangkut jamaah haji itu terkena penalti dari otoritas bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Penalti dijatuhkan akibat Garuda mendarat di luar slot (jatah) waktu pendaratan.

“Terkait dendanya, sekitar 15.000 riyal setiap pesawat,” ujar Manager Operasional Garuda di Bandara Madinah, Saleh Nugraha, kemarin. Total jika delapan pesawat dendanya mencapai sekitar 120.000 riyal atau sekitar Rp452 juta, dengan kurs yang berlaku di Arab Saudi saat musim haji 1 riyal sama dengan sekitar Rp3.770.

Penalti ini akibat penerbangan jamaah haji kelompok terbang (kloter) pertama dari embarkasi Ujungpandang (UPG) 1 yang terbang 21 Agustus lalu terlambat berangkat (delay). Disusul tujuh penerbangan dari embarkasi Solo (SOC) juga terlambat berangkat. Keterlambatan ini karena jamaah yang seharusnya berangkat, ternyata di detik-detik akhir visa-nya belum keluar dari Kedubes Arab Saudi. Praktis ada puluhan kursi pesawat yang kosong.

Di sisi lain, pihak embarkasi memutuskan mengisi kursi yang kosong dengan jamaah lain yang telah memiliki visa. Proses inilah yang memakan waktu, hingga akhirnya pesawat kena penalti.

Saleh menjelaskan, kasus pinalti ini pernah terjadi pada 1995 silam. “Kalau tahun kemarin pada gelombang pertama pemberangkatan haji, Garuda mencatat 97 persen on time performance (OTP) dari 206 penerbangan,” paparnya.

Hal itu terjadi karen AMAA merupakan bandara baru, sehingga pelayanannya berbeda dengan Bandara King Abul Aziz, Jeddah. “Kalau di Jeddah kami mendapatkan form yang kemudian diisi dan diserahkan. Selanjutnya kalau di-aprrove berarti kami tidak dapat denda, jadi jelas. Kalau di Madinah ini tidak ada form, dan kami langsung dikenakan penalti,” urainya.

Sedangkan pihak Saudi Airlines yang juga mengangkut jamaah haji asal Indonesia menyatakan tidak mendapatkan penalti. “Kami tidak terkena penalti. Masih aman, Insyaallah,” terang staf operasional Saudi Arabian Airlines di Bandara Madinah, Febi Martawardaya. Saudi Airlines mengangkut jamaah dari empat embarkasi yakni Batam, Palembang, Surabaya, dan Jakarta dengan 166 kloter. “Kalau yang mendarat di Madinah separonya. Sisanya mendarat di Jeddah,” jelasnya.

Kasi Kedatangan dan Pemulangan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah Edayanti Dasril Munir membenarkan terjadinya keterlambatan penerbangan akibat perubahan manifes penumpang. “Di kloter UPG (Ujungpandang) satu terjadi delay kurang lebih sekitar 2 jam. Dari embarkasi Solo pun demikian. Intinya karena bongkar pasang manifes. Ini efek domino,” urainya.

Edayanti melanjutkan, sebenarnya ground time atau parkir pesawat Garuda di Bandara Adi Seomarmo, Solo sekitar 5 jam. Sehingga, jika dalam keadaan normal waktunya sangat mencukupi untuk menaikkan penumpang dan tidak akan mengalami keterlambatan. “Tapi ternyata menjelang take off pun manifes belum clear. Pesawat kan nggak mungkin diberangkatkan tanpa ada kepastian penumpang, antara manifes dengan dokumen itu harus sama,” tegasnya.

Menurutnya, manifes sesuai prosedur seharusnya sudah selesai 2 x 24 jam. Namun, ternyata menjelang keberangkatan, banyak penumpang (jamaah haji) yang visanya belum jadi. “Instruksi Pak Dirjen kloter tersebut harus dipenuhi, yakni diambilkan dari jamaah-jamah yang memiliki visa,” ujarnya.

Dia berharap kasus ini tidak terjadi lagi menyusul visa jamaah haji yang belum jadi tinggal sedikit. “Memang ini kuncinya ada di embarkasi. Seusai kontrak, denda yang harus dibayarkan ini menjadi tanggungjawab Garuda, bukan Kementerian Agama (Kemenag) selaku pihak yang menyewa pesawat,” jelasnya. (end/jpg/ain/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/