28.9 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Armyn Simatupang, sang Politisi Merah Putih

SUMUTPOS.CO – Lahir sebagai putra sulung dari keluarga TNI, H Armyn Simatupang sejak kecil telah ditanamkan ayahnya, Kol H Abdul Manan Simatupang untuk cinta Tanah Air, NKRI, dan Merah Putih. Ia dididik untuk berdisiplin, punya tanggung jawab dan berjiwa patriot, yang peka dengan keadaan sosial di sekelilingnya serta rela berkorban.

Armyn Simatupang (kiri) bersama Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan Burhanuddin Sitepu dan Ketua DPC Partai Demokrat Deliserdang Anita Lubis.

Ayahnya menanamkan nilai-nilai kehidupan itu kepada dirinya dan adik-adiknya, dalam praktik kehidupan sehari-hari yang ia saksikan sendiri dan dilakukan orangtuanya, baik semasa aktif sebagai perwira militer, maupun ketika mengabdi sebagai seorang birokrat di pemerintahan.

Kol H Abdul Manan Simatupang terakhir berkarir militer di Kodam I Bukit Barisan. Usai itu, ia menjadi Bupati Asahan selama 10 tahun dan kemudian dipercaya menjadi Sekwilda Provinsi Sumatera Utara di masa Gubernur EWP Tambunan.

Terlahir di tengah keluarga Muslim yang taat, ayahnya justru menyekolahkannya di sekolah Katolik semasa masih tugas di Aceh. Begitu juga saat bertugas di Medan, Armyn bersekolah di Perguruan Nasrani. Maka bicara pluralisme, Kebhinekaan dan Merah Putih, bagi Armyn Simatupang adalah harga mati.

Sebagai putra sulung, Armyn muda yang ditempa ayahnya untuk punya tanggung jawab terhadap adik-adiknya, kemudian memilih terjun di dunia bisnis. Di usia dua puluhan, Armyn sudah melanglang buana ke sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. Usahanya kala itu sebagai eksportir dan distributor.

Maka sejak muda, meski orangtuanya berkecukupan untuk membiayai sekolah dan kebutuhan anak-anaknya, Armyn sudah mandiri secara ekonomi. Ia bukan saja tidak lagi disubsidi tetapi malah sudah bisa memberi uang saku kepada adik dan saudara lainnya.

Apa yang ditanamkan orangtuanya soal kemandirian, peka dengan lingkungan serta punya jiwa sosial yang tinggi tak pupus meski Armyn menggeluti dunia bisnis. Itu yang konsisten ia jalankan hingga saat ini.

Bahkan dari sejumlah penuturan para aktivis di Kabupaten Asahan, Armyn dianggap sebagai seorang pengayom yang dituakan. Tempat orang bertanya, mengadu dan berdiskusi.

Tidak mengherankan jika ada kontestasi ingin menjadi ketua atau pengurus sebuah organisasi masyarakat, kepemudaan, keagamaan atau bahkan partai politik, tak jarang nama Armyn selalu dikait-kaitkan. Jika bertujuan untuk membangun sebuah kemajuan dan demi tegaknya Merah Putih, Armyn pun tanpa pamrih selalu berkenan berkontribusi.

Dituturkan sejumlah aktivis, ketika adik kandungnya H Taufan Gama Simatupang masih menjabat Bupati Asahan, tak jarang meminta bantuan kepadanya baik berupa advis, pemikiran bahkan materi.

Dan Armyn dengan senang hati selalu siap sedia membantu adiknya maupun orang yang membutuhkan pertolongannya, semampu yang bisa ia lakukan.

Namun ia selalu saja merasakan apa yang telah ia lakukan belumlah berarti apa-apa dibanding apa yang telah dilakukan ayahnya semasa hidup. Armyn sering merenungi, apa ia bisa meniru ayahnya yang telah mewakafkan tanah miliknya untuk menjadi lahan RS Haji di Jalan Willem Iskandar.

Cinta NKRI dan Merah Putih terus mengiringi perjalanan kehidupan Armyn Simatupang. Itu juga ia tanamkan di Sekolah Islamic Center Jalan Willem Iskandar Medan, Pondok Pesantren serta Institut Agama Islam Daar Uluum Kisaran.

NKRI dan Merah Putih, itu jugalah yang mendorong Armyn Simatupang terjun ke dalam politik praktis dan bergabung ke Partai Demokrat dan kini duduk sebagai anggota DPRD Sumut. “Saya ingin mengabdikan apa yang ada pada diri saya kepada masyarakat melalui keberadaan saya sebagai anggota DPRD. Dan Partai Demokrat saat ini merupakan partai yang sangat komit membantu rakyat kecil. Demokrat adalah partai Merah Putih yang tengah membangun koalisi bersama rakyat,” kata Armyn Simatupang dalam perbincangan di kediamannya, Jalan Hoky Medan, baru-baru ini.

Keberpihakan Partai Demokrat kepada rakyat, disebut Armyn saat ini menjadi salah satu tumpuan harapan rakyat Indonesia. “Saya bisa merasakan dan menangkap adanya harapan yang begitu besar dari elemen rakyat kepada Partai Demokrat untuk membawa perubahan yang lebih baik, bagi bangsa dan negara,” ucapnya.

Mengenai motivasi dan targetnya sehingga bersedia mencalonkan diri sebagai ketua DPD PD Sumut dalam Musda mendatang, Armyn mengaku tak punya target ingin menjadi anggota DPR RI atau menjadi kepala daerah seperti ayah dan adiknya. Tapi dia hanya Ingin membantu mewujudkan Nasionalisme dan Religiusnya Partai Demokrat di Sumatera Utara.

“Saya ingin umat dan rakyat Sumatera Utara itu bersatu dalam keberagamannya. Tidak terpecah belah karena perbedaan pandangan atau pilihan. Tetapi bisa hidup bersama secara damai demi Merah Putih dan itu ingin saya perlihatkan di Demokrat Sumatera Utara seperti yang telah ditunjukkan Ketum AHY,” pungkasnya. (adz)

SUMUTPOS.CO – Lahir sebagai putra sulung dari keluarga TNI, H Armyn Simatupang sejak kecil telah ditanamkan ayahnya, Kol H Abdul Manan Simatupang untuk cinta Tanah Air, NKRI, dan Merah Putih. Ia dididik untuk berdisiplin, punya tanggung jawab dan berjiwa patriot, yang peka dengan keadaan sosial di sekelilingnya serta rela berkorban.

Armyn Simatupang (kiri) bersama Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan Burhanuddin Sitepu dan Ketua DPC Partai Demokrat Deliserdang Anita Lubis.

Ayahnya menanamkan nilai-nilai kehidupan itu kepada dirinya dan adik-adiknya, dalam praktik kehidupan sehari-hari yang ia saksikan sendiri dan dilakukan orangtuanya, baik semasa aktif sebagai perwira militer, maupun ketika mengabdi sebagai seorang birokrat di pemerintahan.

Kol H Abdul Manan Simatupang terakhir berkarir militer di Kodam I Bukit Barisan. Usai itu, ia menjadi Bupati Asahan selama 10 tahun dan kemudian dipercaya menjadi Sekwilda Provinsi Sumatera Utara di masa Gubernur EWP Tambunan.

Terlahir di tengah keluarga Muslim yang taat, ayahnya justru menyekolahkannya di sekolah Katolik semasa masih tugas di Aceh. Begitu juga saat bertugas di Medan, Armyn bersekolah di Perguruan Nasrani. Maka bicara pluralisme, Kebhinekaan dan Merah Putih, bagi Armyn Simatupang adalah harga mati.

Sebagai putra sulung, Armyn muda yang ditempa ayahnya untuk punya tanggung jawab terhadap adik-adiknya, kemudian memilih terjun di dunia bisnis. Di usia dua puluhan, Armyn sudah melanglang buana ke sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. Usahanya kala itu sebagai eksportir dan distributor.

Maka sejak muda, meski orangtuanya berkecukupan untuk membiayai sekolah dan kebutuhan anak-anaknya, Armyn sudah mandiri secara ekonomi. Ia bukan saja tidak lagi disubsidi tetapi malah sudah bisa memberi uang saku kepada adik dan saudara lainnya.

Apa yang ditanamkan orangtuanya soal kemandirian, peka dengan lingkungan serta punya jiwa sosial yang tinggi tak pupus meski Armyn menggeluti dunia bisnis. Itu yang konsisten ia jalankan hingga saat ini.

Bahkan dari sejumlah penuturan para aktivis di Kabupaten Asahan, Armyn dianggap sebagai seorang pengayom yang dituakan. Tempat orang bertanya, mengadu dan berdiskusi.

Tidak mengherankan jika ada kontestasi ingin menjadi ketua atau pengurus sebuah organisasi masyarakat, kepemudaan, keagamaan atau bahkan partai politik, tak jarang nama Armyn selalu dikait-kaitkan. Jika bertujuan untuk membangun sebuah kemajuan dan demi tegaknya Merah Putih, Armyn pun tanpa pamrih selalu berkenan berkontribusi.

Dituturkan sejumlah aktivis, ketika adik kandungnya H Taufan Gama Simatupang masih menjabat Bupati Asahan, tak jarang meminta bantuan kepadanya baik berupa advis, pemikiran bahkan materi.

Dan Armyn dengan senang hati selalu siap sedia membantu adiknya maupun orang yang membutuhkan pertolongannya, semampu yang bisa ia lakukan.

Namun ia selalu saja merasakan apa yang telah ia lakukan belumlah berarti apa-apa dibanding apa yang telah dilakukan ayahnya semasa hidup. Armyn sering merenungi, apa ia bisa meniru ayahnya yang telah mewakafkan tanah miliknya untuk menjadi lahan RS Haji di Jalan Willem Iskandar.

Cinta NKRI dan Merah Putih terus mengiringi perjalanan kehidupan Armyn Simatupang. Itu juga ia tanamkan di Sekolah Islamic Center Jalan Willem Iskandar Medan, Pondok Pesantren serta Institut Agama Islam Daar Uluum Kisaran.

NKRI dan Merah Putih, itu jugalah yang mendorong Armyn Simatupang terjun ke dalam politik praktis dan bergabung ke Partai Demokrat dan kini duduk sebagai anggota DPRD Sumut. “Saya ingin mengabdikan apa yang ada pada diri saya kepada masyarakat melalui keberadaan saya sebagai anggota DPRD. Dan Partai Demokrat saat ini merupakan partai yang sangat komit membantu rakyat kecil. Demokrat adalah partai Merah Putih yang tengah membangun koalisi bersama rakyat,” kata Armyn Simatupang dalam perbincangan di kediamannya, Jalan Hoky Medan, baru-baru ini.

Keberpihakan Partai Demokrat kepada rakyat, disebut Armyn saat ini menjadi salah satu tumpuan harapan rakyat Indonesia. “Saya bisa merasakan dan menangkap adanya harapan yang begitu besar dari elemen rakyat kepada Partai Demokrat untuk membawa perubahan yang lebih baik, bagi bangsa dan negara,” ucapnya.

Mengenai motivasi dan targetnya sehingga bersedia mencalonkan diri sebagai ketua DPD PD Sumut dalam Musda mendatang, Armyn mengaku tak punya target ingin menjadi anggota DPR RI atau menjadi kepala daerah seperti ayah dan adiknya. Tapi dia hanya Ingin membantu mewujudkan Nasionalisme dan Religiusnya Partai Demokrat di Sumatera Utara.

“Saya ingin umat dan rakyat Sumatera Utara itu bersatu dalam keberagamannya. Tidak terpecah belah karena perbedaan pandangan atau pilihan. Tetapi bisa hidup bersama secara damai demi Merah Putih dan itu ingin saya perlihatkan di Demokrat Sumatera Utara seperti yang telah ditunjukkan Ketum AHY,” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/