Chalid terbilang punya banyak order. Sebab, dia aktif mem-posting iklan. Dengan grup sebanyak itu, tentu ada member yang membacanya.
PPA masih menyelidiki apakah grup-grup di FB itu terorganisasi atau hanya sebagai wadah berkumpul sesama penyuka swinger. Disebut terorganisasi jika grup itu dikelola seorang admin. Jika memiliki admin, biasanya ada syarat-syarat untuk mengakses. Misalnya, menarik sejumlah uang.
Sifat grup dengan model seperti itu biasanya eksklusif. Harga yang dibayar untuk bergabung tidak murah. “Sejauh ini masih kami cari tahu ada atau tidak grup yang seperti itu,” terangnya.
Berdasar hasil pemeriksaan, Chalid tergolong lihai untuk membujuk istrinya. Awalnya Mis’anah tidak terima dengan sikap suaminya.
Namun, atas nama bakti dan cinta, Mis’anah menjadi tak berdaya. “Korban dirayu supaya mau. Kalau mau, pelaku berjanji semakin menyayanginya,” tambah mantan Panitreskrim Polsek Wonokromo itu.
Ruth menilai, pada dasarnya pelaku swinger memiliki problem psikologis. Mereka tidak pernah merasa puas. Fantasi yang ada di kepala mereka kemudian diaplikasikan ke kehidupan nyata.
Sementara itu, selain memproses pidana Chalid, kepolisian akan memikirkan nasib Mis’anah. Kondisi korban sangat terpuruk. Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga mengatakan, Mis’anah akan diperiksa dokter untuk memulihkan psikologisnya. “Selain itu, reproduksi korban juga akan diperiksa. Jadi, kalau ada penyakit yang terdeteksi bisa segera diobati,” kata Shinto. (did/c10/fal/jpg/rbb)