26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

8 Mahasiswa UISU Dipolisikan

MEDAN-Penguasaan kampus yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK-UI SU) di Jalan Sisingamangaraja Medan berujung pengaduan pihak Yayasan UISU Al Munawwarah ke Polresta Medan. Sebanyak 8 mahasiswa yang dianggap sebagai koordinator aksi penguasaan kampus UISU kini dilaporkan ke polisi.

Ratusan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) melakukan aksi unjuk rasa di halaman kampus, di Medan, Selasa (17/12).
Ratusan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) melakukan aksi unjuk rasa di halaman kampus, di Medan, Selasa (17/12).

Hal ini disampaikan oleh Humas Yayasan UISU Al-Munawwarah, Ahmad Riza Siregar saat ditemui Sumut Pos di kantornya, Jumat (27/12). Disampaikannya, penguasaan kampus secara paksa oleh mahasiswa FK sudah dilaporkan secara resmi ke pihak Kepolisian Resort Kota (Polresta) Medan karena dikhawatirkan memiliki resistensi terhadap gangguan keamanann yang dapat membahayakan rusaknya fasilitas kedokteran yang ada khususnya pada Laboratorium Molekuler Mikrobiologi Aviant Influenza (Lab Virus Flu Burung).

“Kita sangat resah karena aksi pembakaran di dalam kampus sudah terjadi dan kita menganggap ada resistensi dengan gangguan keamanan yang lainnya. Mungkin saja nanti dihancurkan mereka alat-alat medis kedokteran, bahan-bahan kimia. Karena ada virus flu burung di FK itu, kalau itu sempat hancur maka virusnya bisa menyebar dan kita semua bisa terkena virusnya,” ujarnya.

Lanjutnya, saat ini laboratorium tersebut aktif dalam kegiatan penelitian Influenza Like Illnes (ILI) yang menerima sampel dari Medan, Aceh, Bangka Belitung, Jambi dan Padang.

“Sebenarnya ini tidak mau kita ungkapkan. Tapi ini keresahan kita, karena UISU satu-satunya lab virus flu burung untuk Regional I Pulau Sumatera yang merupakan bantuan dari WHO melalui Litbangkes RI. Kalau sempat itu rusak atau dirusak makan Medan akan tercemar flu burung. Sudah hampir sebulan ditutup, dokter yang bertugas juga tidak bisa masuk jadi saat ini itu tidak ada pengawasan,” katanya sembari mengatakan laporan telah diterima pihak kepolisian dengan nomor, STTLP/3III/XII/2013/SPKT RESTA MEDAN.

Mengenai tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa FK, lanjutnya, pihaknya ikut menyepakati. Namun untuk penurunan Rahmat Nasution, mereka menganggap tidak masuk akal. “Kita mendukung tuntutan percepatan pendaftaran mahasiswa kedalam Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED), penyatuan UISU, pembayaran uang kuliah setelah Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) keluar serta audit keuangan FK UISU tapi tuntutan turunkan Dekan FK Rahmat Nasution apa alasannya,” ujar Reza.

Katanya lagi, dasar atau alasan menurunkan Rahmat tidak jelas.

“Apa alasan dan dasar Rahmat diturunkan, dia tidak salah, dia sudah mengurus semua data mahasiswa dan mengirimkannya ke Al-Manar, tapi ditolak. Apa masalahnya lagi, soal tidak sah karena tidak ada tanda tangan Efendi Barus sekarang sudah terpenuhi. Kalau dipertanyakan, mana SK pengangkatan Efendi Barus. Kalau soal nota kesepahaman itu sudah digugat kesahannya. Jadi tidak ada alasan menurunkan Rahmat, kecuali kalau ada kesalahannya. Ini dia tidak bersalah,” katanya.

Saat ditanyai mengenai 6 dosen yang dipindahkan, pihaknya membenarkan dan saat ini ke 6 dosen tersebut telah kembali mengajar dan bekerja seperti biasa di UISU Al-Munawwarah. “Kalau masalah itu sudah selesai, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan sudah mementahkan surat Koordinator Kopertis. Lihatlah, apa maksud memerintakan dosen bertugas kesana padahal Koordinator sebelumnya mengatakan dosen dan mahasiswa bebas mengajar dan belajat di mana saja. Kalau memerintahkan dosen ke sana, gimana dengan mahasiswa yang ada di sini,” katanya.

Menanggapi hal ini, Reza mewakili mahasiswa FK yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAM FK UISU) mengatakan pihaknya tetap akan melakukan aksi mogok kuliah dan menjaga ketat kampus meskipun pihaknya telah dilaporkan ke Polresta Medan. “Yah semua orangkan punyak hak buat melapor, biarin aja. Bisa dilihatkan, kami tidak pernah melakukan perusakan pada fasilitas yang ada di dalam kampus. Itukan bisanya mereka saja, akal-akalan orang itu saja,” katanya.

Lanjutnya, melakukan proses belajar mengajar dengan keadaan konflik seperti saat ini juga tidak memiliki manfaat.

“Percuma saja kami belajar kalau seperti ini. Kita di sini bicara soal akademik, sistem akademik seperti apa bukan soal siapa yang menjadi pimpinan atau pemerintahannya. Soal flu burung gak ada itu, itu pandai-pandaian mereka untuk mendapat opini publik,” katanya.

Tambahnya, saat ini tuntutan mereka telah ditanggapi oleh pihal Koopertis dan UISU Al-Manar. “Sejauh ini kak, Alhamdulillah-lah Koopertis dan UISU Al-Manar sudah mau menanggungjawabi, menerima inspirasi dan mau menjalankan aspirasi kami. Disini tempat kami belajar dan di sini yah nantinya bakal kami konsumsi jadi tidak mungkin kami melakukan kerusakan,” katanya.

Lebih parah, lanjutnya, yang harus diketahui, lampu di FK sengaja dimatikan. Dan diduga adalah ulah dari pihak Yayasan Almunawwarah. “Lampu di sini mati, ini bukan kami yang mematikannya. Tadi katanya takut Lab rusak tapi kenapa lampu dimatikan. Riza, Humas itu gak tahu apa-apa, jangan ngurusi akademik kita. Malah 2 dosen yang ikut membela kita, ibu Duma Sari dan Pak Faisal itu dipecat, ada apa ini,” katanya. (put/azw)

MEDAN-Penguasaan kampus yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK-UI SU) di Jalan Sisingamangaraja Medan berujung pengaduan pihak Yayasan UISU Al Munawwarah ke Polresta Medan. Sebanyak 8 mahasiswa yang dianggap sebagai koordinator aksi penguasaan kampus UISU kini dilaporkan ke polisi.

Ratusan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) melakukan aksi unjuk rasa di halaman kampus, di Medan, Selasa (17/12).
Ratusan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) melakukan aksi unjuk rasa di halaman kampus, di Medan, Selasa (17/12).

Hal ini disampaikan oleh Humas Yayasan UISU Al-Munawwarah, Ahmad Riza Siregar saat ditemui Sumut Pos di kantornya, Jumat (27/12). Disampaikannya, penguasaan kampus secara paksa oleh mahasiswa FK sudah dilaporkan secara resmi ke pihak Kepolisian Resort Kota (Polresta) Medan karena dikhawatirkan memiliki resistensi terhadap gangguan keamanann yang dapat membahayakan rusaknya fasilitas kedokteran yang ada khususnya pada Laboratorium Molekuler Mikrobiologi Aviant Influenza (Lab Virus Flu Burung).

“Kita sangat resah karena aksi pembakaran di dalam kampus sudah terjadi dan kita menganggap ada resistensi dengan gangguan keamanan yang lainnya. Mungkin saja nanti dihancurkan mereka alat-alat medis kedokteran, bahan-bahan kimia. Karena ada virus flu burung di FK itu, kalau itu sempat hancur maka virusnya bisa menyebar dan kita semua bisa terkena virusnya,” ujarnya.

Lanjutnya, saat ini laboratorium tersebut aktif dalam kegiatan penelitian Influenza Like Illnes (ILI) yang menerima sampel dari Medan, Aceh, Bangka Belitung, Jambi dan Padang.

“Sebenarnya ini tidak mau kita ungkapkan. Tapi ini keresahan kita, karena UISU satu-satunya lab virus flu burung untuk Regional I Pulau Sumatera yang merupakan bantuan dari WHO melalui Litbangkes RI. Kalau sempat itu rusak atau dirusak makan Medan akan tercemar flu burung. Sudah hampir sebulan ditutup, dokter yang bertugas juga tidak bisa masuk jadi saat ini itu tidak ada pengawasan,” katanya sembari mengatakan laporan telah diterima pihak kepolisian dengan nomor, STTLP/3III/XII/2013/SPKT RESTA MEDAN.

Mengenai tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa FK, lanjutnya, pihaknya ikut menyepakati. Namun untuk penurunan Rahmat Nasution, mereka menganggap tidak masuk akal. “Kita mendukung tuntutan percepatan pendaftaran mahasiswa kedalam Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED), penyatuan UISU, pembayaran uang kuliah setelah Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) keluar serta audit keuangan FK UISU tapi tuntutan turunkan Dekan FK Rahmat Nasution apa alasannya,” ujar Reza.

Katanya lagi, dasar atau alasan menurunkan Rahmat tidak jelas.

“Apa alasan dan dasar Rahmat diturunkan, dia tidak salah, dia sudah mengurus semua data mahasiswa dan mengirimkannya ke Al-Manar, tapi ditolak. Apa masalahnya lagi, soal tidak sah karena tidak ada tanda tangan Efendi Barus sekarang sudah terpenuhi. Kalau dipertanyakan, mana SK pengangkatan Efendi Barus. Kalau soal nota kesepahaman itu sudah digugat kesahannya. Jadi tidak ada alasan menurunkan Rahmat, kecuali kalau ada kesalahannya. Ini dia tidak bersalah,” katanya.

Saat ditanyai mengenai 6 dosen yang dipindahkan, pihaknya membenarkan dan saat ini ke 6 dosen tersebut telah kembali mengajar dan bekerja seperti biasa di UISU Al-Munawwarah. “Kalau masalah itu sudah selesai, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan sudah mementahkan surat Koordinator Kopertis. Lihatlah, apa maksud memerintakan dosen bertugas kesana padahal Koordinator sebelumnya mengatakan dosen dan mahasiswa bebas mengajar dan belajat di mana saja. Kalau memerintahkan dosen ke sana, gimana dengan mahasiswa yang ada di sini,” katanya.

Menanggapi hal ini, Reza mewakili mahasiswa FK yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAM FK UISU) mengatakan pihaknya tetap akan melakukan aksi mogok kuliah dan menjaga ketat kampus meskipun pihaknya telah dilaporkan ke Polresta Medan. “Yah semua orangkan punyak hak buat melapor, biarin aja. Bisa dilihatkan, kami tidak pernah melakukan perusakan pada fasilitas yang ada di dalam kampus. Itukan bisanya mereka saja, akal-akalan orang itu saja,” katanya.

Lanjutnya, melakukan proses belajar mengajar dengan keadaan konflik seperti saat ini juga tidak memiliki manfaat.

“Percuma saja kami belajar kalau seperti ini. Kita di sini bicara soal akademik, sistem akademik seperti apa bukan soal siapa yang menjadi pimpinan atau pemerintahannya. Soal flu burung gak ada itu, itu pandai-pandaian mereka untuk mendapat opini publik,” katanya.

Tambahnya, saat ini tuntutan mereka telah ditanggapi oleh pihal Koopertis dan UISU Al-Manar. “Sejauh ini kak, Alhamdulillah-lah Koopertis dan UISU Al-Manar sudah mau menanggungjawabi, menerima inspirasi dan mau menjalankan aspirasi kami. Disini tempat kami belajar dan di sini yah nantinya bakal kami konsumsi jadi tidak mungkin kami melakukan kerusakan,” katanya.

Lebih parah, lanjutnya, yang harus diketahui, lampu di FK sengaja dimatikan. Dan diduga adalah ulah dari pihak Yayasan Almunawwarah. “Lampu di sini mati, ini bukan kami yang mematikannya. Tadi katanya takut Lab rusak tapi kenapa lampu dimatikan. Riza, Humas itu gak tahu apa-apa, jangan ngurusi akademik kita. Malah 2 dosen yang ikut membela kita, ibu Duma Sari dan Pak Faisal itu dipecat, ada apa ini,” katanya. (put/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/