MEDAN- Penertiban para pedangang yang berjualan di areal parkir Pasar Aksara Medan menuai pro dan kontra dari para pedagang sendiri. Ada yang memberikan dukungan dan ada juga yang mengaku kecewa dengan tindakan PD Pasar Medan. Seorang pedagang kain di Lantai I, Ros Nababan (40) mengaku sangat mendukung tindakan penertiban pedagang yang berjualan di areal parkir. “Mereka berjualan di areal parkir, sehingga membuat para konsumen kesulitan masuk. Lagipula mereka illegal, sehingga layak ditertibkan,” ujarnya.
Lain halnya dengan M br Sagala, pedagang tas di Lantai II pasar tersebut menuturkan, mereka terpaksa berjualan ke areal parkir karena barang mereka sulit laku di lantai II. “Barang kami tidak laku bila berjualan di Lantai II ini, karena para pembeli jarang naik ke atas. Kami terpaksa berjualan di areal parkir,” jelasnya.
Ditemui terpisah, Kepala Pasar Aksara Indra Sakti Lubis mengatakan, tindakan penertiban pedagang merupakan upaya untuk kembali menata Pasar Aksara. “Dulu Aksara ini dikenal tertib dan nyaman sehingga menjadi ramai, tapi sekarang menjadi semrawut akibat para pedagang berjualan di areal parkir,” ujarnya ketika ditemui di ruangannya, Senin (28/1).
Lubis mengakui, para pedagang yang berjualan di areal parkir tersebut rata-rata dari lantai II. Mereka turun ke areal parkir karena barang mereka jarang laku di lantai II. “Ini kan tinggal menjaga ketertiban saja. Saya ingin agar pedagang kembali ditata. Misalnya, pedagang tas di lantai satu dan pedagang kain di lantai dua. Pedagang tidak bisa menjual kedua-duanya, karena akan menimbulkan kecemburuan padagang lantai dua,” jelasnya.
Sebagai langkah agar pedagang tidak berjualan di areal parkir, pihaknya pun terpaksa menjaga areal itu dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Pun demikian, masih ada juga pedagang yang bandel dengan berjualan diatas jam tersebut. “Pedagang tahu jam kerja kami habis pukul 18.00 WIB, sehingga mereka kembali jualan diatas jam itu,” ungkapnya.
Indra Sakti mengakui, tidak bisa melarang penuh para pedagang itu, karena mereka selalu berkata demi sesuap nasi. Apalagi, para pedagang itu didominasi oleh kaum ibu. “Mau bagaimana lagi, mereka juga mencari makan, tidak mungkin kita keras. Saya hanya ingin Pasar Aksara ini bisa kembali tertib seperti dahulu kala,” pungkasnya. (mag-7)