BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Untuk kedua kalinya, Forum Masyarakat Sicanang kembali melakukan demo ke areal penimbunan di Jalan Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan, Senin (28/1) Akhirnya, proyek penimbunan untuk dijadikan pergudangan itu berhenti.
Puluhan masyarakat menggunakan mobil pikap dilengkapi sound system dan karton berisikan tulisan tuntutan, mendesak agar proyek tersebut menghentikan penimbunan. “Kami kembali lagi demo ke areal ini, karena pemilik lahan telah mengingkari kesepakatan awal telah dibuat. Hari ini juga kami minta agar proyek ini dihentikan,” kata orator, Togu Silaen.
Ditegaskan Ketua Forum Masyarakat Sicanang (Formasi) menggunakan pengeras suara, dampak dari penimbunan telah merusak drainase dan tanah telah berserakan di jalan.
“Pelaku usaha tidak ada izin Andalalin, makanya jalan ini banyak lumpur. Bahkan, drainase tumpat harus disterilkan dan tidak ada tanah bertumpuk di badan jalan. Kesepakatan ini telah diabaikan pelaku usaha, kami tegaskan, hari ini dan sampai besok tidak ada lagi penimbunan,” teriak Togu di depan lokasi.
Selama orasi berlangsung, pihak kepolisian melakukan pengawalan. Aksi demo damai itu berhenti setelah pihak kecamatan melalui Lurah Belawam Bahagia, Ali Mukte Nasution membawa surat penghentian penimbunan kepada pemilik proyek.
“Proyek ini sudah berhenti hari ini. Kita sudah surati atas keluhan masyarakat atas dampak dari penimbunan. Jadi, penimbunan ini dihentikan sebelum ada izin yang harus dipenuhi perusahaan,” terang Alo Mukte kepada pendemo.
Setelah mendengar penjelasan dari lurah dan melihat aktivitas penimbunan berhenti, masyarakat yang tergabung dalam Formasi membubarkan diri. “Kami akan tetap pantau proyek itu, kalau pelaku usaha tetap membandel. Kami tidak segan – segan menyetop truk agar tidak bisa masuk ke Sicanang,” tegas Togu. (fac)