25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Antispasi Penyebaran Virus Corona, Siapkan Ruang Karantina di KNIA

EVAKUASI: Petugas medis mengenakan pakaian pelindung membantu pasien turun dari ambulans untuk dirawat di rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, Senin (27/1) waktu setempat.
EVAKUASI: Petugas medis mengenakan pakaian pelindung membantu pasien turun dari ambulans untuk dirawat di rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, Senin (27/1) waktu setempat.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Virus corona saat ini sedang mengancam dunia. Sumatera Utara, salah satu provinsi yang sedang intens menghalang virus mematikan tersebut masuk. Semua pengawasan di pintu masuk diperketat. Kondisi ini diperkirakan berdampak pada sektor pariwisata Sumut. Kunjungan wisatawan ke Sumut, terutama dari negara-negara yang telah terpapar virus mematikan itu bakal berkurang.

PADA 2019 lalu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Tiongkok ke Sumut diperkirakan berjumlah 8.000 orang. Dengan mewabahnya virus Corona ini, jumlah itu bakal berkurang drastis.

Pengamat Pariwisata Sumut, Wahyu A Pratomo menyebutkan, wisatawan Tiongkok yang datang ke Sumut sebenarnya tidak secara langsung dari negaranya, masuk ke pintu kedatangan Bandara Kualanamu. Namun mereka terlebih dulu transit di negara lain atau melalui kota lain di Indonesia, seperti Jakarta atau Bali yang memiliki penerbangan langsung dari Tiongkok.

“Dengan demikian, jika ada wisatawan yang sedang terjangkit virus corona akan dapat diditeksi di bandara interasional lainnya. Sehingga sebelum masuk ke Sumut, sudah dihambat perjalannya di negara lain,” jelas Wahyu kepada Sumut Pos, Selasa (28/1).

Namun, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) itu menilai, dengan mewabahnya virus Corona ini, wisatawan Tiongkok dapat membatalkan rencana perjalanannya ke Indonesia, khususnya Sumut. Apalagi, virus tersebut sangat mungkin sudah tersebar di bandara-bandara yang ada di Tiongkok. “Dan sebaliknya masyarakat Indonesia juga akan membatalkan perjalanan ke Tiongkok dengan alasan potensi tertular penyakit yang disebabkan virus corona,” ungkap Wahyu.

Secara keseluruhan, jumlah wisatawan Tiongkok sebenarnya sekitar 3,5 persen dari total wisatawan mancanegara yang masuk ke Sumut, atau tidak begitu signifikan dampaknya jika tidak datang ke Sumut. “Namun jika berlangsung lama, dapat juga berpengaruh terhadap pariwisata kita,” sebutnya.

Wahyu berharap, dengan penanganan yang cepat terhadap virus ini, kondisi dapat berjalan secara normal. Kemudian, secara ekonomi dampaknya dalam jangka pendek tidak ada perubahan yang signifikan, kecuali virus ini semakin mewabah dan tidak tertangani. “Namun untuk ekspor dan impor barang, rasanya tidak masalah karena virus corona hanya menular melalui udara,” pungkasnya.

Siapkan Ruang Karantina di KNIA

Sementara, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara meningkatkan pengawasan melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kualanamu dengan membuat ruangan Karantina (Isolasi) di area terminal kedatangan luar negeri Bandara kualanamu. “Ini antisipasi saja, mana tau ada pasien terjangkit yang baru datang dari luar negeri. Sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malik, ditangani dulu di ruang karantina,” kata Koordinator KKP Kualanamu, dr Sofyan.

Sebagaimana diketahui, dalam upaya mencegah penyebaran virus corona ke kawasan Danau Toba lewat pelabuhan udara, pihak PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Sisingamangaraja XII Silangit menyediakan alat deteksi heat scanner. GM PT Angkasa Pura Bandara Internasional Sisingamangaraja XII Silangit, M Iwan Sutisna membenarkan hal tersebut. “PT Angkasapura II Bandar Udara Silangit sudah berkoordinasi dengan kantor kesehatan pelabuhan agar konsisten mengawasi kemungkinan penyakit tersebut masuk via Bandara Silangit. Dengan penempatan heat scanner untuk mendeteksi orang yang masuk Bandara Silangit via kedatangan internasional,” katanya.

Iwan mengatakan, sejak dioperasikan di bandara, belum ada tanda-tanda pengunjung terdeteksi virus corona. “Peralatan heat scanner ini diadakan oleh kantor kesehatan pelabuhan. Dan sampai saat ini beroperasi normal. Hingga saat ini tidak ada yang terdeteksi penumpang yang datang dari luar negeri membawa virus ini,” katanya.

Kementerian Perhubungan juga diketahui telah melarang maskapai penerbangan nasional beroperasi dari dan ke Kota Wuhan, Tiongkok untuk sementara waktu. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus corona masuk ke Indonesia. Larangan ini sebagai tindak lanju dari Notam G0108/20 yang dirilis oleh International Notam Office Beijing.

Setiap WNA Harus Dicek

DPRD Sumut meminta setiap warga negara asing (WNA) yang masuk ke Sumut, agar diperiksa kesehatannya. “Kita mendengar, virus corona ini sudah tahap mengkhawatirkan. Untuk itu, kita semua harus bekerjasama untuk menanggulanginya, untuk mencegah penyebaran virus ini di Sumut, mencegah lebih baik dari pada mengobati,” kata Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting menjawab wartawan, Selasa (28/1).

Pihaknya meminta Dinas Kesehatan Sumut serta instansi terkait ekstra keras melakukan pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona. Tujuannya agar Sumut tidak tertular dari virus yang disebut-sebut berasal dari negara Tiongkok.

Selain Dinkes Sumut, instansi serupa di kabupaten dan kota juga harus saling berkoordinasi dengan pihak pelabuhan internasional maupun bandara yang rute perjalanan tujuan dalam sampai luar negeri.

Politikus PDI Perjuangan ini meminta pengamanan di sejumlah pelabuhan maupun bandara yang berhubungan langsung dengan kedatangan WNA harus bekerja dengan maksimal dan saling berkomunikasi. “Pelabuhan dan bandara harus dijaga dengan ekstra. Setiap warga negara asing harus dicek dulu, dideteksi apa terjangkit virus corona atau tidak. Itu juga berlaku bagi warga negara Indonesia. Karena banyak juga warga negara Indonesia, khususnya Sumut yang berpergian ke luar negeri, itu bisa saja menjadi pintu masuk penyebaran virus dimaksud,” ucap Baskami.

Pihaknya juga akan ikut mendorong Dinkes dan instansi terkait untuk melakukan langkah cepat dan tanggap demi mencegah tersebarnya virus corona, termasuk soal pengalokasian anggaran. “Kalau saya tidak salah, di setiap bandara dan pelabuhan pintu masuk atau kedatangan wisatawan dari luar negeri ada alat untuk mendeteksi suhu badan, jadi kita dorong agar dinas kesehatan selalu berkoordinasi, ikut melakukan deteksi. Jika kekurangan anggaran, kita di DPRD akan mendukung nanti. Kita semua harus proaktif,” kata dia. (gus/prn/btr)

EVAKUASI: Petugas medis mengenakan pakaian pelindung membantu pasien turun dari ambulans untuk dirawat di rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, Senin (27/1) waktu setempat.
EVAKUASI: Petugas medis mengenakan pakaian pelindung membantu pasien turun dari ambulans untuk dirawat di rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, Senin (27/1) waktu setempat.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Virus corona saat ini sedang mengancam dunia. Sumatera Utara, salah satu provinsi yang sedang intens menghalang virus mematikan tersebut masuk. Semua pengawasan di pintu masuk diperketat. Kondisi ini diperkirakan berdampak pada sektor pariwisata Sumut. Kunjungan wisatawan ke Sumut, terutama dari negara-negara yang telah terpapar virus mematikan itu bakal berkurang.

PADA 2019 lalu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Tiongkok ke Sumut diperkirakan berjumlah 8.000 orang. Dengan mewabahnya virus Corona ini, jumlah itu bakal berkurang drastis.

Pengamat Pariwisata Sumut, Wahyu A Pratomo menyebutkan, wisatawan Tiongkok yang datang ke Sumut sebenarnya tidak secara langsung dari negaranya, masuk ke pintu kedatangan Bandara Kualanamu. Namun mereka terlebih dulu transit di negara lain atau melalui kota lain di Indonesia, seperti Jakarta atau Bali yang memiliki penerbangan langsung dari Tiongkok.

“Dengan demikian, jika ada wisatawan yang sedang terjangkit virus corona akan dapat diditeksi di bandara interasional lainnya. Sehingga sebelum masuk ke Sumut, sudah dihambat perjalannya di negara lain,” jelas Wahyu kepada Sumut Pos, Selasa (28/1).

Namun, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) itu menilai, dengan mewabahnya virus Corona ini, wisatawan Tiongkok dapat membatalkan rencana perjalanannya ke Indonesia, khususnya Sumut. Apalagi, virus tersebut sangat mungkin sudah tersebar di bandara-bandara yang ada di Tiongkok. “Dan sebaliknya masyarakat Indonesia juga akan membatalkan perjalanan ke Tiongkok dengan alasan potensi tertular penyakit yang disebabkan virus corona,” ungkap Wahyu.

Secara keseluruhan, jumlah wisatawan Tiongkok sebenarnya sekitar 3,5 persen dari total wisatawan mancanegara yang masuk ke Sumut, atau tidak begitu signifikan dampaknya jika tidak datang ke Sumut. “Namun jika berlangsung lama, dapat juga berpengaruh terhadap pariwisata kita,” sebutnya.

Wahyu berharap, dengan penanganan yang cepat terhadap virus ini, kondisi dapat berjalan secara normal. Kemudian, secara ekonomi dampaknya dalam jangka pendek tidak ada perubahan yang signifikan, kecuali virus ini semakin mewabah dan tidak tertangani. “Namun untuk ekspor dan impor barang, rasanya tidak masalah karena virus corona hanya menular melalui udara,” pungkasnya.

Siapkan Ruang Karantina di KNIA

Sementara, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara meningkatkan pengawasan melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kualanamu dengan membuat ruangan Karantina (Isolasi) di area terminal kedatangan luar negeri Bandara kualanamu. “Ini antisipasi saja, mana tau ada pasien terjangkit yang baru datang dari luar negeri. Sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malik, ditangani dulu di ruang karantina,” kata Koordinator KKP Kualanamu, dr Sofyan.

Sebagaimana diketahui, dalam upaya mencegah penyebaran virus corona ke kawasan Danau Toba lewat pelabuhan udara, pihak PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Sisingamangaraja XII Silangit menyediakan alat deteksi heat scanner. GM PT Angkasa Pura Bandara Internasional Sisingamangaraja XII Silangit, M Iwan Sutisna membenarkan hal tersebut. “PT Angkasapura II Bandar Udara Silangit sudah berkoordinasi dengan kantor kesehatan pelabuhan agar konsisten mengawasi kemungkinan penyakit tersebut masuk via Bandara Silangit. Dengan penempatan heat scanner untuk mendeteksi orang yang masuk Bandara Silangit via kedatangan internasional,” katanya.

Iwan mengatakan, sejak dioperasikan di bandara, belum ada tanda-tanda pengunjung terdeteksi virus corona. “Peralatan heat scanner ini diadakan oleh kantor kesehatan pelabuhan. Dan sampai saat ini beroperasi normal. Hingga saat ini tidak ada yang terdeteksi penumpang yang datang dari luar negeri membawa virus ini,” katanya.

Kementerian Perhubungan juga diketahui telah melarang maskapai penerbangan nasional beroperasi dari dan ke Kota Wuhan, Tiongkok untuk sementara waktu. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus corona masuk ke Indonesia. Larangan ini sebagai tindak lanju dari Notam G0108/20 yang dirilis oleh International Notam Office Beijing.

Setiap WNA Harus Dicek

DPRD Sumut meminta setiap warga negara asing (WNA) yang masuk ke Sumut, agar diperiksa kesehatannya. “Kita mendengar, virus corona ini sudah tahap mengkhawatirkan. Untuk itu, kita semua harus bekerjasama untuk menanggulanginya, untuk mencegah penyebaran virus ini di Sumut, mencegah lebih baik dari pada mengobati,” kata Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting menjawab wartawan, Selasa (28/1).

Pihaknya meminta Dinas Kesehatan Sumut serta instansi terkait ekstra keras melakukan pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona. Tujuannya agar Sumut tidak tertular dari virus yang disebut-sebut berasal dari negara Tiongkok.

Selain Dinkes Sumut, instansi serupa di kabupaten dan kota juga harus saling berkoordinasi dengan pihak pelabuhan internasional maupun bandara yang rute perjalanan tujuan dalam sampai luar negeri.

Politikus PDI Perjuangan ini meminta pengamanan di sejumlah pelabuhan maupun bandara yang berhubungan langsung dengan kedatangan WNA harus bekerja dengan maksimal dan saling berkomunikasi. “Pelabuhan dan bandara harus dijaga dengan ekstra. Setiap warga negara asing harus dicek dulu, dideteksi apa terjangkit virus corona atau tidak. Itu juga berlaku bagi warga negara Indonesia. Karena banyak juga warga negara Indonesia, khususnya Sumut yang berpergian ke luar negeri, itu bisa saja menjadi pintu masuk penyebaran virus dimaksud,” ucap Baskami.

Pihaknya juga akan ikut mendorong Dinkes dan instansi terkait untuk melakukan langkah cepat dan tanggap demi mencegah tersebarnya virus corona, termasuk soal pengalokasian anggaran. “Kalau saya tidak salah, di setiap bandara dan pelabuhan pintu masuk atau kedatangan wisatawan dari luar negeri ada alat untuk mendeteksi suhu badan, jadi kita dorong agar dinas kesehatan selalu berkoordinasi, ikut melakukan deteksi. Jika kekurangan anggaran, kita di DPRD akan mendukung nanti. Kita semua harus proaktif,” kata dia. (gus/prn/btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/