32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pasien Dipungut Uang untuk Pompa Air

Ditelantarkan, Penderita Kusta di RSK Sicanang Demo

BELAWAN- Puluhan penderita kusta berunjuk rasa di halaman Rumah Sakit Kusta (RSK) Sicanang, Belawan, Selasa (28/2) pagi. Mereka menuntut agar pimpinan dan kepala tata usaha (Ka TU) di rumah sakit tersebut dicopot, karena kurang maksimal memberikan pelayanan medis dan telah menelantarkan mereka.

Ketua Pasien Kusta RS Sicanang Damhur Nasution mengaku, selama ini pasien kusta di rumah sakit tersebut sering mendapat kesulitan ketika ingin berobat. Selain, dokter dan perawat jarang di tempat, obat untuk luka ke tulang tidak tersedia.

“Jangankan obat, mobil ambulans untuk merujuk pasien ke RSU Dr Pirngadi Medan pun tak punya,” kata Damhur Nasution. Parahnya lagi, ucap Damhur, para pasien yang semestinya harus diamputasi terpaksa gagal. Hal ini disebabkan ketersediaan biaya amputasi di rumah sakit milik Pemprovsu itu tidak ada. “Dulu biaya untuk amputasi ada disediakan, tapi sekarang sudah tak ada lagi. Buktinya, ada pasien kusta yang hingga kini butuh diamputasi, tapi tak diamputasi. Selain obat yang tidak lengkap, kami minta agar pimpinan dan Ka TU, Lindung Siagian diganti,” bebernya.

Tak hanya pelayanan medis yang dikeluhkan para pendemo, mereka juga meminta Ka TU segera mengembalikan uang para pasien yang dipungut untuk keperluan pembelian mesin pompa air. “Sebelumnya pihak rumah sakit melalui Ka TU pernah meminta uang kepada pasien dengan alasan pembelian mesin pompa air, tapi nyatanya kebutuhan air di sini masih bermasalah juga. Belum lagi aliran listrik kerap diputus PLN karena rekening tagihannya belum dibayar,” ungkap para pendemo.

Karena tak mendapat tanggapan dari pimpimnan rumah sakit mapun Ka TU tidak berada di tempat, akhirnya sekira pukul 11.00 WIB massa akhirnya membubarkan diri.

Sementara, Ka TU Rumah Sakit Kusta Pulo Sicanang Belawan Lindung Siagian ketika dihubungi Sumut Pos mengaku, pihak rumah sakit terpaksa menggunakan uang para pasien karena anggaran untuk keperluan pasien di rumah sakit sudah tidak ada lagi. “Uang pasien memang ada kita pakai untuk keperluan membeli mesin pompa air, itu dilakukan karena anggaran rumah sakit tak ada lagi, dan masih menunggu kucuran dana dari Dinas Kesehatan,” kata Siagian.

Namun, Siagian membantah soal tudingan pihak rumah sakit selama ini mempersulit para pasien untuk mendapatkan pelayanan medis. “Kalau kita persulit tidak ada, itu mengada-ngada, dan tidak ada yang diterlantarkan. Tapi kalau soal ketersediaan obat-obatan itu bukan bidang saya, tanyakan saja langsung sama pimpinan rumah sakit karena beliau yang lebih berkompeten untuk menjelaskannya,” dalihnya dari seberang telepon selular.(mag-17)

Ditelantarkan, Penderita Kusta di RSK Sicanang Demo

BELAWAN- Puluhan penderita kusta berunjuk rasa di halaman Rumah Sakit Kusta (RSK) Sicanang, Belawan, Selasa (28/2) pagi. Mereka menuntut agar pimpinan dan kepala tata usaha (Ka TU) di rumah sakit tersebut dicopot, karena kurang maksimal memberikan pelayanan medis dan telah menelantarkan mereka.

Ketua Pasien Kusta RS Sicanang Damhur Nasution mengaku, selama ini pasien kusta di rumah sakit tersebut sering mendapat kesulitan ketika ingin berobat. Selain, dokter dan perawat jarang di tempat, obat untuk luka ke tulang tidak tersedia.

“Jangankan obat, mobil ambulans untuk merujuk pasien ke RSU Dr Pirngadi Medan pun tak punya,” kata Damhur Nasution. Parahnya lagi, ucap Damhur, para pasien yang semestinya harus diamputasi terpaksa gagal. Hal ini disebabkan ketersediaan biaya amputasi di rumah sakit milik Pemprovsu itu tidak ada. “Dulu biaya untuk amputasi ada disediakan, tapi sekarang sudah tak ada lagi. Buktinya, ada pasien kusta yang hingga kini butuh diamputasi, tapi tak diamputasi. Selain obat yang tidak lengkap, kami minta agar pimpinan dan Ka TU, Lindung Siagian diganti,” bebernya.

Tak hanya pelayanan medis yang dikeluhkan para pendemo, mereka juga meminta Ka TU segera mengembalikan uang para pasien yang dipungut untuk keperluan pembelian mesin pompa air. “Sebelumnya pihak rumah sakit melalui Ka TU pernah meminta uang kepada pasien dengan alasan pembelian mesin pompa air, tapi nyatanya kebutuhan air di sini masih bermasalah juga. Belum lagi aliran listrik kerap diputus PLN karena rekening tagihannya belum dibayar,” ungkap para pendemo.

Karena tak mendapat tanggapan dari pimpimnan rumah sakit mapun Ka TU tidak berada di tempat, akhirnya sekira pukul 11.00 WIB massa akhirnya membubarkan diri.

Sementara, Ka TU Rumah Sakit Kusta Pulo Sicanang Belawan Lindung Siagian ketika dihubungi Sumut Pos mengaku, pihak rumah sakit terpaksa menggunakan uang para pasien karena anggaran untuk keperluan pasien di rumah sakit sudah tidak ada lagi. “Uang pasien memang ada kita pakai untuk keperluan membeli mesin pompa air, itu dilakukan karena anggaran rumah sakit tak ada lagi, dan masih menunggu kucuran dana dari Dinas Kesehatan,” kata Siagian.

Namun, Siagian membantah soal tudingan pihak rumah sakit selama ini mempersulit para pasien untuk mendapatkan pelayanan medis. “Kalau kita persulit tidak ada, itu mengada-ngada, dan tidak ada yang diterlantarkan. Tapi kalau soal ketersediaan obat-obatan itu bukan bidang saya, tanyakan saja langsung sama pimpinan rumah sakit karena beliau yang lebih berkompeten untuk menjelaskannya,” dalihnya dari seberang telepon selular.(mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/