MEDAN- Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (PD I FK USU) Prof Dr Guslihan Dasa Cipta menyebutkan uji kompetensi dokter indonesia (UKDI) tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk menentukan mahasiswa layak di wisuda atau tidak.
Hal ini terkait puluhan dokter muda dari Gerakan Retaker Sumatera Utara (GRS) mendatangi kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Medan, untuk menyampaikan harapannya agar fakultas Kedokteran Universitas Methodist untuk melaksanakan wisuda, sumpah dokter dan memberikan ijazah namun tak kunjung dilakukan dengan alasan belum melakukan UKDI.
Dikatakan Guslihan, UKDI merupakan persyaratan dasar seorang dokter untuk dapat bekerja di sebuah instasi baik itu dirumah sakit atau sebagainya.
“ Tidak benar kalau UKDI dijadikan syarat untuk melakukan wisuda,” katanya kepada Sumut Pos, Jum’at (28/6).
Guslihan bercerita, UKDI merupakan registrasi kepada negara tentang keabsahan seseorang menjadi dokter. Mahasiswa yang ingin mengikuti UKDI terlebih dahulu harus menyelesaikan pendidikannya. ”Mahasiswa yang ingin mengikuti UKDI harus sudah selesai pendidikannya,” tambahnya.
Dia menjelaskan UKDI dilakukan setiap 3 bulan sekali, yang artinya dalam setahun akan ada 4 kali dilakukan UKDI.
Tidak diperkenankan seorang dokter bekerja di sebuah instansi apabila belum lulus UKDI.
Dirinya menyangkal bahwasannya saat ini UKDI sudah dibekukan. Pasalnya, UKDI merupkan persyratan wajib dari negara sebelum seseorang dinyatakan layak bekerja sebagai dokter.
“ UKDI itu dilindungi Undang-Undang, tidak benar kalau UKDI dibekukan dan harus melewati prosesi sidang di DPR untuk menghapuskan nya,” tukasnya.
Sebelumnya Puluhan Dokter dari Gerakan Retaker Sumatera Utara (GRS) menyampaikan harapannya agar fakultas Kedokteran Universitas Methodist untuk melaksanakan wisuda, sumpah dokter dan memberikan ijazah.
“ Kami sudah memenuhi segala proses administrasi baik itu masalah akademis dan pembiayaan,” ujat Kordinator GRS, Adi, Kamis (27/6) kemarin.
Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Methodis, Dokter Robert Sinurat dikonfirmasi mengakui jika belum ada kejelasan untuk dilakukan wisuda dan pengambilan sumpah.
Ketika dikirimkan pesan singkat, dirinya mengaku sedang rapat. (dik)