25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Mulai Senin, Kelas 4, 5, dan 6 SD Boleh PTMT, Maksimal 8 Siswa, Sehari 3 Jam Belajar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan memastikan, pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Kota Medan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) akan digelar mulai Senin, 1 November 2021. Namun, pelaksanaan PTMT tingkat SD ini hanya diizinkan untuk siswa kelas 4, 5, dan 6.

TINJAU: Wali Kota Medan Bobby Nasution bersama istri Kahiyang Ayu meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap pelajar di SMP Negeri 40 Medan.

“Sudah fix, per 1 November nanti sekolah tingkat SD sudah boleh menggelar PTMT, khusus kelas 4, 5 dan 6,” kata Plt Kadis Pendidikan Kota Medan, Topan OP Ginting kepada Sumut Pos, Kamis (28/10).

Bahkan kata Topan, Wali Kota Medan Bobby Nasution telah menandatangani SOP pelaksanaan PTMT tingkat SD di Kota Medann

Sebab, SOP pelaksanaan PTMT tingkat SD tentunya memiliki perbedaan dengan SOP pelaksanaan PTMT tingkat SMP. “SOP-nya pun sudah ditandatangani Pak Wali Kota, mulai besok sudah kita sebar ke sekolah-sekolah SD di Medan,” ujarnya.

Diterangkan Topan, ada beberapa perbedaan SOP PTMT antara tingkat SD dan SMP. Meskipun sama-sama wajib mengikuti prokes, namun SOP PTMT tingkat SD dinilai lebih ketat, mengingat siswa SD belum divaksinasi Covid-19. Diantaranya, seperti tentang jumlah maksimal siswa yang boleh mengikuti PTMT dalam satu kelas.

“Kalau SMP, itu maksimal 10 siswa per kelas. Tapi kalau SD, itu maksimal 8 siswa per kelas. Kalau jam belajar memang sama-sama maksimal 3 jam per hari saat PTMT, tapi kita sarankan agar untuk SD supaya 2 jam saja dulu,” terangnya.

Perbedaan lainnya, bila siswa SMP yang sedang tidak mengikuti PTMT di kelas harus mengikuti pembelajaran secara Hybrid, namun untuk siswa SD tidak diwajibkan. Artinya untuk siswa SD yang pada hari itu sedang tidak ke sekolah untuk PTMT, maka siswa tersebut bisa mengikuti pelajaran secara daring dengan sistem non-hybrid.

“Kalau SMP, yang kebetulan pada hari itu bukan jadwalnya untuk PTMT di sekolah, maka dia ikut pembelajaran secara Hybrid dari rumah. Artinya, siswa dari rumah mengikuti gurunya yang sedang mengajar teman-temannya di sekolah. Tapi untuk SD gak wajib, bagi yang hari itu tidak PTMT di sekolah, maka cukup belajar secara daring seperti biasa, tidak harus secara Hybrid, tergantung kebijakan dan kesiapan masing-masing sekolah,” bebernya.

Alasannya tidak semua sekolah tingkat SD, khususnya SD Negeri di Kota Medan, mampu memfasilitasi siswanya yang sedang tidak mengikuti PTMT di sekolah dengan cara belajar hybrid.

Berbeda dengan sekolah-sekolah swasta yang secara ekonomi menengah ke atas merasa siap melaksanakan daring secara hybrid untuk siswanya yang sedang tidak PTMT, maka Pemko Medan memperbolehkannya. “Artinya Hybrid untuk sekolah tingkat SD itu gak wajib, kalau mampu ya silakan dilakukan, kalau pun tidak ya bisa secara Daring biasa saja,” jelasnya.

Topan menegaskan, pihaknya juga sudah mengingatkan kepada setiap sekolah tingkat SD di Kota Medan untuk mempersiapkan diri dalam menggelar PTMT di tanggal 1 November nanti. Tidak ada alasan bagi setiap sekolah, untuk tidak menerapkan prokes secara ketat atau sesuai dengan SOP yang ditetapkan. “Sarana prokes 5M itu yang kita pertegas dan tentunya harus sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan. Tidak ada alasan untuk tidak menerapkannya,” tegasnya.

Siswa SMP Banyak Tak Pakai Masker

Sementara, Wali Kota Medan Bobby Nasution mendapati sejumlah sekolah yang siswanya tak memakai masker. Pelanggaran prokes itu didapati Bobby, saat dirinya menuju lokasi acara penyerahan piagam predikat Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dilakukan secara simbolis kepada tiga kepala sekolah yang mendapat predikat Adiwiyata. Kegiatan tersebut berlangsung di SDN 060925, Jalan Sisingamangaraja Km 5,5 Medan.

Akibatnya, Bobby pun mengancam untuk kembali menutup pelaksanaan PTMT di Kota Medan apabila siswa sekolah masih saja melakukan pelanggaran prokes, salah satunya apabila ke depannya masih ditemukan banyaknya siswa di Kota Medan yang tidak memakai masker.

“Ini Pak Kadis Pendidikan, tadi saya jalan ke sini banyak sekolah. Itu banyak anak-anak SMP tadi di depan nggak pakai masker. Kalau seperti itu terus, nanti bagus kita tutup lagi saja (PTMT) pak,” ucap Bobby dalam kegiatan itu.

Untuk itu, Bobby mengingatkan Kadis Pendidikan Kota Medan dan seluruh camat di Kota Medan untuk memperhatikan penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. “Jadi ke depan, tolong ini, kecamatannya tolong diperhatikan betul itu. Masak adik-adik kita, anak-anak kita berkeliaran di depan tadi ada yang nggak pakai masker,” tegasnya.

Selain pelajar SMP, Bobby juga mengaku melihat banyak siswa SMA yang justru nongkrong di jalan-jalan. Ia mengaku miris, melihat masih adanya siswa SMA yang bolos sekolah disaat pemerintah sedang terus berjuang agar PTMT tetap bisa digelar pada masa Pandemi Covid-19.

“Kalau memang nongkrong, bagus nggak usah sekolah. Ini sudah sekolah jamnya terbatas, masih ada yang cabut-cabut (bolos) juga dari sekolah. Kalau begitu, mending nggak usah sekolah sekalian,” cetusnya sembari mengingatkan Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah untuk aktif memantau para siswanya.

Bobby juga mengingatkan bahaya yang timbul jika ada siswa yang tertular virus corona di lingkungan sekolah. Sebab bila satu orang saja siswa terpapar Covid-19, maka potensi timbulnya klaster baru penularan Covid-19 di sekolah akan sangat besar. “Dan menjadikan momok yang luar biasa untuk menjalankan sistem pembelajaran di Kota Medan kedepannya. Mungkin 1 atau 2 saja yang kena (terpapar), nanti efeknya bisa sampai ke seluruh sekolah di Kota Medan,” jelasnya.

Kekesalan Bobby Nasution memuncak, saat ia melihat seorang guru pada kegiatan tersebut juga tidak memakai masker. “Itu guru yang di belakang juga, nggak pakai masker. Tolong dicatat ya Pak Kadis, untuk guru yang nggak ikut prokes. Tolong ini yang kita harus sama-sama patuhi,” pungkasnya.

Sementara itu, Plt Kadis Pendidikan Kota Medan Topan Ginting, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti temuan Bobby Nasution tersebut. “Camat tadi mengatakan lokasi itu sudah bolak-balik, pak Kapolda datang ditegur juga. Nanti saya perintahkan Kabid SMP, karena itu wilayah SMA, kan di provinsi, namun begitu nggak apa-apa, tetap ditindaklanjuti,” kata Topan.

Vaksinasi Tingkat SMP Mulai Masuk Tahap Ke-2

Sementara itu, kepada Sumut Pos, Plt Kabid Pembinaan SMP pada Disdik Kota Medan, Muhammad Mulyadi mengatakan, proses vaksinasi di Kota Medan terus berlangsung hingga saat ini. Bahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 siswa SMP sudah mulai masuk ke tahap kedua. “Vaksinasi terus berjalan, bahkan saat ini vaksinasinya sudah mulai masuk tahap kedua,” ucap Mulyadi kepada Sumut Pos, Kamis (28/10).

Ditanya tentang tingkat vaksinasi tahap pertama untuk tingkat SMP, Mulyadi mengaku belum mendapatkan data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Medan. “Tapi minggu lalu saja sudah sekitar 80 persen, tentunya jumlah itu terus bertambah. Sembari mengejar itu, tahap kedua juga mulai dijalankan untuk siswa yang sudah divaksin tahap pertama,” katanya.

Mulyadi mengaku, sejak PTMT tingkat SMP di Kota Medan dimulai pada 11 November, Disdik Kota Medan belum menemukan adanya pelanggaran prokes yang berarti selama pelaksanaan PTMT di sekolah. “Belum ada pelanggaran prokes selama PTMT di sekolah, semua masih dalam batas toleransi. Sejauh ini juga tidak ada kita temukan klaster di sekolah, mudah-mudahan ini bisa terus berlangsung kedepannya,” pungkasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan memastikan, pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Kota Medan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) akan digelar mulai Senin, 1 November 2021. Namun, pelaksanaan PTMT tingkat SD ini hanya diizinkan untuk siswa kelas 4, 5, dan 6.

TINJAU: Wali Kota Medan Bobby Nasution bersama istri Kahiyang Ayu meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap pelajar di SMP Negeri 40 Medan.

“Sudah fix, per 1 November nanti sekolah tingkat SD sudah boleh menggelar PTMT, khusus kelas 4, 5 dan 6,” kata Plt Kadis Pendidikan Kota Medan, Topan OP Ginting kepada Sumut Pos, Kamis (28/10).

Bahkan kata Topan, Wali Kota Medan Bobby Nasution telah menandatangani SOP pelaksanaan PTMT tingkat SD di Kota Medann

Sebab, SOP pelaksanaan PTMT tingkat SD tentunya memiliki perbedaan dengan SOP pelaksanaan PTMT tingkat SMP. “SOP-nya pun sudah ditandatangani Pak Wali Kota, mulai besok sudah kita sebar ke sekolah-sekolah SD di Medan,” ujarnya.

Diterangkan Topan, ada beberapa perbedaan SOP PTMT antara tingkat SD dan SMP. Meskipun sama-sama wajib mengikuti prokes, namun SOP PTMT tingkat SD dinilai lebih ketat, mengingat siswa SD belum divaksinasi Covid-19. Diantaranya, seperti tentang jumlah maksimal siswa yang boleh mengikuti PTMT dalam satu kelas.

“Kalau SMP, itu maksimal 10 siswa per kelas. Tapi kalau SD, itu maksimal 8 siswa per kelas. Kalau jam belajar memang sama-sama maksimal 3 jam per hari saat PTMT, tapi kita sarankan agar untuk SD supaya 2 jam saja dulu,” terangnya.

Perbedaan lainnya, bila siswa SMP yang sedang tidak mengikuti PTMT di kelas harus mengikuti pembelajaran secara Hybrid, namun untuk siswa SD tidak diwajibkan. Artinya untuk siswa SD yang pada hari itu sedang tidak ke sekolah untuk PTMT, maka siswa tersebut bisa mengikuti pelajaran secara daring dengan sistem non-hybrid.

“Kalau SMP, yang kebetulan pada hari itu bukan jadwalnya untuk PTMT di sekolah, maka dia ikut pembelajaran secara Hybrid dari rumah. Artinya, siswa dari rumah mengikuti gurunya yang sedang mengajar teman-temannya di sekolah. Tapi untuk SD gak wajib, bagi yang hari itu tidak PTMT di sekolah, maka cukup belajar secara daring seperti biasa, tidak harus secara Hybrid, tergantung kebijakan dan kesiapan masing-masing sekolah,” bebernya.

Alasannya tidak semua sekolah tingkat SD, khususnya SD Negeri di Kota Medan, mampu memfasilitasi siswanya yang sedang tidak mengikuti PTMT di sekolah dengan cara belajar hybrid.

Berbeda dengan sekolah-sekolah swasta yang secara ekonomi menengah ke atas merasa siap melaksanakan daring secara hybrid untuk siswanya yang sedang tidak PTMT, maka Pemko Medan memperbolehkannya. “Artinya Hybrid untuk sekolah tingkat SD itu gak wajib, kalau mampu ya silakan dilakukan, kalau pun tidak ya bisa secara Daring biasa saja,” jelasnya.

Topan menegaskan, pihaknya juga sudah mengingatkan kepada setiap sekolah tingkat SD di Kota Medan untuk mempersiapkan diri dalam menggelar PTMT di tanggal 1 November nanti. Tidak ada alasan bagi setiap sekolah, untuk tidak menerapkan prokes secara ketat atau sesuai dengan SOP yang ditetapkan. “Sarana prokes 5M itu yang kita pertegas dan tentunya harus sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan. Tidak ada alasan untuk tidak menerapkannya,” tegasnya.

Siswa SMP Banyak Tak Pakai Masker

Sementara, Wali Kota Medan Bobby Nasution mendapati sejumlah sekolah yang siswanya tak memakai masker. Pelanggaran prokes itu didapati Bobby, saat dirinya menuju lokasi acara penyerahan piagam predikat Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dilakukan secara simbolis kepada tiga kepala sekolah yang mendapat predikat Adiwiyata. Kegiatan tersebut berlangsung di SDN 060925, Jalan Sisingamangaraja Km 5,5 Medan.

Akibatnya, Bobby pun mengancam untuk kembali menutup pelaksanaan PTMT di Kota Medan apabila siswa sekolah masih saja melakukan pelanggaran prokes, salah satunya apabila ke depannya masih ditemukan banyaknya siswa di Kota Medan yang tidak memakai masker.

“Ini Pak Kadis Pendidikan, tadi saya jalan ke sini banyak sekolah. Itu banyak anak-anak SMP tadi di depan nggak pakai masker. Kalau seperti itu terus, nanti bagus kita tutup lagi saja (PTMT) pak,” ucap Bobby dalam kegiatan itu.

Untuk itu, Bobby mengingatkan Kadis Pendidikan Kota Medan dan seluruh camat di Kota Medan untuk memperhatikan penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. “Jadi ke depan, tolong ini, kecamatannya tolong diperhatikan betul itu. Masak adik-adik kita, anak-anak kita berkeliaran di depan tadi ada yang nggak pakai masker,” tegasnya.

Selain pelajar SMP, Bobby juga mengaku melihat banyak siswa SMA yang justru nongkrong di jalan-jalan. Ia mengaku miris, melihat masih adanya siswa SMA yang bolos sekolah disaat pemerintah sedang terus berjuang agar PTMT tetap bisa digelar pada masa Pandemi Covid-19.

“Kalau memang nongkrong, bagus nggak usah sekolah. Ini sudah sekolah jamnya terbatas, masih ada yang cabut-cabut (bolos) juga dari sekolah. Kalau begitu, mending nggak usah sekolah sekalian,” cetusnya sembari mengingatkan Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah untuk aktif memantau para siswanya.

Bobby juga mengingatkan bahaya yang timbul jika ada siswa yang tertular virus corona di lingkungan sekolah. Sebab bila satu orang saja siswa terpapar Covid-19, maka potensi timbulnya klaster baru penularan Covid-19 di sekolah akan sangat besar. “Dan menjadikan momok yang luar biasa untuk menjalankan sistem pembelajaran di Kota Medan kedepannya. Mungkin 1 atau 2 saja yang kena (terpapar), nanti efeknya bisa sampai ke seluruh sekolah di Kota Medan,” jelasnya.

Kekesalan Bobby Nasution memuncak, saat ia melihat seorang guru pada kegiatan tersebut juga tidak memakai masker. “Itu guru yang di belakang juga, nggak pakai masker. Tolong dicatat ya Pak Kadis, untuk guru yang nggak ikut prokes. Tolong ini yang kita harus sama-sama patuhi,” pungkasnya.

Sementara itu, Plt Kadis Pendidikan Kota Medan Topan Ginting, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti temuan Bobby Nasution tersebut. “Camat tadi mengatakan lokasi itu sudah bolak-balik, pak Kapolda datang ditegur juga. Nanti saya perintahkan Kabid SMP, karena itu wilayah SMA, kan di provinsi, namun begitu nggak apa-apa, tetap ditindaklanjuti,” kata Topan.

Vaksinasi Tingkat SMP Mulai Masuk Tahap Ke-2

Sementara itu, kepada Sumut Pos, Plt Kabid Pembinaan SMP pada Disdik Kota Medan, Muhammad Mulyadi mengatakan, proses vaksinasi di Kota Medan terus berlangsung hingga saat ini. Bahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 siswa SMP sudah mulai masuk ke tahap kedua. “Vaksinasi terus berjalan, bahkan saat ini vaksinasinya sudah mulai masuk tahap kedua,” ucap Mulyadi kepada Sumut Pos, Kamis (28/10).

Ditanya tentang tingkat vaksinasi tahap pertama untuk tingkat SMP, Mulyadi mengaku belum mendapatkan data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Medan. “Tapi minggu lalu saja sudah sekitar 80 persen, tentunya jumlah itu terus bertambah. Sembari mengejar itu, tahap kedua juga mulai dijalankan untuk siswa yang sudah divaksin tahap pertama,” katanya.

Mulyadi mengaku, sejak PTMT tingkat SMP di Kota Medan dimulai pada 11 November, Disdik Kota Medan belum menemukan adanya pelanggaran prokes yang berarti selama pelaksanaan PTMT di sekolah. “Belum ada pelanggaran prokes selama PTMT di sekolah, semua masih dalam batas toleransi. Sejauh ini juga tidak ada kita temukan klaster di sekolah, mudah-mudahan ini bisa terus berlangsung kedepannya,” pungkasnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/