Kasus keracunan makanan dan jajanan terus terjadi. Kenapa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Kesuma Ramadhan dengan Dosen Sosiolog Unimed, Muhammad Iqbal.
Apakah tanggapan Anda soal terulangnya kembali keracunan yang dialami siswa sekolah?
Jika instansi terkait seperti sekolah, dinas kesehatan,pendidikan dan pihak lainnya melakukan pengawasan dengan baik dan benar maka ini tidak akan terjadi. Selain itu sosialisasi juga tidak berjalan secara berkala dan bersifat formalitas.
Bagaimana pengawasan dan sosialisasi yang efektif dilakukan?
Selama ini bentuk pengawasan dan sosialisasi dilakukan hanya di beberapa sekolah saja sebagai sampel. Sementara pengambilan sampel tidak cukup mewakili semua sekolah terutama sekolah-sekolah yang berada di daerah pinggiran sehingga dinyatakan aman. Seharusnya semua sekolah diperiksa secara berkala mengenai standar higienis dan keamanan jajanan sekolah.
Bagaimana langkah pengawasan dan sosialisasi?
Selama ini peran lembaga kita lebih banyak beraksi setelah kejadian. Namun antisipasi untuk mencegahnya tidak bisa dilakukan.
Apa langkah mengantisipasi jajanan sekolah yang membahayakan?
Jadi tidak hanya sosialisasi saja, dalam hal ini juga perlu imbauan dari sekolah untuk menertibkan pedagang di pinggiran sekolah.
Selain itu harusnya ada kontrol kualiti yang dilakukan seluruh instansi terkait, bisa saja dengan membuat tim untuk penentuan kualitas dan harga jajanan.
Selama ini banyak anak-anak yang memilih jajan di luar sekolah ketimbang di kantin karena harga yang lebih tinggi.
Untuk itu pihak sekolah jangan pernah lelah mengawasi anak-anak untuk jajan diluar sekolah.
Selain itu peran pengawasan dari orang tua juga harus dilakukan semisal membawakan makanan yang sehat dari rumah bagi anak-anak sehingga anak-anak tidak akan lagi jajan di sekolah dan pastinya akan lebih terlindungi dari zat berbahaya. (*)