32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Hirup Debu, Warga Patumbak Menderita ISPA dan TB Paru

MEDAN-Debu yang berterbangan akibat truk-truk pengangkut tanah timbun dari galian C di kawasan Patumbak, sudah sangat meresahkan masyarakat di situ.

Pasalnya, debu itu tidak hanya memicu kemarahan warga saja, tapi juga menyebabkan warga menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) hingga menjadi Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Tidak hanya itu, warga di kawasan Patumbak banyak terjangkit Tuberkulosis (TB) Paru.

Faktanya, sepanjang tahun 2012 tercatat 4.570 warga di Patumbak menderita penyakit ISPA dan 1.350 menderita TB Paru. Warga yang menderita ISPA dan TB Paru itu mendapat perawatannya di Puskesmas di Patumbak.

Kepala Puskesmas Patumbak dr Hj Lenni Estani, yang ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya, Selasa (29/1) tak menampik kalau jumlah itu terus meningkat setiap tahunnya. “Faktor penyebabnya adalah udara tak sehat, seperti sering terhidup debu atau udara kotor. Tapi kami sudah sering melakukan Penyuluhan Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat di Kecamatan Patumbak.

Lenni mengatakan, penyakit ISPA dan TB paru bukan penyakit yang sulit disembuhkan. Hanya saja, bila jumlah penderita ISPA dan TB Paru cukup tinggi karena penyakit itu mudah menular.

“Meski jumlah penderita ISPA dan TB Paru setiap tahunnya meningkat, untuk mengantisipasinya saya mengimbau agar masyarakat menerapkan hidup bersih dan sehat saja,” sarannya.

Sementara itu, sejumlah warga di Kecamatan Patumbak yang di temui Sumut Pos mengaku resah dengan kondisi lingkungan mereka saat ini. Selain jalan rusak dan berlubang, warga juga sering ‘makan abu’ akibat truk pengangkut tanah timbun dari galian C yang hilir-mudik di Patumbak.

“Kalau cuaca panas terik, truk yang melintas masuk ke Patumbak akan menerbangkan abu karena jalan rusak. Ditambah lagi banyak tanah berserakkan jatuh dari truk pengangkut tanah timbun galian C. Kami sering terhirup abu, kami sering tersering sakit akibat terhirup abu, mulai dari batuk-batuk dan susah bernafas,” ungkap Ponem (60), yang mengaku sudah tinggal di kawasan itu sejak tahun 69.

Sementara, I. Tarigan (33), warga Delitua yang bekerja di kawasan Tanjung Morawa dan setiap hari melintas di Kecamatan Patumbak, juga mengaku resah dan terganggu dengan kondisi abu di jalan tersebut. Diakuinya, dirinya setiap hari mengenakan masker untuk melindungi dirinya dari abu tebal saat berkendara. “Walau saya sering pakai masker penutup hidung untuk menghindari abu, tapi tetap saja sesekali saya sering mengalami sesak nafas. Kadang-kadang juga batuk,” ujarnya. (mag-10)

MEDAN-Debu yang berterbangan akibat truk-truk pengangkut tanah timbun dari galian C di kawasan Patumbak, sudah sangat meresahkan masyarakat di situ.

Pasalnya, debu itu tidak hanya memicu kemarahan warga saja, tapi juga menyebabkan warga menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) hingga menjadi Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Tidak hanya itu, warga di kawasan Patumbak banyak terjangkit Tuberkulosis (TB) Paru.

Faktanya, sepanjang tahun 2012 tercatat 4.570 warga di Patumbak menderita penyakit ISPA dan 1.350 menderita TB Paru. Warga yang menderita ISPA dan TB Paru itu mendapat perawatannya di Puskesmas di Patumbak.

Kepala Puskesmas Patumbak dr Hj Lenni Estani, yang ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya, Selasa (29/1) tak menampik kalau jumlah itu terus meningkat setiap tahunnya. “Faktor penyebabnya adalah udara tak sehat, seperti sering terhidup debu atau udara kotor. Tapi kami sudah sering melakukan Penyuluhan Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat di Kecamatan Patumbak.

Lenni mengatakan, penyakit ISPA dan TB paru bukan penyakit yang sulit disembuhkan. Hanya saja, bila jumlah penderita ISPA dan TB Paru cukup tinggi karena penyakit itu mudah menular.

“Meski jumlah penderita ISPA dan TB Paru setiap tahunnya meningkat, untuk mengantisipasinya saya mengimbau agar masyarakat menerapkan hidup bersih dan sehat saja,” sarannya.

Sementara itu, sejumlah warga di Kecamatan Patumbak yang di temui Sumut Pos mengaku resah dengan kondisi lingkungan mereka saat ini. Selain jalan rusak dan berlubang, warga juga sering ‘makan abu’ akibat truk pengangkut tanah timbun dari galian C yang hilir-mudik di Patumbak.

“Kalau cuaca panas terik, truk yang melintas masuk ke Patumbak akan menerbangkan abu karena jalan rusak. Ditambah lagi banyak tanah berserakkan jatuh dari truk pengangkut tanah timbun galian C. Kami sering terhirup abu, kami sering tersering sakit akibat terhirup abu, mulai dari batuk-batuk dan susah bernafas,” ungkap Ponem (60), yang mengaku sudah tinggal di kawasan itu sejak tahun 69.

Sementara, I. Tarigan (33), warga Delitua yang bekerja di kawasan Tanjung Morawa dan setiap hari melintas di Kecamatan Patumbak, juga mengaku resah dan terganggu dengan kondisi abu di jalan tersebut. Diakuinya, dirinya setiap hari mengenakan masker untuk melindungi dirinya dari abu tebal saat berkendara. “Walau saya sering pakai masker penutup hidung untuk menghindari abu, tapi tetap saja sesekali saya sering mengalami sesak nafas. Kadang-kadang juga batuk,” ujarnya. (mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/