26 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Pemko Bentuk Tim Pengawas Sparepart

AMINOER RASYID/SUMUT POS ANGKOT: Sejumlah Angkutan Kota (Angkot) menunggu penumpang di Jalan Gatoto Subroto Medan. Masih banyak sopir yang belum memberlakukan penyesuaian tarif angkot.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
ANGKOT: Sejumlah Angkutan Kota (Angkot) menunggu penumpang di Jalan Gatoto Subroto Medan. Masih banyak sopir yang belum memberlakukan penyesuaian tarif angkot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Meski Pemerintah Kota (Pemko) Medan sudah menetapkan besaran tarif angkutan kota (angkot) sebesar Rp4.600 untuk penumpang umum dan Rp3.000 untuk penumpang kategori pelajar sesuai dengan Peraturan Wali Kota (Perwal) No 2 Tahun 2015, namun masih banyak sopir yang membandel tidak memberlakukan tarif tersebut.

Alasannya, para sopir tidak dapat menutup biaya operasional karena harga spare part tidak otomatis turun, walaupun harga BBM sudah turun. Hal ini tidak membuat  Pemerintah Kota (Pemko) Medan diam akan harga sparepart. Maka dari itu, Pemko Medan akan membentuk tim untuk mengawasi penjualan spare part di kota Medan.

“Hasil rapat tadi yang kita gelar bersama dengan pihak Disperindag, Dishub, Organda, Kesper juga dealer sparepart, maka Pemko Medan membentuk tim pengawasan penjualan spare part di took-toko spare part di kota Medan. Pengawasan ini akan langsung dilakukan di lapangan,” ujar Kasi Angkutan Darat Dishub Medan, Hendrik Ginting, usai menggelar rapat di Balai Kota, Kamis (29/1).

Tim yang terbentuk nantinya, kata dia, akan upaya menjawab keluhan para sopir dan pemilik angkutan dengan kembali diturunkannya harga ongkos angkutan. Pasalnya, peredaran spare part berkualitas rendah (tidak original) membuat mereka merugi sehingga harus ada win-win solution, artinya kesepakatan menurunkan ongkos angkutan juga harus dibarengi dengan pengawasan terhadap peredaran spare part berkualitas rendah.

“Bulan depan kita targetkan tim ini sudah dapat berjalan, kita akan langsung melakukan pengawasan di lapangan, bersama pihak main dealernya nanti kita akan melakukan pengawasan ke bengkel, tempat distribusi spare part hingga ke kios-kios yang menjual spare part kendaraan,” jelasnya.

Rapat yang dipimpin oleh Asisten Ekbang Pemko Medan, Qamarul Fattah ini turut dihadiri pihak Disperindag Medan, Organda, Kesper, Dishub juga main dealer spare part kendaraan seperti dari Auto 2000, Daihatsu, Suzuki. Namun, pertemua itu minus PT Pertamina dan PT Industri Karet Deli.

Tidak hadirnya PT Pertamina dan PT Industri Karet Deli di dalam pertemuan itu sangat disayangkan pihak Kesper. Bahkan, disinyalir tidak hadirnya PT Pertamina karena selama ini mengetahui peredaran dari oli palsu di kota Medan. “Kami sangat menyayangkan tidak hadirnya PT Pertamina dan PT Industri Karet Deli, apalagi Pertamina mereka tidak hadir mungkin karena mengetahui selama ini simpul peredaran oli palsu selama ini yang merusak kendaraan angkot kami,” timpal Sekjend Kesper Sumut, Israel Situmeang.

Dikatakan Israel, Kesper mendesak Walikota Medan untuk melakukan pengawasan harga dan peredaran spare part di kota Medan. “Terkadang spare part yang palsu harganya sama dengan yang original, kalau kita tidak tahu kami sudah rugi karena harganya mahal, kualitasnya yang buruk malah membuat angkot kami cepat rusak. Kalau begini siapa yang disalahkan, tentu sopir yang terus menderita,” kata Israel.

Israel meminta agar tim yang nantinya terdiri dari pihak-pihak terkait tersebut minggu depan sudah dapat dibentuk, dan minggu depannya lagi sudah dapat turun ke lapangan melakukan pengawaan. “Sekarang ini juga banyak mesin kendaraan yang berasal dari Singapura, kenapa bias beredar di sini harusnya itu diawasi dan ditarik dari peredaran,” terang Israel.(dik/ila)

AMINOER RASYID/SUMUT POS ANGKOT: Sejumlah Angkutan Kota (Angkot) menunggu penumpang di Jalan Gatoto Subroto Medan. Masih banyak sopir yang belum memberlakukan penyesuaian tarif angkot.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
ANGKOT: Sejumlah Angkutan Kota (Angkot) menunggu penumpang di Jalan Gatoto Subroto Medan. Masih banyak sopir yang belum memberlakukan penyesuaian tarif angkot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Meski Pemerintah Kota (Pemko) Medan sudah menetapkan besaran tarif angkutan kota (angkot) sebesar Rp4.600 untuk penumpang umum dan Rp3.000 untuk penumpang kategori pelajar sesuai dengan Peraturan Wali Kota (Perwal) No 2 Tahun 2015, namun masih banyak sopir yang membandel tidak memberlakukan tarif tersebut.

Alasannya, para sopir tidak dapat menutup biaya operasional karena harga spare part tidak otomatis turun, walaupun harga BBM sudah turun. Hal ini tidak membuat  Pemerintah Kota (Pemko) Medan diam akan harga sparepart. Maka dari itu, Pemko Medan akan membentuk tim untuk mengawasi penjualan spare part di kota Medan.

“Hasil rapat tadi yang kita gelar bersama dengan pihak Disperindag, Dishub, Organda, Kesper juga dealer sparepart, maka Pemko Medan membentuk tim pengawasan penjualan spare part di took-toko spare part di kota Medan. Pengawasan ini akan langsung dilakukan di lapangan,” ujar Kasi Angkutan Darat Dishub Medan, Hendrik Ginting, usai menggelar rapat di Balai Kota, Kamis (29/1).

Tim yang terbentuk nantinya, kata dia, akan upaya menjawab keluhan para sopir dan pemilik angkutan dengan kembali diturunkannya harga ongkos angkutan. Pasalnya, peredaran spare part berkualitas rendah (tidak original) membuat mereka merugi sehingga harus ada win-win solution, artinya kesepakatan menurunkan ongkos angkutan juga harus dibarengi dengan pengawasan terhadap peredaran spare part berkualitas rendah.

“Bulan depan kita targetkan tim ini sudah dapat berjalan, kita akan langsung melakukan pengawasan di lapangan, bersama pihak main dealernya nanti kita akan melakukan pengawasan ke bengkel, tempat distribusi spare part hingga ke kios-kios yang menjual spare part kendaraan,” jelasnya.

Rapat yang dipimpin oleh Asisten Ekbang Pemko Medan, Qamarul Fattah ini turut dihadiri pihak Disperindag Medan, Organda, Kesper, Dishub juga main dealer spare part kendaraan seperti dari Auto 2000, Daihatsu, Suzuki. Namun, pertemua itu minus PT Pertamina dan PT Industri Karet Deli.

Tidak hadirnya PT Pertamina dan PT Industri Karet Deli di dalam pertemuan itu sangat disayangkan pihak Kesper. Bahkan, disinyalir tidak hadirnya PT Pertamina karena selama ini mengetahui peredaran dari oli palsu di kota Medan. “Kami sangat menyayangkan tidak hadirnya PT Pertamina dan PT Industri Karet Deli, apalagi Pertamina mereka tidak hadir mungkin karena mengetahui selama ini simpul peredaran oli palsu selama ini yang merusak kendaraan angkot kami,” timpal Sekjend Kesper Sumut, Israel Situmeang.

Dikatakan Israel, Kesper mendesak Walikota Medan untuk melakukan pengawasan harga dan peredaran spare part di kota Medan. “Terkadang spare part yang palsu harganya sama dengan yang original, kalau kita tidak tahu kami sudah rugi karena harganya mahal, kualitasnya yang buruk malah membuat angkot kami cepat rusak. Kalau begini siapa yang disalahkan, tentu sopir yang terus menderita,” kata Israel.

Israel meminta agar tim yang nantinya terdiri dari pihak-pihak terkait tersebut minggu depan sudah dapat dibentuk, dan minggu depannya lagi sudah dapat turun ke lapangan melakukan pengawaan. “Sekarang ini juga banyak mesin kendaraan yang berasal dari Singapura, kenapa bias beredar di sini harusnya itu diawasi dan ditarik dari peredaran,” terang Israel.(dik/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/