25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Jaga Kamtibmas di Sumut, Kapolda: Personel Patroli Malam

MEDAN, SUMUTPOS.CO – menyusul bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (28/3), Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Sumut pasca kejadian ledakan bom di Makassar cukup kondusif.

Ilustrasi

“Situasi kamtibmas di Sumut khususnya di Medan cukup kondusif. Namun Polda Sumut tetap menurunkan personel dari Dit Samapta dan Sat Brimob melaksanakan tugas patroli di malam hari. Tujuannya, untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat yang menjalankan aktivitas di Kota Medan,” kata Kapolda melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi kepada Sumut Pos di Medan, Senin (29/3).

Hadi menjelaskan, personel yang melaksanakan tugas pengamanan ditempatkan di sejumlah objek vital di Kota Medan. Pengamanan ini untuk mencegah aksi teror seperti terjadi di Kota Makassar.

“Kita tetap imbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menyikapi peristiwa ledakan bom yang terjadi di Kota Makassar. Tetap saja menjalankan aktivitas seperti biasa. Namun harus selalu waspada,” imbuhnya.

Dia menambahkan, Polda Sumut terus memperketat penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dalam mencegah penyebaran klaster baru Covid-19 di Kota Medan. “Kita akan kuatkan pengawasan dan melaksanakan Operasi Yusitisi di zona —yang berdasarkan hasil mapping Polda Sumut dan Satgas Covid-19 masih merah—, agar masyarakat patuh prokes sehingga terhindar dari bahaya Covid-19,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kapoldasu, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, memerintahkan seluruh Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) memperketat pengamanan setiap markas komando (mako) untuk mengantisipasi terjadi aksi teror. “Periksa setiap orang yang tidak dikenal saat mendatangi mako. Tingkatkan kewaspadaan pengamanan mako dalam mengantisipasi terjadinya aksi teror,” katanya.

Selain memperketat pengamanan mako, seluruh jajaran juga diminta memperketat pengamanan tempat umum dan rumah ibadah yang ada di wilayahnya masing-masing.

Pihaknya juga meminta masyarakat terus waspada meningkatkan kepekaan terhadap lingkungannya, RT/RW diwajibkan meminta setiap tamu yang datang lebih dari 1×24 jam agar melaporkan diri.

Gubsu Edy Kecam Keras

Terpisah, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi turut mengecam keras aksi teror bom yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3).

Edy menilai perbuatan pelaku teror tersebut merupakan tindakan sesat. Apalagi, katanya, seluruh agama mengajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi satu sama lain. Bukan untuk menyakiti manusia lainnya.

“Bom, teror itu merupakan musuh kita bersama. Apapun agamanya, pastinya tidak mengizinkan untuk menyakiti orang lain,” tegasnya menjawab wartawan, Senin (29/3).

Karenanya mantan Pangkostrad itu meminta kepada seluruh masyarakat supaya tetap meningkatkan kewaspadaan. Laporkan bila disekeliling tempat tinggal masing-masing mendapati orang-orang yang mencurigakan. “Untuk itu kita tetap berhati-hati,” ucapnya.

Ia lantas mengaitkan pandemi Covid-19 yang belum berakhir di Indonesia hingga saat ini, lantaran masih banyaknya perilaku manusia yang bertentangan dengan norma agama. Termasuk melakukan bom bunuh diri demi memunculkan ketakutan di masyarakat.

“Inilah mengapa Tuhan belum mengambil Covid-19 di dunia ini. Karena di sekitar kita, masih ada orang-orang yang dengki, yang zalim dan yang tidak baik kepada orang lain,” pungkasnya.

Ketua Komisi A DPRD Sumut, Hendro Susanto juga mengutuk keras aksi keji dan tidak berprikemanusiaan tersebut. “Tindakan tersebut sangat biadab dan mengoyak kedamaian bangsa Indonesia. Pelakunya tidak punya perikemanusiaan dan jelas tidak beragama,” katanya.

Ia menegaskan apapun motifnya dan siapapun pelakunya, aksi bom bunuh diri tersebut tidak dibenarkan oleh agama manapun dan menciderai prinsip dasar berbangsa dan bernegara. “Kita semua mengutuk dan melawan dengan keras dan tegas. Tidak dibenarkan di Indonesia yang merupakan negara pancasila dan negara hukum, ada oknum yang memberikan rasa teror dalam bentuk apapun kepada warga negara RI di seluruh penjuru Tanah Air,” katanya.

Pihaknya menyampaikan keprihatinan dan perasaan dukacita mendalam atas peristiwa tersebut serta belasungkawa kepada korban terdampak ledakan bom. Secara khusus, kepada saudara-saudara umat kristiani Gereja Katedral Makassar.

“Kita menyerahkan dan mempercayakan pengusutan kasus ini kepada aparat keamanan. Semakin cepat diungkap pelaku dan aktor intelektualnya semakin baik untuk kepentingan publik. Kita percayakan kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas motif dan aktornya. Tegakkan hukum secara tegas dan adil, tanpa pandang bulu agar masyarakat tenang dan suasana kembali kondusif. Keselamatan warga adalah nomor satu. Semoga situasi kembali kondusif dan umat Kristiani dapat kembali beribadah dengan tenang,” paparnya. (mag-01/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – menyusul bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (28/3), Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Sumut pasca kejadian ledakan bom di Makassar cukup kondusif.

Ilustrasi

“Situasi kamtibmas di Sumut khususnya di Medan cukup kondusif. Namun Polda Sumut tetap menurunkan personel dari Dit Samapta dan Sat Brimob melaksanakan tugas patroli di malam hari. Tujuannya, untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat yang menjalankan aktivitas di Kota Medan,” kata Kapolda melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi kepada Sumut Pos di Medan, Senin (29/3).

Hadi menjelaskan, personel yang melaksanakan tugas pengamanan ditempatkan di sejumlah objek vital di Kota Medan. Pengamanan ini untuk mencegah aksi teror seperti terjadi di Kota Makassar.

“Kita tetap imbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menyikapi peristiwa ledakan bom yang terjadi di Kota Makassar. Tetap saja menjalankan aktivitas seperti biasa. Namun harus selalu waspada,” imbuhnya.

Dia menambahkan, Polda Sumut terus memperketat penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dalam mencegah penyebaran klaster baru Covid-19 di Kota Medan. “Kita akan kuatkan pengawasan dan melaksanakan Operasi Yusitisi di zona —yang berdasarkan hasil mapping Polda Sumut dan Satgas Covid-19 masih merah—, agar masyarakat patuh prokes sehingga terhindar dari bahaya Covid-19,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kapoldasu, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, memerintahkan seluruh Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) memperketat pengamanan setiap markas komando (mako) untuk mengantisipasi terjadi aksi teror. “Periksa setiap orang yang tidak dikenal saat mendatangi mako. Tingkatkan kewaspadaan pengamanan mako dalam mengantisipasi terjadinya aksi teror,” katanya.

Selain memperketat pengamanan mako, seluruh jajaran juga diminta memperketat pengamanan tempat umum dan rumah ibadah yang ada di wilayahnya masing-masing.

Pihaknya juga meminta masyarakat terus waspada meningkatkan kepekaan terhadap lingkungannya, RT/RW diwajibkan meminta setiap tamu yang datang lebih dari 1×24 jam agar melaporkan diri.

Gubsu Edy Kecam Keras

Terpisah, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi turut mengecam keras aksi teror bom yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3).

Edy menilai perbuatan pelaku teror tersebut merupakan tindakan sesat. Apalagi, katanya, seluruh agama mengajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi satu sama lain. Bukan untuk menyakiti manusia lainnya.

“Bom, teror itu merupakan musuh kita bersama. Apapun agamanya, pastinya tidak mengizinkan untuk menyakiti orang lain,” tegasnya menjawab wartawan, Senin (29/3).

Karenanya mantan Pangkostrad itu meminta kepada seluruh masyarakat supaya tetap meningkatkan kewaspadaan. Laporkan bila disekeliling tempat tinggal masing-masing mendapati orang-orang yang mencurigakan. “Untuk itu kita tetap berhati-hati,” ucapnya.

Ia lantas mengaitkan pandemi Covid-19 yang belum berakhir di Indonesia hingga saat ini, lantaran masih banyaknya perilaku manusia yang bertentangan dengan norma agama. Termasuk melakukan bom bunuh diri demi memunculkan ketakutan di masyarakat.

“Inilah mengapa Tuhan belum mengambil Covid-19 di dunia ini. Karena di sekitar kita, masih ada orang-orang yang dengki, yang zalim dan yang tidak baik kepada orang lain,” pungkasnya.

Ketua Komisi A DPRD Sumut, Hendro Susanto juga mengutuk keras aksi keji dan tidak berprikemanusiaan tersebut. “Tindakan tersebut sangat biadab dan mengoyak kedamaian bangsa Indonesia. Pelakunya tidak punya perikemanusiaan dan jelas tidak beragama,” katanya.

Ia menegaskan apapun motifnya dan siapapun pelakunya, aksi bom bunuh diri tersebut tidak dibenarkan oleh agama manapun dan menciderai prinsip dasar berbangsa dan bernegara. “Kita semua mengutuk dan melawan dengan keras dan tegas. Tidak dibenarkan di Indonesia yang merupakan negara pancasila dan negara hukum, ada oknum yang memberikan rasa teror dalam bentuk apapun kepada warga negara RI di seluruh penjuru Tanah Air,” katanya.

Pihaknya menyampaikan keprihatinan dan perasaan dukacita mendalam atas peristiwa tersebut serta belasungkawa kepada korban terdampak ledakan bom. Secara khusus, kepada saudara-saudara umat kristiani Gereja Katedral Makassar.

“Kita menyerahkan dan mempercayakan pengusutan kasus ini kepada aparat keamanan. Semakin cepat diungkap pelaku dan aktor intelektualnya semakin baik untuk kepentingan publik. Kita percayakan kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas motif dan aktornya. Tegakkan hukum secara tegas dan adil, tanpa pandang bulu agar masyarakat tenang dan suasana kembali kondusif. Keselamatan warga adalah nomor satu. Semoga situasi kembali kondusif dan umat Kristiani dapat kembali beribadah dengan tenang,” paparnya. (mag-01/prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/