25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Panitia UN tak Siap

Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan SMP telah selesai. Namun, dalam pelaksanaan tersebut masih banyak persoalan teknis yang terjadi, sehingga mengakibatkan pelaksanaan ujian tersebut sedikit terganggu.

Seperti disaksikan langsung oleh Ketua Komisi B DPRD Kota Medan Roma Simaremare saat meninjau UN di sejumlah sekolah. Berikut petikan wawancara wartawan sumut Pos Juli Ramadhani Rambe dengan ketua Komisi B DPRD Kota Medan tersebut.

Menurut Anda, bagaimana penyelenggaraan UN tahun ini?
Secara umum saya menilai sudah berjalan dengan baik. Namun memang, masih ada kekurangan yang terjadi. Hal ini menunjukkan belum siapnya panitia dalam pelaksanaan UN ini.

Bahkan, bukan cuma panitia, tapi dinas pendidiakan dan juga pihak sekolah saya rasa memang belum siap, sehingga dapat merugikan anak-anak kita yang sedang mengikuti ujian. Bayangkan, sudah anak-anak gugup dalam menghadapi ujian, penyelenggaranya pula masih belum siap. Ini harusnya menjadi pelajaran untuk pelaksanaan UN mendatang.

Bisa Anda rinci, ketidaksiapan panitia itu dalam hal apa?
Begini, ketika pelaksanaan UN tingkat SMP, Komisi B melakukan peninjauan ke beberapa sekolah. Seperti SMP Methodist dan SMP Sutomo. Di kedua sekolah ini, kita menemukan berbagai macam kekurangan dalam penyelenggaraan.

Seperti di SMP Methodist, panitia terkesan kurang siap, karena kita menemukan kertas soal yang tidak cukup dan lembar jawaban yang tidak jelas, maksudnya tulisan dari lembar jawaban yang tidak jelas. Parahnya lagi, karena lembar soal kurang, panitia terpaksa pergi ke dinas untuk meminta tambahan soal. Hal ini jelas memakan waktu siswa dalam menyelesaikan soal.

Sementara itu, di SMP Sutomo, ada dua pengawas yang tidak masuk dengan alasan sakit dan tabrakan. Menurut rapat, harusnya dinas pendidikan menyediakan pengawas pengganti, namun ini tidak. Karena kurang pengawas, berarti kurang juga penjagaan dalam ujian. Saya rasa, kejadian seperti ini selalu terjadi setiap tahun. Seharusnya, Dinas Pendidikan Medan dapat mengantisipasi hal ini, jangan terus berulang.

Tekait kebocoran soal, apakah ada temuan?
Sampai sekarang saya belum menemukan hal tersebut. Jangan sampai Medan bermain tidak sportif seperti yang diberitakan. Dari lapangan, saya hanya mengetahui masalah yang saya temui dari lapangan, tidak lebih. Karena itu, bila masyarakat merasa ada yang melakukan kecurangan tersebut, silahkan melapor ke Komisi B DPRD Medan.

Terkait masalah yang terjadi pada pelaksanaan UN kemarin, apa yang bisa dilakukan Komisi B?
Kita meminta kepada Dinas Pendidikan agar dapat memberikan sanksi pada para panitia tersebut. Karena telah gagal dalam melaksanakan UN ini. Karena itu, bila memilih panitia penyelenggaraan ujian harus diseleksi secara selektif jangan asal comot. Saya juga merekomendasikan agar para panitia penyelenggara UN kali ini tidak usah dipakai lagi, karena telah gagal.(*)

Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan SMP telah selesai. Namun, dalam pelaksanaan tersebut masih banyak persoalan teknis yang terjadi, sehingga mengakibatkan pelaksanaan ujian tersebut sedikit terganggu.

Seperti disaksikan langsung oleh Ketua Komisi B DPRD Kota Medan Roma Simaremare saat meninjau UN di sejumlah sekolah. Berikut petikan wawancara wartawan sumut Pos Juli Ramadhani Rambe dengan ketua Komisi B DPRD Kota Medan tersebut.

Menurut Anda, bagaimana penyelenggaraan UN tahun ini?
Secara umum saya menilai sudah berjalan dengan baik. Namun memang, masih ada kekurangan yang terjadi. Hal ini menunjukkan belum siapnya panitia dalam pelaksanaan UN ini.

Bahkan, bukan cuma panitia, tapi dinas pendidiakan dan juga pihak sekolah saya rasa memang belum siap, sehingga dapat merugikan anak-anak kita yang sedang mengikuti ujian. Bayangkan, sudah anak-anak gugup dalam menghadapi ujian, penyelenggaranya pula masih belum siap. Ini harusnya menjadi pelajaran untuk pelaksanaan UN mendatang.

Bisa Anda rinci, ketidaksiapan panitia itu dalam hal apa?
Begini, ketika pelaksanaan UN tingkat SMP, Komisi B melakukan peninjauan ke beberapa sekolah. Seperti SMP Methodist dan SMP Sutomo. Di kedua sekolah ini, kita menemukan berbagai macam kekurangan dalam penyelenggaraan.

Seperti di SMP Methodist, panitia terkesan kurang siap, karena kita menemukan kertas soal yang tidak cukup dan lembar jawaban yang tidak jelas, maksudnya tulisan dari lembar jawaban yang tidak jelas. Parahnya lagi, karena lembar soal kurang, panitia terpaksa pergi ke dinas untuk meminta tambahan soal. Hal ini jelas memakan waktu siswa dalam menyelesaikan soal.

Sementara itu, di SMP Sutomo, ada dua pengawas yang tidak masuk dengan alasan sakit dan tabrakan. Menurut rapat, harusnya dinas pendidikan menyediakan pengawas pengganti, namun ini tidak. Karena kurang pengawas, berarti kurang juga penjagaan dalam ujian. Saya rasa, kejadian seperti ini selalu terjadi setiap tahun. Seharusnya, Dinas Pendidikan Medan dapat mengantisipasi hal ini, jangan terus berulang.

Tekait kebocoran soal, apakah ada temuan?
Sampai sekarang saya belum menemukan hal tersebut. Jangan sampai Medan bermain tidak sportif seperti yang diberitakan. Dari lapangan, saya hanya mengetahui masalah yang saya temui dari lapangan, tidak lebih. Karena itu, bila masyarakat merasa ada yang melakukan kecurangan tersebut, silahkan melapor ke Komisi B DPRD Medan.

Terkait masalah yang terjadi pada pelaksanaan UN kemarin, apa yang bisa dilakukan Komisi B?
Kita meminta kepada Dinas Pendidikan agar dapat memberikan sanksi pada para panitia tersebut. Karena telah gagal dalam melaksanakan UN ini. Karena itu, bila memilih panitia penyelenggaraan ujian harus diseleksi secara selektif jangan asal comot. Saya juga merekomendasikan agar para panitia penyelenggara UN kali ini tidak usah dipakai lagi, karena telah gagal.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/