26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Distribusi Vaksin ke Sumut Molor Lagi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Antusias masyarakat Sumatera Utara yang tinggi terhadap program vaksinasi Covid-19, ternyata belum dibarengi dengan ketersediaan vaksin dari pemerintah pusat. Saat ini, distribusi vaksin berjenis Sinovac ke Sumut masih di angka 660.000 dosis.

Ilustrasi.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, adapun sasaran vaksin tahap II saat ini masih untuk petugas publik dan kalangan lanjut usia (lansia). Targetnya, untuk pelayan publik di Sumut terdata sekitar 800 ribu lebih. Sedangkan lansia sebanyak 1,2 juta lebih. “Jadi totalnya ada sekitar 2.150.000 lebih. Kalau dikali dua, berarti kita butuh vaksin sekitar 4,3 juta lebih,” katanya menjawab Sumut Pos, Kamis (29/4).

Idealnya sesuai target, sebut Alwi, Provinsi Sumut membutuhkan vaksin sekitar 4,5 juta dosis untuk mencapai kekebalan komunal atau imun community. Sedangkan sampai kini, dari laporan yang diterima pihaknya, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Sumut sebanyak 660.000 dosis. “Berarti kita kekurangan sekitar 3.640.000 dosis atau sekitar 3,7 juta vaksin,” ungkapnya.

Guna menyeimbangkan rasio kebutuhan dan ketersediaan vaksin yang ada, Pemprovsu mengaku harus bijak menjalankan program nasional ini secara tepat, cepat, dan terukur. Sebab pengiriman dosis vaksin gelombang selanjutnya ke Sumut molor lagi.

“Harusnya tanggal 16 April kemarin, tapi ini mundur lagi. Belum tahu kita tanggal berapa akan dikirim lagi. Itu semua kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. Terlebih memang konsentrasi saat ini masih untuk Pulau Jawa dan Bali. Mengingat di kedua wilayah itu pula tingkat penularan virus masih begitu tinggi,” terang mantan kepala Dinkes Labuhanbatu ini.

“Kalau ditanya kapan program vaksin ini selesai, jawabannya segera kita selesaikan kalau vaksinnya ada. Dulu saat kita petakan ada kekhawatiran wilayah-wilayah sekitar Pantai Timur seperti Labura, Labusel, Asahan – Tanjung Balai hingga ke Tabagsel terjadi penolakan. Namun ternyata animo masyarakat cukup tinggi. Artinya kampanye vaksin yang kita lakukan cukup berhasil,” sambung alumni Fakultas Kedokteran USU itu.

Karena itu, Alwi meminta masyarakat berpartisipasi menyukseskan program vaksinasi sebagai bentuk perlawanan terhadap Covid-19 termasuk dengan tetap menjaga protokol kesehatan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas diluar rumah).

“Kita akan terus melawan Covid-19 ini dengan disiplin menerapkan prokes dan sekarang kita melawannya dengan vaksin. Kami berharap masyarakat terus memberikan dukungan agar wabah ini bisa kita tekan. Kita tentu ingin kehidupan bisa kembali normal, anak-anak kembali bersekolah, perkantoran berjalan normal, usaha juga. Jadi, mari kita dukung program vaksinasi ini,” pungkasnya.

Vaksinasi Lansia Masih 5,5 Persen

Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengungkapkan, vaksinasi Covid-19 terhadap masyarakat lanjut usia (lansia) di Sumut masih jauh dari target. Padahal, penyuntikkan vaksin corona ini sudah berjalan sejak 1 Maret lalu.

Hingga Kamis (29/4), tercatat angka vaksinasi dosis 1 terhadap lansia mencapai 70.628 orang (5,5 persen) dari target 1.279.122 orang. Sedangkan petugas publik 879.798 orang (31,4 persen) dari sasaran 879.798 orang. “Cakupan angka vaksinasi lansia kita masih rendah. Padahal sosialisasi sebetulnya sudah maksimal, mungkin untuk lansia ini peminatnya yang minim,” ungkap Aris, Kamis (29/4).

Dia mengimbau kepada masyarakat khususnya lansia agar melakukan vaksin corona. Hal ini guna menekan penyebaran Covid-19. “Diharapkan semua pihak mendorong agar pelaksanaan program vaksinasi terhadap lansia dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Kepada Puskesmas, diminta menyosialisasikan melalui kader Posyandu agar lansia segera mendaftarkan program vaksinasi ke masing-masing kelurahan,” pesan Aris.

Disebutkannya, angka vaksinasi dosis 2 lansia 46.760 orang atau 3,7 persen. Sedangkan dosis 2 pelayan publik sebanyak 151.400 orang atau 17,2 persen. Sementara, untuk vaksinasi bagi tenaga kesehatan (nakes) sudah sesuai yang diharapkan. Kini, dosis 1 mencapai 72.682 orang dari sasaran 71.058 orang. Dan, dosis 2 sebanyak 65.457 orang (92,1 persen). “Vaksinasi terhadap lansia menjadi tantangan, karena itu membutuhkan peran serta dari masyarakat,” ujar dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut telah mencapai 29.331 orang, setelah bertambah 67 kasus baru dari 6 kabupaten/kota. Kemudian, angka kesembuhan akumulasinya 26.071 orang setelah bertambah 58 kasus baru dari 3 kabupaten/kota. Untuk angka kematian akibat Covid-19, jumlahnya saat ini mencapai 968 orang dengan penambahan 1 kasus baru. “Dari data-data tersebut, diketahui bahwasanya kasus aktif di Sumut saat ini mencapai 2.292 orang (943 isolasi di rumah sakit dan 1.349 orang isolasi mandiri),” pungkasnya.

Diketahui, lansia menjadi target prioritas vaksinasi karena kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia pada usia di atas 60 tahun terbilang tinggi. Namun, dalam pelaksanaannya ternyata realiasinya masih lambat. Ada beberapa kendala yang membuat pelaksanaan vaksinasi pada lansia menjadi lebih lambat dibandingkan pada target non-lansia.

Jubir Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, penyebab pertama adalah masih adanya rasa takut atau ragu pada lansia. Mereka takut terkait penularan virus corona apabila harus keluar rumah. “Lansia mungkin masih merasa takut karena sosialisasi atau informasi, yang sudah kita katakan bahwa saat ini lansia mendapatkan prioritas untuk mendapatkan vaksin, dan nanti di sentra vaksinasi protokol kesehatan akan tetap dijalankan. Ini masih membuat keraguan pada usia di atas 60 tahun. Karena kita tahu di awal bahwa kita meminta, karena risiko pada lansia, untuk mereka tetap berada di rumah, mengurangi aktivitas keluar rumah, dan tentu membatasi mobilitas,” kata Nadia dalam dialog virtual yang disiarkan di kanal Youtube FMB9ID_IKP beberapa waktu lalu (6/4).

Penyebab kedua adalah keterbatasan fisik yang dialami lansia. Hal ini mungkin membuat mereka menjadi lebih terkendala saat harus mendatangi sentra vaksinasi. “Mungkin karena ada mereka yang keterbatasan fisik, kalau pergi harus ditemani anak atau keluarganya,” kata Nadia.

Dia menambahkan, jadwal vaksinasi pada lansia mungkin tidak tepat dengan jadwal kegiatan anak atau keluarganya. Atau bisa saja lansia ini hidup sudah terpisah dari anak atau keluarganya.

Kendala lain yang mungkin dihadapi adalah terkait finansial. Menurut Nadia, ada beberapa lansia yang mungkin masih harus bekerja atau memiliki keterbatasan finansial. Lalu, kendala yang biasanya juga terjadi ketika lansia harus mendaftar dengan cara online. Sebagian lansia merasa kesulitan dengan cara ini.

“Yang terakhir adalah kita tahu untuk mendapatkan layanan vaksinasi kan harus mendaftar. Mungkin mereka belum paham untuk cara mendaftar. Apalagi pendaftarannya ini kita lakukan secara online,” sebut Nadia. Pun begitu, Kemenkes berupaya untuk membantu lansia dalam mengakses pos atau sentra vaksinasi Covid-19.

Efektivitas Vaksin

Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut, Hendra Cipta meminta Pemprovsu melalui Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, agar lebih fokus pada efektivitas vaksin ketimbang kuantitas masyarakat yang divaksin sesuai target yang telah ditetapkan tersebut. “Bahwa melalui upaya vaksin itu sendiri, apakah sudah memberikan dampak terhadap penurunan laju penyebaran virus Corona di Sumut. Itu yang paling penting sebenarnya,” katanya.

Di sisi lain pihaknya menyarankan, pemetaan mesti dilakukan Pemprovsu terhadap kuota vaksin yang didistribusikan ke kabupaten dan kota. “Harus ada daerah-daerah yang menjadi prioritas untuk distribusi vaksin ini. Seperti untuk daerah zona merah yang angka penularannya lebih banyak dibanding daerah lain. Harusnya vaksinasi di zona merah tersebut lebih besar diberikan dan cepat dilakukan,” katanya.

Terkhusus kepada pemerintah pusat, ketua Fraksi PAN DPRDSU ini menyampaikan, Sumut merupakan salah satu provinsi prioritas untuk distribusi vaksin. Jangan sampai Sumut dengan luas wilayah dan pendidikan yang besar di Pulau Sumatera, malah terabaikan dalam hal program ini. “Sebab melalui vaksinasi ini menjadi ikhtiar kita bersama dalam melawan dan menghentikan penyebaran Covid-19 di Indonesia, dan terkhusus di Sumut yang kita cintai ini,” pungkasnya. (prn/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Antusias masyarakat Sumatera Utara yang tinggi terhadap program vaksinasi Covid-19, ternyata belum dibarengi dengan ketersediaan vaksin dari pemerintah pusat. Saat ini, distribusi vaksin berjenis Sinovac ke Sumut masih di angka 660.000 dosis.

Ilustrasi.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, adapun sasaran vaksin tahap II saat ini masih untuk petugas publik dan kalangan lanjut usia (lansia). Targetnya, untuk pelayan publik di Sumut terdata sekitar 800 ribu lebih. Sedangkan lansia sebanyak 1,2 juta lebih. “Jadi totalnya ada sekitar 2.150.000 lebih. Kalau dikali dua, berarti kita butuh vaksin sekitar 4,3 juta lebih,” katanya menjawab Sumut Pos, Kamis (29/4).

Idealnya sesuai target, sebut Alwi, Provinsi Sumut membutuhkan vaksin sekitar 4,5 juta dosis untuk mencapai kekebalan komunal atau imun community. Sedangkan sampai kini, dari laporan yang diterima pihaknya, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Sumut sebanyak 660.000 dosis. “Berarti kita kekurangan sekitar 3.640.000 dosis atau sekitar 3,7 juta vaksin,” ungkapnya.

Guna menyeimbangkan rasio kebutuhan dan ketersediaan vaksin yang ada, Pemprovsu mengaku harus bijak menjalankan program nasional ini secara tepat, cepat, dan terukur. Sebab pengiriman dosis vaksin gelombang selanjutnya ke Sumut molor lagi.

“Harusnya tanggal 16 April kemarin, tapi ini mundur lagi. Belum tahu kita tanggal berapa akan dikirim lagi. Itu semua kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. Terlebih memang konsentrasi saat ini masih untuk Pulau Jawa dan Bali. Mengingat di kedua wilayah itu pula tingkat penularan virus masih begitu tinggi,” terang mantan kepala Dinkes Labuhanbatu ini.

“Kalau ditanya kapan program vaksin ini selesai, jawabannya segera kita selesaikan kalau vaksinnya ada. Dulu saat kita petakan ada kekhawatiran wilayah-wilayah sekitar Pantai Timur seperti Labura, Labusel, Asahan – Tanjung Balai hingga ke Tabagsel terjadi penolakan. Namun ternyata animo masyarakat cukup tinggi. Artinya kampanye vaksin yang kita lakukan cukup berhasil,” sambung alumni Fakultas Kedokteran USU itu.

Karena itu, Alwi meminta masyarakat berpartisipasi menyukseskan program vaksinasi sebagai bentuk perlawanan terhadap Covid-19 termasuk dengan tetap menjaga protokol kesehatan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas diluar rumah).

“Kita akan terus melawan Covid-19 ini dengan disiplin menerapkan prokes dan sekarang kita melawannya dengan vaksin. Kami berharap masyarakat terus memberikan dukungan agar wabah ini bisa kita tekan. Kita tentu ingin kehidupan bisa kembali normal, anak-anak kembali bersekolah, perkantoran berjalan normal, usaha juga. Jadi, mari kita dukung program vaksinasi ini,” pungkasnya.

Vaksinasi Lansia Masih 5,5 Persen

Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengungkapkan, vaksinasi Covid-19 terhadap masyarakat lanjut usia (lansia) di Sumut masih jauh dari target. Padahal, penyuntikkan vaksin corona ini sudah berjalan sejak 1 Maret lalu.

Hingga Kamis (29/4), tercatat angka vaksinasi dosis 1 terhadap lansia mencapai 70.628 orang (5,5 persen) dari target 1.279.122 orang. Sedangkan petugas publik 879.798 orang (31,4 persen) dari sasaran 879.798 orang. “Cakupan angka vaksinasi lansia kita masih rendah. Padahal sosialisasi sebetulnya sudah maksimal, mungkin untuk lansia ini peminatnya yang minim,” ungkap Aris, Kamis (29/4).

Dia mengimbau kepada masyarakat khususnya lansia agar melakukan vaksin corona. Hal ini guna menekan penyebaran Covid-19. “Diharapkan semua pihak mendorong agar pelaksanaan program vaksinasi terhadap lansia dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Kepada Puskesmas, diminta menyosialisasikan melalui kader Posyandu agar lansia segera mendaftarkan program vaksinasi ke masing-masing kelurahan,” pesan Aris.

Disebutkannya, angka vaksinasi dosis 2 lansia 46.760 orang atau 3,7 persen. Sedangkan dosis 2 pelayan publik sebanyak 151.400 orang atau 17,2 persen. Sementara, untuk vaksinasi bagi tenaga kesehatan (nakes) sudah sesuai yang diharapkan. Kini, dosis 1 mencapai 72.682 orang dari sasaran 71.058 orang. Dan, dosis 2 sebanyak 65.457 orang (92,1 persen). “Vaksinasi terhadap lansia menjadi tantangan, karena itu membutuhkan peran serta dari masyarakat,” ujar dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut telah mencapai 29.331 orang, setelah bertambah 67 kasus baru dari 6 kabupaten/kota. Kemudian, angka kesembuhan akumulasinya 26.071 orang setelah bertambah 58 kasus baru dari 3 kabupaten/kota. Untuk angka kematian akibat Covid-19, jumlahnya saat ini mencapai 968 orang dengan penambahan 1 kasus baru. “Dari data-data tersebut, diketahui bahwasanya kasus aktif di Sumut saat ini mencapai 2.292 orang (943 isolasi di rumah sakit dan 1.349 orang isolasi mandiri),” pungkasnya.

Diketahui, lansia menjadi target prioritas vaksinasi karena kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia pada usia di atas 60 tahun terbilang tinggi. Namun, dalam pelaksanaannya ternyata realiasinya masih lambat. Ada beberapa kendala yang membuat pelaksanaan vaksinasi pada lansia menjadi lebih lambat dibandingkan pada target non-lansia.

Jubir Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, penyebab pertama adalah masih adanya rasa takut atau ragu pada lansia. Mereka takut terkait penularan virus corona apabila harus keluar rumah. “Lansia mungkin masih merasa takut karena sosialisasi atau informasi, yang sudah kita katakan bahwa saat ini lansia mendapatkan prioritas untuk mendapatkan vaksin, dan nanti di sentra vaksinasi protokol kesehatan akan tetap dijalankan. Ini masih membuat keraguan pada usia di atas 60 tahun. Karena kita tahu di awal bahwa kita meminta, karena risiko pada lansia, untuk mereka tetap berada di rumah, mengurangi aktivitas keluar rumah, dan tentu membatasi mobilitas,” kata Nadia dalam dialog virtual yang disiarkan di kanal Youtube FMB9ID_IKP beberapa waktu lalu (6/4).

Penyebab kedua adalah keterbatasan fisik yang dialami lansia. Hal ini mungkin membuat mereka menjadi lebih terkendala saat harus mendatangi sentra vaksinasi. “Mungkin karena ada mereka yang keterbatasan fisik, kalau pergi harus ditemani anak atau keluarganya,” kata Nadia.

Dia menambahkan, jadwal vaksinasi pada lansia mungkin tidak tepat dengan jadwal kegiatan anak atau keluarganya. Atau bisa saja lansia ini hidup sudah terpisah dari anak atau keluarganya.

Kendala lain yang mungkin dihadapi adalah terkait finansial. Menurut Nadia, ada beberapa lansia yang mungkin masih harus bekerja atau memiliki keterbatasan finansial. Lalu, kendala yang biasanya juga terjadi ketika lansia harus mendaftar dengan cara online. Sebagian lansia merasa kesulitan dengan cara ini.

“Yang terakhir adalah kita tahu untuk mendapatkan layanan vaksinasi kan harus mendaftar. Mungkin mereka belum paham untuk cara mendaftar. Apalagi pendaftarannya ini kita lakukan secara online,” sebut Nadia. Pun begitu, Kemenkes berupaya untuk membantu lansia dalam mengakses pos atau sentra vaksinasi Covid-19.

Efektivitas Vaksin

Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut, Hendra Cipta meminta Pemprovsu melalui Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, agar lebih fokus pada efektivitas vaksin ketimbang kuantitas masyarakat yang divaksin sesuai target yang telah ditetapkan tersebut. “Bahwa melalui upaya vaksin itu sendiri, apakah sudah memberikan dampak terhadap penurunan laju penyebaran virus Corona di Sumut. Itu yang paling penting sebenarnya,” katanya.

Di sisi lain pihaknya menyarankan, pemetaan mesti dilakukan Pemprovsu terhadap kuota vaksin yang didistribusikan ke kabupaten dan kota. “Harus ada daerah-daerah yang menjadi prioritas untuk distribusi vaksin ini. Seperti untuk daerah zona merah yang angka penularannya lebih banyak dibanding daerah lain. Harusnya vaksinasi di zona merah tersebut lebih besar diberikan dan cepat dilakukan,” katanya.

Terkhusus kepada pemerintah pusat, ketua Fraksi PAN DPRDSU ini menyampaikan, Sumut merupakan salah satu provinsi prioritas untuk distribusi vaksin. Jangan sampai Sumut dengan luas wilayah dan pendidikan yang besar di Pulau Sumatera, malah terabaikan dalam hal program ini. “Sebab melalui vaksinasi ini menjadi ikhtiar kita bersama dalam melawan dan menghentikan penyebaran Covid-19 di Indonesia, dan terkhusus di Sumut yang kita cintai ini,” pungkasnya. (prn/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/