30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Merry Gosong Terduduk di Lantai Dapur

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Warga mengamati lokasi kebakaran di Jalan Emas Medan, Kamis (29/5). Pasca kebakaran pemukiman padat penduduk dibantaran rel Kereta Api tersebut menewaskan satu orang dan sedikitnya 19 rumah hangus terbakar.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Warga mengamati lokasi kebakaran di Jalan Emas Medan, Kamis (29/5). Pasca kebakaran pemukiman padat penduduk dibantaran rel Kereta Api tersebut menewaskan satu orang dan sedikitnya 19 rumah hangus terbakar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anakku! Anakku ada di dalam rumah…! Teriakan histeris membuat warga Jalan Emas, Kel. Pandau Hulu II, Kec. Medan Area, kocar-kacir. Rupanya, kobaran api sudah meluluh lantakkan 19 rumah. Kebakaran hebat itu menewaskan Merry alias Melly (21), yang ditemukan terduduk di dapur rumahnya dalam kondisi gosong.

Mendengar teriakan minta tolong, warga pun mencoba melakukan penyelamatan dengan membuka pintu rumah tersebut. Namun naas, pintu rumah rupanya tergembok dari luar. Melihat itu, warga mencoba mendobrak pintu rumah milik Acek. Sialnya, pintu terlalu kuat untuk didobrak. Sementara api semakin membesar. Tak mau mati konyol, warga pun memilih menghindari api tersebut dengan menjauhi rumah nomor 3 itu.

Peristiwa kebakaran itu menurut Abdulrahman Siregar (61), salah seorang korban, terjadi Rabu (28/5) dini hari, sekira pukul 00.30 Wib. Dijelaskannya, insiden tersebut terjadi tak lama A Cek terlibat cekcok dengan istri tuanya A Lien (55) di rumah bercat cokelat berukuran 3×6 meter berlantai II itu. Tjong Pak Tjie alias A Cek (58), orangtua korban langsung diperiksa polisi.

Keributan suami istri ini disebut-sebut dipicu masalah asap dupa yang dibakar mengepul di dalam rumah. A Cek yang saat itu baru pulang bekerja di Balai Sosial Angsapura sontak terkejut melihat asap memenuhi rumahnya.

Kemarahan pria yang sudah 3 kali menikah dan dikaruniai 2 anak ini kian memuncak lantaran mengetahui istri tuanya A Lien malah tertidur pulas di lantai satu dan tak memperhatikan asap yang menyesakkan nafas itu. A Cek pun membangunkan istrinya itu dan memarahinya, di situ pasangan suami istri ini terlibat cek-cok hingga terjadi aksi saling lempar gelas dan piring.

Cek-cok tersebut terdengar jelas oleh Abdulrahman yang bertetanggaan dengan A Cek. Pria tua ini mengatakan jika ia mendengar suara pecahan gelas kaca dan piring kaca sebelum kebakaran hebat itu terjadi.

“Sempat ku dengar mereka itu berantam, terdengar juga suara pecahan piring atau gelas gitu. Cuma karena aku kira masalah rumah tangga, ya wajarlah itu. Tak lama, kebakaran pun terjadi,” kata Abdulrahman yang turut mengalami luka bakar ini.

Desas-desus akan sumber api tersebut pun kian menguat dari keterangan para tetangga yang rumahnya pun kini sudah tinggal puing-puing. Dikabarkan jika saat cek-cok dengan istri tuanya itu A Cek menendang sisa-sisa pembakaran dupa hingga bara api mengenai bagian-bagian rumah yang mudah terbakar.

Parahnya lagi, bukannya berusaha memadamkan sumber api di rumahnya A Cek justru meninggalkan rumah dan mengunci pintu dari luar. A Cek kemudian berlalu begitu saja seraya membiarkan api meluluh lantahkan rumahnya dan 18 rumah lainnya yang berdempetan dengan kediamannya.

Masih menurut Abdulrahman, jika ia sempat berusaha menolong A Lien (55), Merry (21), Meilin alias Lisa (16) dan Ana (45) istri muda A Cek dari dalam rumah. Namun lantaran terkunci, ia tak berhasil mengevakuasi istri dan anak A Cek tersebut.

“Sempat kami mau nolong, cuma orang itu berteriak dari dalam kalau mereka terkunci dari luar karena si A Cek sudah pergi. Jadi kami suruhlah keluar dari belakang, di situ lah selamat orang itu. Tapi si Merry terjebak di dalam,” jelas Abdulrahman.

Sebanyak 18 unit armada pemadam dari Dinas Pencegahan Kebakaran Kota Medan dikerahkan untuk menjinakkan api. Namun petugas mengalami kesulitan menjangkau lokasi yang berada di sekitar perlintasan kereta api. Hingga pukul 05.00 Wib, api baru bisa dipadamkan.

Saat melakukan penyisiran di sisa-sisa bangunan yang masih dipenuhi bara api, petugas menemukan jasad manusia yang telah hangus terbakar dengan posisi terduduk di bagian dapur rumah. Belakangan diketahui korban ternyata Merry, putri kandung A Cek.

Petugas lantas mengevakuasi jasad korban keluar rumah. Menyaksikan korban dalam kondisi gosong, warga pun menjerit-jerit histeris. Dibantu ambulance PMI, jenazah Merry diboyong ke RSU Pirngadi Medan.

Pada Rabu (28/5) siang saat kembali disambangi ke sekitar lokasi, tampak 19 rumah berdempetan telah hangus terbakar. Para warga yang menjadi korban kebakaran pun tampak emosi dan menuduh jika A Cek lah sumber dari kebakaran tersebut. Warga yang kian emosi mengatakan akan mencari A Cek lantaran ia menyebabkan rumahnya dan 18 rumah lainnya terbakar.

“Kalau yang kami tahu, karena tempat sembayang itu ditendang dia dupanya, jadi terbakarlah rumahnya. Kena rumah kami semua yang di sini. Cepat kali api itu membesar dan menyambar karena rumah kami ini semua berdempetan dan semi permanen, karena si A Cek ini semua,” tuding Burhan (35), warga sekitar lokasi diamini warga lainnya.

Tampak pula, tenda penampungan sementara didirikan di sekitar lokasi. Para relawan pun terlihat sibuk mendata para korban dan memberikan bantuan kepada para korban yang kini tak lagi memiliki tempat tinggal.

 

Dari data yang diperoleh menyebutkan, 19 rumah yang ludes terbakar merupakan milik Marlina Sitorus, Supriadi, Menadi, Katijah, Suwarno, Jenar, Dedi, Ningsih, Alizar, Ibur, Handoko, Ahmad alias Ujang, Suprianto, Ahmad Purba, Abdul Rahman Siregar, Paijo, Sutanto, Burhan, A Cek.

Pasca insiden tersebut, Tjong Pak Tjie alias A Cek menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Polsek Medan area. Petugas mempertanyakan keberadaannya saat kebakaran tersebut terjadi.

Kepada petugas A Cek membantah tudingan yang menyebutnya membakar rumah hingga menewaskan putrinya sendiri. Beberapa jam diperiksa, A Cek dipersilahkan pulang dengan alasan ingin melihat jasad putrinya dan istrinya yang dirawat. Ia pun mendapat pengawalan petugas Polsek Medan Area guna mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

Kapolsek Medan Area, Kompol Rama S Putra ketika dikonfirmasi mengatakan masih menunggu hasil pemeriksaan Labfor (laboratorium forensik) guna mengetahui pasti asal api. “Kita tunggu hasil pemeriksaan Labfor ya,” tuturnya.

Ditanyai apakah pemeriksaan terhadap A Cek menjurus ke arah tersangka, Rama mengatakan masih memeriksanya sebagai saksi. “Masih sebagai saksi, kalau pun ada keterangan dari lokasi yang menyebutkan dia sengaja membakar, akan kita periksa dulu para saksi,” katanya. (wel/bar/bd)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Warga mengamati lokasi kebakaran di Jalan Emas Medan, Kamis (29/5). Pasca kebakaran pemukiman padat penduduk dibantaran rel Kereta Api tersebut menewaskan satu orang dan sedikitnya 19 rumah hangus terbakar.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Warga mengamati lokasi kebakaran di Jalan Emas Medan, Kamis (29/5). Pasca kebakaran pemukiman padat penduduk dibantaran rel Kereta Api tersebut menewaskan satu orang dan sedikitnya 19 rumah hangus terbakar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anakku! Anakku ada di dalam rumah…! Teriakan histeris membuat warga Jalan Emas, Kel. Pandau Hulu II, Kec. Medan Area, kocar-kacir. Rupanya, kobaran api sudah meluluh lantakkan 19 rumah. Kebakaran hebat itu menewaskan Merry alias Melly (21), yang ditemukan terduduk di dapur rumahnya dalam kondisi gosong.

Mendengar teriakan minta tolong, warga pun mencoba melakukan penyelamatan dengan membuka pintu rumah tersebut. Namun naas, pintu rumah rupanya tergembok dari luar. Melihat itu, warga mencoba mendobrak pintu rumah milik Acek. Sialnya, pintu terlalu kuat untuk didobrak. Sementara api semakin membesar. Tak mau mati konyol, warga pun memilih menghindari api tersebut dengan menjauhi rumah nomor 3 itu.

Peristiwa kebakaran itu menurut Abdulrahman Siregar (61), salah seorang korban, terjadi Rabu (28/5) dini hari, sekira pukul 00.30 Wib. Dijelaskannya, insiden tersebut terjadi tak lama A Cek terlibat cekcok dengan istri tuanya A Lien (55) di rumah bercat cokelat berukuran 3×6 meter berlantai II itu. Tjong Pak Tjie alias A Cek (58), orangtua korban langsung diperiksa polisi.

Keributan suami istri ini disebut-sebut dipicu masalah asap dupa yang dibakar mengepul di dalam rumah. A Cek yang saat itu baru pulang bekerja di Balai Sosial Angsapura sontak terkejut melihat asap memenuhi rumahnya.

Kemarahan pria yang sudah 3 kali menikah dan dikaruniai 2 anak ini kian memuncak lantaran mengetahui istri tuanya A Lien malah tertidur pulas di lantai satu dan tak memperhatikan asap yang menyesakkan nafas itu. A Cek pun membangunkan istrinya itu dan memarahinya, di situ pasangan suami istri ini terlibat cek-cok hingga terjadi aksi saling lempar gelas dan piring.

Cek-cok tersebut terdengar jelas oleh Abdulrahman yang bertetanggaan dengan A Cek. Pria tua ini mengatakan jika ia mendengar suara pecahan gelas kaca dan piring kaca sebelum kebakaran hebat itu terjadi.

“Sempat ku dengar mereka itu berantam, terdengar juga suara pecahan piring atau gelas gitu. Cuma karena aku kira masalah rumah tangga, ya wajarlah itu. Tak lama, kebakaran pun terjadi,” kata Abdulrahman yang turut mengalami luka bakar ini.

Desas-desus akan sumber api tersebut pun kian menguat dari keterangan para tetangga yang rumahnya pun kini sudah tinggal puing-puing. Dikabarkan jika saat cek-cok dengan istri tuanya itu A Cek menendang sisa-sisa pembakaran dupa hingga bara api mengenai bagian-bagian rumah yang mudah terbakar.

Parahnya lagi, bukannya berusaha memadamkan sumber api di rumahnya A Cek justru meninggalkan rumah dan mengunci pintu dari luar. A Cek kemudian berlalu begitu saja seraya membiarkan api meluluh lantahkan rumahnya dan 18 rumah lainnya yang berdempetan dengan kediamannya.

Masih menurut Abdulrahman, jika ia sempat berusaha menolong A Lien (55), Merry (21), Meilin alias Lisa (16) dan Ana (45) istri muda A Cek dari dalam rumah. Namun lantaran terkunci, ia tak berhasil mengevakuasi istri dan anak A Cek tersebut.

“Sempat kami mau nolong, cuma orang itu berteriak dari dalam kalau mereka terkunci dari luar karena si A Cek sudah pergi. Jadi kami suruhlah keluar dari belakang, di situ lah selamat orang itu. Tapi si Merry terjebak di dalam,” jelas Abdulrahman.

Sebanyak 18 unit armada pemadam dari Dinas Pencegahan Kebakaran Kota Medan dikerahkan untuk menjinakkan api. Namun petugas mengalami kesulitan menjangkau lokasi yang berada di sekitar perlintasan kereta api. Hingga pukul 05.00 Wib, api baru bisa dipadamkan.

Saat melakukan penyisiran di sisa-sisa bangunan yang masih dipenuhi bara api, petugas menemukan jasad manusia yang telah hangus terbakar dengan posisi terduduk di bagian dapur rumah. Belakangan diketahui korban ternyata Merry, putri kandung A Cek.

Petugas lantas mengevakuasi jasad korban keluar rumah. Menyaksikan korban dalam kondisi gosong, warga pun menjerit-jerit histeris. Dibantu ambulance PMI, jenazah Merry diboyong ke RSU Pirngadi Medan.

Pada Rabu (28/5) siang saat kembali disambangi ke sekitar lokasi, tampak 19 rumah berdempetan telah hangus terbakar. Para warga yang menjadi korban kebakaran pun tampak emosi dan menuduh jika A Cek lah sumber dari kebakaran tersebut. Warga yang kian emosi mengatakan akan mencari A Cek lantaran ia menyebabkan rumahnya dan 18 rumah lainnya terbakar.

“Kalau yang kami tahu, karena tempat sembayang itu ditendang dia dupanya, jadi terbakarlah rumahnya. Kena rumah kami semua yang di sini. Cepat kali api itu membesar dan menyambar karena rumah kami ini semua berdempetan dan semi permanen, karena si A Cek ini semua,” tuding Burhan (35), warga sekitar lokasi diamini warga lainnya.

Tampak pula, tenda penampungan sementara didirikan di sekitar lokasi. Para relawan pun terlihat sibuk mendata para korban dan memberikan bantuan kepada para korban yang kini tak lagi memiliki tempat tinggal.

 

Dari data yang diperoleh menyebutkan, 19 rumah yang ludes terbakar merupakan milik Marlina Sitorus, Supriadi, Menadi, Katijah, Suwarno, Jenar, Dedi, Ningsih, Alizar, Ibur, Handoko, Ahmad alias Ujang, Suprianto, Ahmad Purba, Abdul Rahman Siregar, Paijo, Sutanto, Burhan, A Cek.

Pasca insiden tersebut, Tjong Pak Tjie alias A Cek menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Polsek Medan area. Petugas mempertanyakan keberadaannya saat kebakaran tersebut terjadi.

Kepada petugas A Cek membantah tudingan yang menyebutnya membakar rumah hingga menewaskan putrinya sendiri. Beberapa jam diperiksa, A Cek dipersilahkan pulang dengan alasan ingin melihat jasad putrinya dan istrinya yang dirawat. Ia pun mendapat pengawalan petugas Polsek Medan Area guna mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

Kapolsek Medan Area, Kompol Rama S Putra ketika dikonfirmasi mengatakan masih menunggu hasil pemeriksaan Labfor (laboratorium forensik) guna mengetahui pasti asal api. “Kita tunggu hasil pemeriksaan Labfor ya,” tuturnya.

Ditanyai apakah pemeriksaan terhadap A Cek menjurus ke arah tersangka, Rama mengatakan masih memeriksanya sebagai saksi. “Masih sebagai saksi, kalau pun ada keterangan dari lokasi yang menyebutkan dia sengaja membakar, akan kita periksa dulu para saksi,” katanya. (wel/bar/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/