BELAWAN-Rapat anggota tahunan Primer Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (RAT Primkop TKBM) Upaya Karya Pelabuhan Belawan, Jumat (29/6) kemarin, berakhir ricuh. Pasalnya, dana kesejahteraan ribuan buruh atau HIK sebesar Rp800 juta yang tercantum di dalam LPJ tahun 2010 tak mampu dipertanggungjawabkan ketua maupun pengurus koperasi. Para anggota koperasi menduga, raibnya dana yang hampir mencapai satu miliar rupiah tersebut telah digelapkan.
Heri (45), dan para buruh anggota koperasi lainnya merasa tidak terima atas LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) pengurus meminta supaya menejemen Primkop TKBM Upaya Karya Pelabuhan Belawan lebih terbuka. Sementara, Tombang Hutabarat selaku ketua koperasi serta pengurus lainnya tampak tidak dapat menjelaskan terkait penggunaan dana HIK dimaksud.
“Apabila dalam seminggu ini tidak ada keterbukaan dari pengurus Primkop TKBM Upaya Karya Pelabuhan Belawan, maka kami para anggota akan melaporkan persoalan ini ke Poldasu katanya. Karena sudah terlalu banyak uang dari hasil keringat buruh raib. Belum lagi pembangunan perumahan buruh tak kunjung selesai pada sudah lebih dari enam tahun,” ungkap, Heri.
Mendapat kecaman dari para anggotanya, pengurus koperasi tidak mampu memberikan jawaban. Bahkan pelaksanaan RAT yang dihadiri sekitar 572 orang peserta di ruang terminal penumpang Pelabuhan Belawan pelaksanaannya terkesan dipercepat.” Kami minta ketua dan pengurus koperasi menjelaskan dana HIK itu, apakah sudah masuk ke kas atau justru masuk ke kantong pribadi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Primkop TKBM Upaya Karya Pelabuhan Belawan, Tombang Hutabarat saat dihubungi melalui telepon selularnya, terkait atas tudingan raibnya dana HIK sebesar Rp800 juta tidak bersedia mengangkat handponenya. Bahkan ketika dikonfirmasi via layanan pesan singkat (SMS) pria yang sudah dua periode menjabat dan membawahi 3.458 orang buruh bongkar muat pelabuhan ini tak kunjung memberi jawaban.(mag-17)