MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) didesak untuk mendistribusikan dosis vaksin Covid-19 lebih banyak ke Provinsi Sumatera Utara. Hal ini sebagai bentuk ikhtiar dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pandemi Covid-19 di Sumut, pemerintah kami minta untuk memperbanyak distribusi vaksin, termasuk ke kabupaten/kota di Sumut,” kata Anggota DPRD Sumut Fraksi PDI Perjuangan, Sugianto Makmur kepada wartawan, Kamis (29/7)n
Diakuinya, belakangan ini masyarakat banyak yang resah dampak kelangkaan stok vaksin di kabupaten kota. Pasalnya, kelangkaan vaksin yang terjadi di Indonesia karena jumlah yang diterima baru berjumlah 30 persen atau 151,9 juta dari total kebutuhan sekitar 462 juta dosis.
Selain itu, pemerintah menetapkan skala prioritas daerah yang menerima vaksin yaitu pada daerah dengan jumlah kasus penularan tinggi. Adapun vaksin yang masih digunakan saat ini vaksin Sinovac dalam bentuk bulk 39, 2 juta vaksin, Astrazeneca 6,7 juta dosis, Sinopharm untuk vaksinasi gotong royong 4 juta dosis, dan Moderna terdiri 4,5 juta.
Menurut Sugianto, penyediaan vaksin dalam jumlah memadai sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penyebaran pandemi Covid-19. Stok vaksin yang banyak sangat diperlukan, karena penyuntikan dosis dua berbeda dengan yang pertama. “Jika yang pertama hanya sekali suntik, maka untuk dosis dua memerlukan dua kali dosis penyuntikan. Hal tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan antibodi yang dibentuk oleh tubuh. Dengan demikian, tubuh akan memiliki respons kekebalan yang lebih kuat dalam melawan virus Corona,” katanya.
Distribusi vaksin yang banyak ini, juga bertujuan agar daerah tidak lagi menjerit soal kekurangan dosis vaksin Covid-19. “Kita lihat selalu ada keluhan stok habis, termasuk dosis pertama, ini berbanding terbalik dengan tingkat kebutuhan yang harus disegerakan, termasuk untuk para tenaga kesehatan,” ujarnya.
Sugianto juga berharap kepada kepala daerah, agar berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, untuk terus memperbarui jumlah penerima vaksin sehingga dapat diakomodir secara maksimal.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi tak menampik dengan kondisi tersebut, lantaran distribusi vaksin Covid-19 di Indonesia saat ini masih diprioritaskan bagi daerah yang berada di Pulau Jawa dan Bali. “Ada keterbatasan vaksin di nasional. Dan diprioritaskan untuk Jawa-Bali. Sehingga provinsi non Jawa-Bali itu dilakukan secara bertahap,” katanya menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Jenderal Sudirman Medan, kemarin.
Karenanya selama stok vaksin menipis, Edy mengajak masyarakat Sumut saat ini agar mengutamakan penerapan protokol kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari sebagai upaya mencegah penularan Covid-19. “Perlu diberitahu kepada orang Sumut ini. Langkah kedua adalah vaksin. Langkah pertama adalah protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak,” ujarnya.
Begitu juga bila masyarakat telah mendapat suntikan vaksin Covid-19, ia mengimbau untuk tetap selalu disiplin prokes. “Vaksin dikejar, tapi protokol kesehatan diabaikan. Wah ini tak tepat. Walaupun sudah divaksin, tapi kalau abaikan protokol kesehatan, kalian akan terpapar,” ujarnya.
Pemprov Sumut terus mengupayakan agar ketersediaan vaksin Covid-19 mencukupi. Bahkan pada pekan lalu pihaknya sudah menyurati Kementerian Kesehatan, agar pemerintah pusat mengirimkan dua juta dosis vaksin ke Sumut. “Untuk vaksin, bisa kita tunda sampai vaksin itu ada. Tapi protokol kesehatan adalah mutlak. Prioritas adalah menggunakan masker, cuci tangan dan atur jarak,” pungkasnya.
70 Ribu Dosis Moderna Tiba
Sementara, Satuan Brimob Polda Sumut kembali menjemput dan pengawalan vaksin yang tiba di terminal Cargo Bandara Kualanamu Internasional, Kamis (29/7). Dalam pengawalan vaksin Moderna tersebut, personel Brimob dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan taktis. Pengawalan vaksin dilakukan menuju gudang Farmasi Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Jalan Prof M Yamin Medan. “Vaksin Moderna yang tiba hari ini sebanyak 7 Koli dengan isi 70.000 dosis,” ujar Kabag Ops Sat Brimob Poldasu Kompol Heriyono.
Vaksin Moderna tiba di Terminal Cargo pukul 11.30 WIB dan vaksin tersebut dibawa menggunakan pesawat Garuda GA-182. Pihaknya langsung bergerak lakukan pengawalan menuju Gudang Farmasi Dinkes Pemprovsu ,” ujarnya.
Lebih lanjut Heriyono mengatakan, pengawalan tersebut dipimpin Panit 1 Subden Wanteror Detasemen Gegana Iptu Rizky Bimo Anggoro, S.Tr.k. “Pengawalan vaksin berjalan dengan aman dan lancar, Vaksin Sinovac tiba di Gudang Farmasi Dinkes Pemprov Sumut pada pukul 12.20 Wib, dan diterima oleh Bapak Damhuri selaku Pembantu Pengurus Barang Gudang Farmasi Dinkes Pemprovsu,” ungkap Kompol Heriyono.
Vaksin ini nantinya akan didata oleh Pihak Dinkes dan selanjutnya akan di distribusikan ke daerah-daerah yang akan menerima vaksinasi. “Nantinya akan dibagi sesuai dengan instruksi oleh pemerintah pusat agar masyarakat mendapatkan vaksinasi sebagai anti bodi pencegahan Covid-193 , pungkasnya.
Stok Aman
Sementara, Bio Farma memastikan stok vaksin saat ini mencukupi dan sedang dipercepat distrisbusi dan produksinya. “Pemerintah terus mempercepat distribusi vaksin Covid-19 ke seluruh pelosok daerah. Stok di pusat (Bio Farma) aman, itu yang dikawal cepat proses produksi dan distribusinya untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok,” ujar Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto, dalam keterangan tertulis Kamis (29/7).
Ia menjelaskan, stok vaksin dipastikan aman setelah kedatangan 21,2 juta dosis dalam bentuk bulk atau bahan baku produksi Sinovac di Jakarta pada Selasa (27/7). Dengan demikian total vaksin bulk yang telah diterima Indonesia menjadi 144,7 juta dosis vaksin yang setelah diolah Bio Farma diperkirakan menjadi sekitar 117,3 juta dosis vaksin bentuk jadi.
“Apabila ditambah dengan vaksin jadi yang telah datang, total vaksin yang dimiliki Indonesia kombinasi vaksin dalam bentuk bulk dan vaksin jadi sebanyak 173,1 juta dosis vaksin. Dan rencananya pada Agustus 2021 nanti Indonesia akan kembali kedatangan vaksin COVID-19 sebanyak 45 juta dosis yang terdiri dari Sinovac, AstraZeneca, Moderna dan Pfizer,” katanya.
Bambang memaparkan, per 27 Juli, Bio Farma telah mendistribusikan 80 juta dosis vaksin ke 34 provinsi di Indonesia dengan rincian Vaksin CoronaVac (Vaksin Jadi merek Sinovac) sebanyak 3 juta dosis, Vaksin Covid-19 (Vaksin produksi Bio Farma dari bahan baku Sinovac) sebanyak 65,7 juta, dan AstraZeneca sebanyak 11,3 juta. “Jumlah itu belum termasuk vaksin Moderna dan Sinopharm (Vaksin Gotong Royong),” katanya.
Terkait distribusi vaksin, lanjutnya, pemerintah mempertimbangkan tingkat risiko setiap wilayah. Sehingga, pembagiannya pun akan berbeda-beda bagi setiap daerah. (prn/dtc)