28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Bongkar Mesin Sendiri, Mandi di SPBU

Pengalaman Touring Komunitas Volkswagen Owner Family Medan

Komunitas Volkswagen Owner Family  di kota Medan beranggotakan 40 orang. Pecinta  mobil tua buatan tahun 1957 sampai 1979 itu sering melakukan touring dan melakukan baksti sosial ke sejumlah daerah mulai dari Aceh sampai Mataram.

M Sahbainy Nasution, Medan

KOMUNITAS VW: Komunitas Volkswagen Owner Family foto bersama.//sahbaniny/sumut pos
KOMUNITAS VW: Komunitas Volkswagen Owner Family foto bersama.//sahbaniny/sumut pos

Pecinta mobil buatan Jerman itu di Kota Medan memang sudah sedikit. Di Kota Medan komunitas mobil keluarga itu sering kumpul-kumpul di Lapangann
Merdeka, tepatnya di depan Bank Mandiri setiap malam minggu. Biasanya saat ngumpul mereka menggelar  tikar sambil bercerita pengalaman, pendidikan, bisnis dan sebagainya.

Ketua Volkswagen Owner Family, Budi mengatakan, komunitas ini berdiri pada tahun 2004. Awalnya, kata Budi, komunitas ini orang-orang yang hobi mobil VW kumpul-kumpul kemudian  membentuk komunitas.

Budi mengatakan sebelum mereka membuat komunitas ini sudah ada terbentuk komunitas yang namanya Volkswagen Sumatera Utara. Pada saat itu komunitas tersebut mati suri.

“Akhirnya kita hidupkan lagi dengan nama Volkswagen Owner Family,” ucapnya.

Menurut Budi, pecinta Volkswagen menyebar di daerah Sumut mulai dari Asahan, Rantauprapat, Langkat, Pematangsiantar dan Medan. Anggota mulai dari wirausaha, pegawai negeri sipil (PNS), karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, mahasiswa dan lainnya.
Kegiatan yang dilakukan, kata Budi, selain ajang silaturahmi, touring serta melakukan bakti sosial.
“Walaupun mobil tua masih bisa sampai Aceh dan Mataram,” katanya.

Budi menceritakan, mengendarai mobil VW merupakan kenikmatan tersendiri dan tantangan,  pengalaman yang tak terlupakan saat perjalanan ke Mataram yang membutuhkan waktu selama tiga minggu. Saat itu mereka melakukan perjalanan dari menginap di mobil, mandi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sampai saat perjalanan turun mesin dan bahkan mobil mereka juga disulap menjadi dapur .

“Kalau bocor ban itu sudah tak terhingga, sampai mobil saya turun mesin dan saat itu langsung diperbaiki sendiri di daerah Lampung,” katanya.
Menurut Budi, touring sudah menjadi agenda tiap tahun serta tiap tahun juga dilakukan jambore nasional. Bukan hanya perjalanan jauh sampai ke provinsi lain tapi mengelilingi Sumut juga sering mereka lakukan seperti Sigura-gura, Danau Toba, Berastagi, Sibolga, Nias, Tapsel dan lainnya. Selain touring  juga ada kegiatan bakti sosial (baksos) seperti sunat massal, buka puasa bersama dengan anak panti asuhan, dan memberikan bantuan  kepada orang yang membutuhkan.

“Ke depannya kita akan mengadakan jambore nasional di Cirebon,”ucapnya.
Arianto, anggota Volkswagen Owner Familly mengatakan, sangat senang adanya komunitas itu, selain ngumpul dan touring bersama juga melakukan bakti sosial.

Dalam pengalaman touring, Arianto mengaku, sudah banyak daerah yang didatanginya sepeti Bangka Belitung, Palembang, Padang, “Dan pada saat touring ke Aceh tepatnya di titik nol kita diberikan sertifikat oleh Wali Kota Sabang,” katanya. (*)

Pengalaman Touring Komunitas Volkswagen Owner Family Medan

Komunitas Volkswagen Owner Family  di kota Medan beranggotakan 40 orang. Pecinta  mobil tua buatan tahun 1957 sampai 1979 itu sering melakukan touring dan melakukan baksti sosial ke sejumlah daerah mulai dari Aceh sampai Mataram.

M Sahbainy Nasution, Medan

KOMUNITAS VW: Komunitas Volkswagen Owner Family foto bersama.//sahbaniny/sumut pos
KOMUNITAS VW: Komunitas Volkswagen Owner Family foto bersama.//sahbaniny/sumut pos

Pecinta mobil buatan Jerman itu di Kota Medan memang sudah sedikit. Di Kota Medan komunitas mobil keluarga itu sering kumpul-kumpul di Lapangann
Merdeka, tepatnya di depan Bank Mandiri setiap malam minggu. Biasanya saat ngumpul mereka menggelar  tikar sambil bercerita pengalaman, pendidikan, bisnis dan sebagainya.

Ketua Volkswagen Owner Family, Budi mengatakan, komunitas ini berdiri pada tahun 2004. Awalnya, kata Budi, komunitas ini orang-orang yang hobi mobil VW kumpul-kumpul kemudian  membentuk komunitas.

Budi mengatakan sebelum mereka membuat komunitas ini sudah ada terbentuk komunitas yang namanya Volkswagen Sumatera Utara. Pada saat itu komunitas tersebut mati suri.

“Akhirnya kita hidupkan lagi dengan nama Volkswagen Owner Family,” ucapnya.

Menurut Budi, pecinta Volkswagen menyebar di daerah Sumut mulai dari Asahan, Rantauprapat, Langkat, Pematangsiantar dan Medan. Anggota mulai dari wirausaha, pegawai negeri sipil (PNS), karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, mahasiswa dan lainnya.
Kegiatan yang dilakukan, kata Budi, selain ajang silaturahmi, touring serta melakukan bakti sosial.
“Walaupun mobil tua masih bisa sampai Aceh dan Mataram,” katanya.

Budi menceritakan, mengendarai mobil VW merupakan kenikmatan tersendiri dan tantangan,  pengalaman yang tak terlupakan saat perjalanan ke Mataram yang membutuhkan waktu selama tiga minggu. Saat itu mereka melakukan perjalanan dari menginap di mobil, mandi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sampai saat perjalanan turun mesin dan bahkan mobil mereka juga disulap menjadi dapur .

“Kalau bocor ban itu sudah tak terhingga, sampai mobil saya turun mesin dan saat itu langsung diperbaiki sendiri di daerah Lampung,” katanya.
Menurut Budi, touring sudah menjadi agenda tiap tahun serta tiap tahun juga dilakukan jambore nasional. Bukan hanya perjalanan jauh sampai ke provinsi lain tapi mengelilingi Sumut juga sering mereka lakukan seperti Sigura-gura, Danau Toba, Berastagi, Sibolga, Nias, Tapsel dan lainnya. Selain touring  juga ada kegiatan bakti sosial (baksos) seperti sunat massal, buka puasa bersama dengan anak panti asuhan, dan memberikan bantuan  kepada orang yang membutuhkan.

“Ke depannya kita akan mengadakan jambore nasional di Cirebon,”ucapnya.
Arianto, anggota Volkswagen Owner Familly mengatakan, sangat senang adanya komunitas itu, selain ngumpul dan touring bersama juga melakukan bakti sosial.

Dalam pengalaman touring, Arianto mengaku, sudah banyak daerah yang didatanginya sepeti Bangka Belitung, Palembang, Padang, “Dan pada saat touring ke Aceh tepatnya di titik nol kita diberikan sertifikat oleh Wali Kota Sabang,” katanya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/