30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Isu Etnis dan Agama Masih Primadona

Panggung kampanye Pilgubsu 2013 diprediksi menjadi ajang umbar isu-isu etnis. Isu-isu substansif seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, nelayan, dan hal-hal lain yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat diperkirakan akan lebih banyak terabaikan.

PENGAMAT politik Sabar Sitanggang menyebutkan, tanda-tanda para pasangan cagub-cawagub bakal lebih banyak jualan isu etnis, sudah terlihat jelas sejak masa penetapan cagub-cawagub. Dimana, komposisi etnisitas menjadi pertimbangan utama.

“Bisa dilihat misalnya, cagub mengincar pasangan cawagub dari etinis Jawa. Ini karena suara dari etnis Jawa sangat signifikan,” ujar Sabar Sitanggang kepada koran ini di Jakarta, kemarin (29/11).  Lebih lanjut, doktor sosiologi jebolan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, para cagub-cawagub akan menggarap isu etnis lantaran mayoritas masyarakat Sumut masih tergolong masyarakat tradisional.

“Hanya 10 persen yang rasional. Selebihnya, 80 hingga 90 persen masih tradional, yang hanya bisa didekati dengan isu-isu pinggiran, bukan substansial. Yang mayoritas ini masih bicara etnisitas,” terang dia.

Dikatakan, penggarapan isu etnis itu tidak salah karena merupakan realitas sosial yang harus dihadapi. Terlebih demokrasi juga selalu bicara soal keterwakilan. Namun, jika tidak hati-hati, isu etnis yang sensitif ini bisa memicu konflik sosial. Dia berharap, meski isu etnis digarap,  isu substansial harus digeber.  Kendati pemilih rasional diperkirakan sekitar 10 persen, tapi  mereka adalah representasi masyarakat kritis dan moderen. (sam)

Panggung kampanye Pilgubsu 2013 diprediksi menjadi ajang umbar isu-isu etnis. Isu-isu substansif seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, nelayan, dan hal-hal lain yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat diperkirakan akan lebih banyak terabaikan.

PENGAMAT politik Sabar Sitanggang menyebutkan, tanda-tanda para pasangan cagub-cawagub bakal lebih banyak jualan isu etnis, sudah terlihat jelas sejak masa penetapan cagub-cawagub. Dimana, komposisi etnisitas menjadi pertimbangan utama.

“Bisa dilihat misalnya, cagub mengincar pasangan cawagub dari etinis Jawa. Ini karena suara dari etnis Jawa sangat signifikan,” ujar Sabar Sitanggang kepada koran ini di Jakarta, kemarin (29/11).  Lebih lanjut, doktor sosiologi jebolan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, para cagub-cawagub akan menggarap isu etnis lantaran mayoritas masyarakat Sumut masih tergolong masyarakat tradisional.

“Hanya 10 persen yang rasional. Selebihnya, 80 hingga 90 persen masih tradional, yang hanya bisa didekati dengan isu-isu pinggiran, bukan substansial. Yang mayoritas ini masih bicara etnisitas,” terang dia.

Dikatakan, penggarapan isu etnis itu tidak salah karena merupakan realitas sosial yang harus dihadapi. Terlebih demokrasi juga selalu bicara soal keterwakilan. Namun, jika tidak hati-hati, isu etnis yang sensitif ini bisa memicu konflik sosial. Dia berharap, meski isu etnis digarap,  isu substansial harus digeber.  Kendati pemilih rasional diperkirakan sekitar 10 persen, tapi  mereka adalah representasi masyarakat kritis dan moderen. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/